Frits menegaskan bahwa ruang demokrasi di Indonesia terbuka luas, namun harus dimanfaatkan dengan bijak. Demonstrasi katanya, tidak boleh berubah menjadi tindakan yang justru merusak tatanan sosial. Sebaliknya, aksi seperti yang dilakukan Cipayung Plus Jayapura merupakan bukti bahwa demokrasi bisa berjalan harmonis antara rakyat, pemerintah, dan aparat keamanan.
“Demonstrasi adalah bagian dari hak warga negara. Tetapi hak itu juga datang dengan tanggung jawab. Cipayung Plus Jayapura sudah menunjukkan bagaimana aspirasi disampaikan secara terorganisir, dengan menghormati hukum, serta tetap menjaga situasi tetap aman dan kondusif,” tegasnya.
Aksi Cipayung Plus Kota Jayapura kali ini pun menambah daftar panjang gerakan mahasiswa di Papua yang mampu menghadirkan kritik konstruktif bagi pemerintah dan aparat, tanpa harus menimbulkan ketegangan di tengah masyarakat.
“Kami berharap pola ini dapat terus dijaga dan menjadi inspirasi bagi daerah lain di Indonesia,” pungkas Frits. (rel/tri)
Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos
BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS https://www.myedisi.com/cenderawasihpos
Kesempatan tersebut dilakukan Wakil Bupati Jayapura, Haris R. Yocku, saat memimpin apel pagi bersama jajaran…
Peluncuran ini menjadi realisasi nyata program unggulan yang digagas Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, di…
Bupati Jayawijaya Atenius Murib, SH, MH menyatakan pameran ini merupakan awal yang baik untuk meningkatkan…
DPRP Papua Selatan juga akan membahas 4 Raperdasi dan Raperdasus non APBD yakni Raperda rencana…
pada periode musim hujan (Monsun Asia) saat ini, potensi peningkatan intensitas hujan cukup tinggi di…
Bupati Biak Numfor Markus Octovianus Mansnembra, SH.,MM mengatakan, Pemerintah Kabupaten Biak Numfor terus berkoodinasi dan…