Categories: FEATURES

Warga Berduka Makin Susah, Ziarah saja Tidak Bisa Apalagi Untuk Pemakaman

Dampak TPU Buper Waena yang Genap Satu Bulan Dipalang

Sejak tanggal 23 Desember 2024 Tempat Pemakaman Umum  (TPU) di Buper Waena dipalang pemilik ulayat. Artinya, sudah satu bulan warga berduka  kesulitan untuk menguburkan jenazah keluarganya. Kini warga terpaksa menggunakan TPU yang ada di wilayah Koya, selain jaraknya yang sangat jauh biayanya juga cukup tinggi.

Laporan:  Robert Mboik-Jayapura

Masyarakat yang tinggal di wilayah Kota Jayapura saat ini sudah mulai resah terutama sehubungan dengan pemanfaatan tempat pemakaman umum. Sebelumnya warga muslim dan Kristen sudah memiliki tempat pemakaman khusus yang disiapkan oleh pemerintah kota Jayapura di Buper Waena.

    Namun sejak 23 Desember 2024 hingga saat ini, TPU tersebut sudah tidak bisa difungsikan lagi, karena dipalang pemilik ulayat. Tidak hanya itu, warga juga tidak bisa lagi melakukan ziarah di pemakaman keluarga dan kerabat akibat pemalangan tersebut.

   Pemalangan ini tentunya juga menjadi keprihatinan dari para  ketua atau pengurus paguyuban yang ada di Kota Jayapura. Sebab, bila ada warganya yang meninggal, tentunya dari pihak paguyuban juga berupaya membantu meringankan duka dari  warganya, termasuk untuk mencari atau mengurus pemakaman dari warganya ini.  Cendrawasih Pos mewawancarai dua ketua paguyuban yang ada di wilayah Kota Jayapura.

Pertama ketua HKJM Kota Jayapura, H. Sarminanto, ia mengaku sangat menyayangkan masalah itu, karena berdampak langsung kepada masyarakat. Dia mengaku akibat kesulitan tersebut masyarakat saat ini terpaksa menggunakan TPU yang ada di wilayah Koya Barat.

   “Itu terpaksa, karena tidak mungkin ada jenazah tidak dimakamkan,” katanya.

  Semestinya pihak adat dan juga pemerintah membahas masalah ini kemudian tidak harus menutup TPU tersebut. Dia mengatakan sejauh ini bagi masyarakat yang memanfaatkan TPU itu juga selalu memberikan biaya atau dana kepada pihak adat, di luar kewajiban yang sudah dilakukan atau diselesaikan oleh pemerintah.

   Namun untuk saat ini, pihaknya sudah menggunakan TPU di wilayah Koya Barat dengan mengeluarkan biaya yang cukup mahal, di mana untuk satu pemakaman bisa mengeluarkan dana hampir mendekati Rp 5 juta.

   “Masyarakat duka ini kan orang susah, pasti ada acara berkepanjangan. Ada hari ketiga hari ketujuh hari kesekian, masih membutuhkan biaya. Kalau harus mengeluarkan biaya yang besar sampai harus ke Muara Tami. ini tidak menjembatani, negara tidak hadir,”katanya.

Page: 1 2

Juna Cepos

Recent Posts

Akademisi: Pelanggaran HAM di Papua Dibiarkan Pemerintah

Menurut profesor pelanggaran HAM terjadi ketika yang kuat menindas yang lemah. seperti halnya terjadi di…

1 hour ago

Akademisi Ingatkan Soal Reklamasi di Lokasi Tambang

Ia menjelaskan bahwa agenda akhir pekan kemarin tidak hanya reboisasi melainkan juga melaksanakan praktek menguji…

2 hours ago

Tidur Diwarung, Dua Sopir Truk Dibacok Pria Misterius

Mirisnya dari penganiayaan secara brutal ini salah satu sopir dinyatakan meninggal dunia sedangkan satunya lagi…

3 hours ago

Jaga Marwah Rakyat, PDIP Papua Pastikan di Luar Pemerintahan

"Dalam Pemilu, rakyat Papua berharap saya menjadi gubernur. Namun karena proses politik tidak berjalan sesuai…

4 hours ago

Akhir Pelarian Tersangka Penipuan

Lanjut dikatakan Kapolres, yang bersangkutan ternyata juga menjadi buronan di sejumlah Polda di luar Mimika,…

11 hours ago

Danau Sentani Punya Potensi Besar Dongkrak Pariwisata Kabupaten Jayapura

Gantang menjelaskan, destinasi wisata pantai kini dimiliki hampir di setiap daerah. Karena itu, daerah perlu…

15 hours ago