Categories: FEATURES

Noken Bukan Tentang Tas Tapi Tentang Nilai Budaya

Menelisik Bangunan UPTD Museum Noken yang Sejak Dibangun hingga Kini Minim Perhatian

Dulu pada tahun 2012 Unesco menetapkan noken sebagai warisan budaya dunia tak benda. Semua pejabat tiba-tiba peduli dan menggunakan noken. Kesini- kesini semua lupa bahwa ada hal yang harus dijaga. Museum Noken salah satunya

Laporan: Karolus Daot-Jayapura.

Papua merupakan wilayah di Indonesia bagian Timur yang tak bosan diuntai pada secarcik kertas. Bagaimana tidak, wilayah dengan alam yang rimbun nan sejuk itu memiliki ragam keunikan, salah satu diantaranya adalah hasil kerajinan yaitu noken.

Noken merupakan tas unik tradisional Papua yang terbuat dari serat kulit kayu seperti kayu pohon nenduam, pohon nawa, atau anggrek hutan, serta beberapa kulit kayu lainnya yang digunakan sebagai bahan dasar noken.

Dengan keunikannya, pada tahun 2012 UNESCO resmi tetapkan noken sebagai warisan budaya dunia tak benda. Masuknya noken sebagai warisan budaya dunia mendorong pemerintah Indonesia untuk mendirikan sebuah gedung yang disebut sebagai Musem Noken. Gedung yang cukup megah ini dibangun di kawasan Ekspo Waena, Distrik Heram, Kota Jayapura pada tahun 2013 silam.

Usai dibangun, setidaknya selama 5 tahun, museum ini kelolah pemerintah pusat dibawah kendali Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Kemudian pada tahun 2018 sampai sekarang pengelolaannya diserahkan kepada pemerintah daerah dibawa kendali Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Papua.

Tujuan utama dibangunnya museum tersebut untuk mempromosikan kepada khalayak luas, bahwasannya noken yang dijadikan sebagai warisan dunia tak benda itu, mempunyai nilai  sejarah dan budaya. Sehingga penting dijaga guna untuk diwariskan kepada anak cucu orang Papua.

Adapun benda bersejarah itu dikoleksi masing masing keterwakilan dari 7 wilayah adat yang ada di Papua, meliputi Wilayah adat Mamta, Saireri, Animha, La Pago, Mee Pago, Domberai, dan Wilayah Adat Bomberai. Hanya kesini – kesini bisa dibilang museum ini sempat mangkrak. Tidak ada aktifitas, tak terawat, mulai rusak dan mirip bangunan modern yang berada di tempat kumuh.

Page: 1 2 3

Juna Cepos

Share
Published by
Juna Cepos

Recent Posts

Buronan Interpol Dewi Astutik Ditangkap di Kamboja

Jauh sebelum penangkapan tersebut, Kepala BNN Komjen Suyudi Ario Seto sudah menyusun langkah taktis dan…

20 hours ago

Gubernur: Jangan Ganggu Cycloop!

  Namun, jika sudah terlanjur gundul. Melalui program pemerintah, pihaknya akan melakukan penanaman kembali sebagai…

21 hours ago

Kolam yang Dulu Terisi Air Bening Menyegarkan, Kini Kompleks Terkesan Angker 

  Hanya saja, karena kendala operasional, di mana pemasukan yang tidak sesuai dengan kebutuhan biaya…

1 day ago

Stok di Gudang Bulog Capai 24.158 ton

Kepala Perum Bulog Kanwil Papua Ahmad Mustari, memastikan, beras yang dimiliki Bulog Papua cukup untuk…

1 day ago

Provinsi Papua Masuk Daftar TPID Berkinerja Terbaik 2025

Terkait dengan penghargaan tersebut, Gubernur Papua, Matius D Fakhiri mengaku bahwa apa yang diraih tak…

1 day ago

Pegawai Virtual “Mace Yako” Mulai Layani Masyarakat

Kepala Dukcapil Kota Jayapura, Raymond J.W. Mandibondibo, menjelaskan bahwa Mace Yako merupakan pegawai virtual yang…

1 day ago