Site icon Cenderawasih Pos

Stok Cabai Aman Hingga Ramadan

Pj Gubernur Papua, Ridwan Rumasukun (kedua dari kiri) saat melakukan panen cabai di Arso X, Kampung Intaimelyan, Distrik Skanto, Selasa (20/2) (Erik/ Cepos)

Pj Gubernur Panen Cabai di Keerom, Petani Keluhkan Harga Jual yang Murah

JAYAPURA – Selain harga beras, cabai menjadi salah satu penyumbang naiknya inflasi suatu daerah, dan harga cabai di pasaran diperkirakan akan terus naik sampai bulan suci Ramadan dan idul fitri.

Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Provinsi Papua, Semuel Siriwa, mengatakan stok cabai menurut petani aman sampai Mei dan Juni. “Stok kita aman hingga ramadan. Kita berharap petani bisa kendalikan setiap produksi tanaman mereka di Kabupaten Keerom,” ujarnya.

Sementara itu Pj Gubernur Papua, M Ridwan Rumasukun dan Pj Ketua Tim Penggerak PKK, Linda Onibala panen cabai di Arso 9, Kampung Intaimelyan, Distrik Skanto, Kabupaten Keerom, Selasa (20/2) kemarin.

Ridwan mengatakan, pihaknya memanen cabai 1 hektar dari 10 hektar yang tersedia. Dengan harapan panen yang dilakukan bersama Forkopimda terkait membuat harga di pasar relatif stabil.

“Semoga dengan panen yang dilakukan hari ini membuat harga di pasar relatif stabil,” ucap Pj Gubernur usai panen bersama.

Disinggung harga jual cabai yang murah dari petani, Rumasukun mengaku jika pihaknya sudah membicarakan solusinya dengan Kadis Pertanian setempat.

“Tadi saya bilang pak Kadis kalau bisa kita subsidi dari sini (keerom-red), misalnya harga di petani Rp 25 ribu namun ketika sampai di pasar harganya bisa mencapai Rp 100 ribu/kg. Kenapa tidak kita beli dengan harga Rp 35 ribu/kg atau Rp 40 ribu di petani setelah itu kita bawa ke pasar, hitung hitung ini membantu petani,” ujarnya.

“Dengan begitu harga bisa stabil di pasar dan kita putus rantai distribusinya sehingga haranganya bisa dijangkau masyarakat,” sambungnya.

Dalam kunjungan ke Kampung Intaimelyan, Distrik Skanto, Gubernur mengaku akan membantu beberapa alat kepada para petani di sana seperti Alkon untuk penyiraman tanaman dan cultivator untuk pengolahan tanah.

Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Provinsi Papua, Semuel Siriwa, mengatakan berdasarkan data perkembangan komoditas cabai di Kabupaten Keerom tahun 2024 periode Januari-Februari dengan luas panen 21 Ha cabai rawit dan 10 Ha cabai besar dan keriting.

Luas sedang berbunga 35 Ha untuk cabai rawit dan 29,5 Ha cabai besar dan cabai keriting, luas yang baru ditanam 7,5 Ha cabai rawit dan 14,5 Ha cabai besar/cabai keriting. Luas lahan baru yang disiapkan 30 Ha cabai rawit dan 15 Ha cabai besar dan cabai keriting.

“Stok cabai menurut petani aman sampai Mei dan Juni, stok kita aman hingga ramadan. Kita berharap petani bisa kendalikan setiap produksi tanaman mereka di Kabupaten Keerom,” uajranya.

Lanjut Siriwa, produksi saat ini diperkirakan ada di petani sebanyak 95 ton cabai rawit dan 70 ton cabai besar/cabai keriting. Dengan harga di petani Rp 25 ribu/kg hingga Rp 30 ribu/kg.

Adapun kendala yang dihadapi para petani pada umumnya kekurangan modal dalam hal penyiapan pupuk atau pembelian pupuk, alat pengendalian hama penyakit, kurangnya alat mesin pertanian cultivator dan alkon untuk penyiraman tanaman.

Sementara itu, terkait harga jual cabai yang murah dari petani. Siriwa menyebut perlu adanya intervensi dari pemerintah. “Harus ada intervensi pemerintah dan kita menetapkan harga terendah,” tegasnya.

Kata Siriwa, selain Keerom ada beberapa daerah juga yang akan dikembangkan komoditas cabainya.“9 kabupaten/kota di Papua akan kita kembangkan komoditas tertentu, bahkan di Waropen juga saat ini cabai sedang melimpah,” ucapnya.

Sementara itu, salah satu petani bernama Yeni Sia mengeluhkan harga jual cabai di petani yang begitu murah. Ia mengatakan, harga cabai padang saat ini Rp 15 ribu/kg dan cabai rawit Rp 20 ribu- Rp 25 ribu/kg.

“Kami minta harga ini dinaikkan, jangan ambil di kami dengan harga murah lalu dijual di pasar dengan harga yang mahal. Itu tidak sebanding dengan pekerjaan yang kami lakukan,” pungkasnya. (fia/eri/wen)

Dapatkan update berita pilihan setiap hari dari Cenderawasihpos.jawapos.com 

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

Exit mobile version