Sebelum program berlangsung, nelayan di Pulau Kosong masih mengandalkan metode tradisional pengeringan ikan, yang sangat bergantung pada cuaca dan rentan terhadap kontaminasi.
“Kini, dengan penerapan sistem penyimpanan bertenaga surya, masa simpan ikan segar bisa meningkat dari satu hari menjadi tiga hingga lima hari,” jelasnya.
Sementara teknologi pengering efek rumah kaca mempercepat dan menstandarkan kualitas produk ikan kering. Pendampingan juga diberikan dalam hal pencatatan keuangan, diversifikasi produk, serta pemasaran digital, agar nelayan mampu memperluas pasar dan meningkatkan nilai jual hasil tangkapan.
Ketua Kelompok Nelayan Pulau Kosong, Hariman, menyambut baik program ini dan dinilai sangat bermanfaat bagi kehidupan masyarakat di daerah tersebut.
“Selama ini kami kesulitan menyimpan dan mengawetkan ikan hasil tangkapan. Dengan adanya teknologi baru ini, kualitas ikan kami tetap terjaga dan bisa dijual dengan harga lebih baik,” ungkap Harimun kepada tim usai pelatihan, Sabtu (30/8) lalu.(kim/tri)
Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos
BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS https://www.myedisi.com/cenderawasihpos
Page: 1 2
Keenam tersangka masing-masing berinisial TE (23), YM (18), BI, YR (22/L), MI (18/P), dan…
Siswa-siswa generasi 2025 tumbuh dalam dunia yang lebih terbuka, media sosial mengajarkan mereka menyampaikan…
Saat ini Persipura masih menempati peringkat ketiga dengan koleksi 23 poin. Mereka terpaut 5 poin…
Iptu Hempy mengatakan bahwa razia ini dilakukan sebagai langkah antisipasi pasca serangkaian aksi pembunuhan yang…
Lanjutnya, kawasan wisata tidak lagi diperbolehkan membawa makanan dari dari luar, melainkan harus membeli dari…
EVP Telkom Regional 5 Amin Soebagyo menjelaskan bahwa komitmen dari Telkom untuk memberikan pelayanan kepada…