Site icon Cenderawasih Pos

Tahun 2024, Targetkan Bebas dari BAB Sembarangan

Bupati Keerom, Piter Gusbager saat menyerahkan secara simbolis bantuan percepatan stop BAB sembarangan di halaman Kantor Bupati Keerom, Kamis (19/10).(FOTO: Eryck / Cepos)

KEEROM – Pemerintah Kabupaten Keerom bekerjasama dengan Unicef dan Yayasan Gapai Harapan Papua resmi meluncurkan program 1.000 jamban, percepatan stop buang air besar sembarangan sebagai upaya pencegahan Stunting di Negeri Tapal Batas, Keerom.

Peluncuran program 1.000 jamban ini berlangsung di halaman Kantor Bupati Keerom, Kamis (19/10), dengan diikuti oleh Bupati Keerom, Piter Gusbager, Kepala Dinas Kesehatan Keerom, dan pejabat Unicef, Yayasan Gapai Harapan Papua serta Kepala Distrik dan Kepala Kampung.

Bupati mengatakan,  Pemkab Keerom telah mengucurkan dana guna mencapai 100 persen stop buang air besar sembarangan. “Tahun 2024, semua kampung harus stop buang air besar sembarangan. Dimana tahun ini harus mencapai 60 persen dan tahun depan kita harus 100 persen,” ungkap Bupati Gusbager kepada awak media.

Bupati Gusbager  berharap program ini mendapat dukungan dari semua pihak. Khususnya kepada para Kepala Distrik dan Kepala Kampung untuk mengajak seluruh masyarakat bisa stop buang air besar sembarangan.

“Saya mau mengajak semua pihak untuk membantu Pemerintah, Kepala Kampung, Kepala Distrik. Kita harus mencapai 100 persen pada tahun 2024 mendatang,” ujarnya.

Sementara itu Direktur Gapai Harapan Papua Evxeksi Erianto mengatakan,  Kabupaten Keerom merupakan kabupaten kedua di Tanah Papua yang meluncurkan program 1.000 jamban setelah Kabupaten Biak.

Dia menyebutkan jika program ini merupakan program nasional yang didukung langsung oleh Bupati Keerom, Piter Gusbager. “Kami tahu kesehatan terhadap lingkungan itu sangat penting sekali. Sekarang gencar bicara stunting tapi kita lupa kita punya lingkungan itu yang mendorong untuk mencegah stunting,” ungkap Erianto.

“Kami mendorong Kabupaten Keerom stop buang air besar sembarangan. Ini kali kedua, nomor dua dimana Kabupaten Biak menjadi pertama. Dan kita harus buktikan bahwa Negeri Tapal Batas juga bisa,” ucapnya.

Dia membeberkan bahwa sampai saat ini baru 23 kampung yang benar-benar stop BAB sembarangan dari total 91 Kampung di Kabupaten Keerom. Mereka akan berupa mencapai 60 persen hingga akhir tahun. (eri/ary)

Exit mobile version