“Kita di Biak juga bisa menghasilkan sapi-sapi besar dan sehat. Sekarang saya punya 22 ekor, dari jenis lokal, Bali, Ongol, hingga metal cross,” ujarnya. Meskipun jantan unggul seperti Rambo sudah tidak ada lagi sejak dikurbankan tahun lalu, ia optimis akan lahir “penerus” Rambo dari peternakannya.
Abdul Rahman sendiri telah menekuni dunia peternakan selama lebih dari satu dekade, setelah sebelumnya bekerja sebagai jagal sapi. Kini, bersama anak-anaknya, ia mengelola kandang dan rutin menjual daging serta sapi kurban, khususnya saat Hari Raya. Tahun ini, ia juga berencana berkurban dua ekor sapi secara pribadi.
Dengan harga rata-rata sapi mencapai Rp30 hingga Rp40 juta, Abdul Rahman mengaku biaya pakan per ekor bisa mencapai Rp2 juta per bulan. Namun, semangat dan dedikasinya tak pernah surut. “Yang penting kerja dengan hati. Insya Allah hasilnya berkah,” tutupnya.(il/wen)
Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos
BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS https://www.myedisi.com/cenderawasihpos
Page: 1 2
Sedangkan tubuhnya masih berada di atas motor Honda Varioa berwarna merah yang posisinya tergeletak di…
“Terkait Hari HAM Sedunia pada, 10 Desember 2025 mendatang, kami KNPB akan melakukan aksi demo…
Abisai menekankan bahwa Korpri adalah wadah pemersatu ASN sebagai bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia.…
Penyerahan tahap II tersebut menandai bahwa penanganan perkara kini sepenuhnya menjadi kewenangan pihak kejaksaan untuk…
Wali Kota menegaskan komitmennya sebagai pemegang kebijakan dan pengambil keputusan di Pemerintah Kota Jayapura. Ia…
Pembentukan satgas ini dinilai sebagai langkah strategis untuk meningkatkan konektivitas nasional, terutama di wilayah-wilayah yang…