Lebih lanjut, Dance mengkritisi fenomena di mana generasi muda Papua yang merantau ke luar daerah lebih mudah mengadopsi bahasa lain, seperti Bahasa Jawa, dibandingkan mempertahankan Bahasa Biak. “Di luar Papua, banyak yang lebih paham bahasa Jawa ketimbang bahasa Indonesia. Sementara di Biak, penutur asli Bahasa Biak sendiri makin sedikit,” ungkapnya.
Sebagai bentuk nyata pelestarian budaya, Dance menyatakan dukungannya terhadap program Seniman Masuk Sekolah (SMS) yang pernah dijalankan bersama Dinas Kebudayaan dan Pariwisata. Program ini, menurutnya, efektif dalam memperkenalkan kembali Bahasa Biak kepada generasi muda melalui pendekatan seni dan pendidikan.
“Kami mendukung penuh program dari Pak Wakil Bupati. Ini bentuk revitalisasi Bahasa Daerah. Kalau tidak dimulai sekarang, kita bisa kehilangan bahasa ibu kita,” tambahnya.(il/wen)
Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos
BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS https://www.myedisi.com/cenderawasihpos
Page: 1 2
Hal ini disampaikan Kapolres Mimika AKBP Billyandha Hildiario Budiman saat ditemui wartawan di Mapolres Mimika,…
Pendapatan tersebut terdiri atas Pendapatan Asli Daerah (PAD) sebesar Rp563 miliar lebih. Pendapatan transfer sebesar…
Menurut Frits, penegakan hukum harus dilakukan secara profesional objektif dan akuntabel, serta menjunjung tinggi nilai-nilai…
Indonesia sendiri meratifikasi kedua kovenan tersebut pada tahun 2006. Menurut Syufi, kedua instrumen tersebut memberikan…
Mereka juga membawa spanduk-spanduk bertuliskan sejumlah tuntutan, seperti “Cabut investasi di Papua”, “Usut tuntas pelanggaran…
Dalam aksinya yang dimulai sekira pukul 10.30-13.30 WIT itu, para pendemo dengan koordinator umum Ambrosius…