Site icon Cenderawasih Pos

Tuntut Hak Politik, OAP di Merauke “Turun ke Jalan”

Aksi demo yang digelar masyarakat asli Papua yang tergabung dalam Forum Komunikasi Lintas Orang Papua di Provinsi Papua di Lingkaran Brawijaya Merauke, Selasa (12/03/2024) (FOTO:Sulo/Cepos)

Tak Miliki Uang, Caleg OAP Bertumbangan

MERAUKE– Seribuan orang asli Papua yang tergabung dalam Forum Komunikasi Lintas Orang Papua di Provinsi Papua Selatan menggelar aksi demo damai di lingkaran Brawijaya Merauke, Selasa (12/03/2024

Sejumlah spanduk yang berisi aspirasi dibawa dan dibentangkan dalam aksi tersebut, diantaranya kembalikan hak politik kami OAP, OAP stop jual harga diri OAP, DKPP Ketua, Komisioner Bawaslu di 4 kabupaten Papua Selatan, Partai Politik harus prioritaskan OAP dan sebagainya.

Orasi dilakukan secara bergantian. Diantaranya Theodor Tawaru. Theodor Tawaru mengatakan bahwa orang Papua memiliki kasih yang sangat besar. Hanya saja kasih yang tulus tersebut sering disalahgunakan.

‘’Karena itu, hari ini terpaksa kami turun ke jalan. Kami turun ke jalan untuk menyuarakan hak-hak politik kami. Karena kami merasa hak-hak politik kami dirampok dan dicuri. Kami sangat mengasihi orang lain yang datang. Kami tidak pernah larang. Silakan mencari nafkah untuk sama-sama kami disini. Tapi, ingat,  kami adalah pemilik hak ulayat. Jangan rampas hak politik kami. Ingat itu,’’ tandas Theodor Tawaru.      

Sementara itu, Cosmas Basik-Basik yang juga Caleg  DPR Kabupaten Merauke yang gagal  melenggang ke Jalan Brawijaya Merauke itu mengaku bahwa  Caleg Orang Asli  Papua bukan tidak bisa terpilih.

Mereka tidak terpilih karena tidak memiliki uang untuk melakukan money politik. Bahkan  secara terang-terangan Cosmas mengaku ada caleg yang menghabiskan uang sampai miliaran rupiah dengan cara bagi-bagi sampai Rp 500 ribu setiap suara. ‘’Bagaimana kami tidak kalah, karena mereka money politik,’’jelasnya.     

Cosmas Basik-Basik mengaku bahwa  aksi yang dilakukan ini untuk menuntut hak politik. Karena negara sudah memberikan UU Otsus yang memberi keberpihakan untuk orang asli Papua. Saudara-saudara nusantara, kata dia, harus memahami hal tersebut, sehingga jangan hak politik juga mau dirampas. ‘’Kasih kesempatan agar kami tidak terus berteriak. Kalau tidak ada keberpihakan kepada orang asli Papua maka kami akan terus berteriak,’’ katanya.

Cosmas  Basik-Basik meminta kepada pembina politik dalam hal ini  Gubernur Papua Selatan dan Bupati Merauke untuk tidak menutup mata soal ini.

Cosmas menambahkan bahwa sejumlah money Politik dilaporkan selama ini diantaranya dfari Jagebob, namun  penanganannya di Bawaslu Kabupaten Merauke tidak jelas hingga sekarang ini.

Victoria Diana Gebze salah satu aktivis perempuan Papua, dalam orasinya mengatakan bahwa hari ini masyarakat asli Papua Selatan turun ke jalan melakukan aksi unjuk rasa karena ada hal yang tidak benar dalam pelaksanaan Pemilu legislatif 2024.

“Kami orang asli Papua Selatan mempunyai hati yang tulus, toleransi yang tinggi untuk menerima siapa saja masyarakat nusantara datang ke tanah ini untuk bersama-sama hidup berdampingan. Kami ingin kedamaian dan kami juga tidak mau ribut bahkan turun jalan seperti ini kalau hak politik kami tidak dirampas,” katanya.

Dia meminta PJ Gubernur Papua Selatan selaku pembina politik di daerah mendengar dan menindak lanjut aspirasi masyarakat asli Papua Selatan tentang hak politik dalam Pemilu 2024.

“Serta Bawaslu dan KPU selaku penyelenggara Pemilu 2024 agar bertanggung jawab terhadap caleg orang asli Papua yang suaranya hilang saat rekapitulasi hasil Pemilu. Dan juga laporan politik uang yang telah dilaporkan ke Bawaslu,” tambah dia.

Dalam aksi  itu, para pendemo ditemui Ketua MRPS Damianus Katayu, Ketua Bawaslu Kabupaten Merauke Agustinus Mahuze dan Ketua KPU Kabupaten Merauke Rosina Kebubun.  (ulo/wen)

Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

Exit mobile version