Categories: BERITA UTAMA

Aroma Nostalgia dari Oven Tua, Jadi Titik Terakhir Sebelum Pulang

Dia mengenang masa transisi pemerintahan kala itu membawa dampak signifikan, pasokan barang dagangan menipis drastis, hingga toko kelontong ini hampir gulung tikar. Namun, di tengah keterbatasan, muncul ide brilian dari sang ibunda, almarhumah Yuliana Giyanti. “Mama mulai membuat roti sedikit demi sedikit, hanya dengan tangan,” ujarnya, menggambarkan perjuangan awal yang serba manual. Modal yang minim tak menyurutkan semangat. Toko Aru merangkak naik perlahan, membeli peralatan seadanya. Ibu Tres masih lekat dalam ingatannya tentang kompor minyak tanah dan oven Butterfly jadul yang kini telah menjadi relik bersejarah.

“Semua produksi awal benar-benar manual. Kami menguleni adonan dengan tangan, memanggang dengan oven Butterfly jadul dan tua itu. Semuanya kami lakukan di sini,” tuturnya, menunjukkan sudut ruangan yang dulunya menjadi dapur sederhana dengan tongkat berjalannya.

Setelah kepergian orang tua, tongkat estafet usaha beralih ke tangan Ibu Thres. Dengan tekad untuk mengembangkan warisan keluarga, ia mulai memodernisasi produksi secara bertahap, membeli mesin-mesin yang lebih сanggih dan modern seiring berjalannya waktu.

“Mama menitipkan pesan untuk meningkatkan produksi dengan membeli perlengkapan yang lebih modern. Nama Toko Aru pun adalah pemberian orang tua, dan kami pertahankan hingga kini,” ungkapnya penuh haru.

Tumbuh dan berkembang perlahan, Toko Aru nyaris tak pernah mengalami gejolak berarti. Rahasianya terletak pada konsistensi dalam menjaga cita rasa otentik resep warisan.

“Resep ini resep jadul dari orang tua, dan kami tidak pernah mengubahnya sampai saat ini,” tegas Ibu Tres. “Kami hanya berusaha mempertahankan rasa dan meningkatkan produksi roti serta kue.”

Menariknya, Ibu Tres tak sungkan berbagi dapur Toko Aru kepada siapa saja yang ingin melihat proses pembuatan. “Tidak ada rahasia khusus. Siapa pun boleh melihat dapur kami. Kami juga tidak menggunakan jasa chef khusus,” katanya sambil tersenyum. Aroma khas Roti Aru yang melegenda inilah yang terus dijaga dan dipertahankan dari generasi ke generasi.

Page: 1 2 3

Juna Cepos

Recent Posts

Korban Kekerasan Seksual Rata-rata Anak dan RemajaKorban Kekerasan Seksual Rata-rata Anak dan Remaja

Korban Kekerasan Seksual Rata-rata Anak dan Remaja

Jumlah tersebut diketahui tidak termasuk dengan laporan korban yang bersifat tidak resmi atau hanya dilakukan…

1 day ago

Bawa 3,9 Kg Ganja, Pemuda Ditangkap di Pelabuhan Jayapura

Kapolresta Jayapura Kota Kombes Pol Fredrickus W. A. Maclarimboen melalui Kasat Resnarkoba AKP Febry V.…

1 day ago

Wali Kota: Tidak Mungkin Buka Jalan Baru

Kondisi ini berdampak langsung terhadap mobilitas masyarakat karena di sejumlah titik mengakibatkan penutupan jalan, baik…

1 day ago

Selain Sosok Ayah yang Ambil Rapor, juga Sajikan Gelar Karya dan Pentas Seni

Pembelajaran semester ganjil Tahun Ajaran 2025/2026 telah usai. Sebagai bentuk pertanggungjawaban kepada orangtua atau wali…

1 day ago

Wali Kota: Natal jadi Momen Untuk Pererat Persatuan Semua Elemen Masyarakat

Tema ini menegaskan makna kehadiran Tuhan dalam kehidupan keluarga dan masyarakat, serta pentingnya kasih sebagai…

2 days ago

Puncak Arus Mudik, Kurang Lebih 1000 Orang Tinggalkan Mimika

Kepala Pelni Cabang Timika, Rachmansyah Chaidir kepada media ini menyampaikan bahwa kapal ini menjadi kapal…

2 days ago