Oleh karena itu, kata dia, persaingan-persaingan suku itu ditentukan oleh sebuah kelompok multikultural, di mana meski mereka memiliki perbedaan latar belakang budaya, tetapi mereka bersinergi untuk membangun sebuah daerah.
Karena itu pentingnya titik sentral pembangunan itu dimulai dari kampung atau pedesaan. Sebab, di pedesaan mereka punya infrastruktur, pendidikan, kemudian latar belakang secara rasional untuk maju itu juga masih sangat minim. Tetapi mereka punya pendidikan-pendidikan kontekstual, atau muatan lokal yang lebih kuat. Walaupun itu lebih bersifat tradisional.
“Oleh karena itu, pembangunan pedesaan ini harus mengikuti tujuan pembangunan desa secara nasional, regional maupun secara global,” katanya.
Kata dia, perlu ada pendidikan dalam konteks proses pemberdayaan masyarakat dalam bidang dana desa, dalam bidang pertanian, peternakan dan lain-lain. Terutama pendidikan di luar sekolah itu harus dilakukan, terutama pendidikan non formal.(roy/tri)
Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos
BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS https://www.myedisi.com/cenderawasihpos
Page: 1 2
Untuk bisa mendapatkan foto dan vidio bagus dengan berlatar belakang gugusan pulau karang di Piaynemo,…
Mantan asisten pelatih Persewar Waropen itu menyebutkan manajemen harus berani melakukan hal serupa saat membangun…
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Jayapura, dr. Anton Mote, mengatakan bahwa pengecekan dilakukan secara langsung di…
Ondoafi Kampung Bambar, Distrik Waibu yang juga Ketua Dewan Adat Suku Sentani (DASS), Orgenes Kaway,…
“Untuk wilayah Numfor, di sana ada 5 distrik dan logistic telah diterima kepala distrik masing-masing,…
Menurutnya ketersediaan beras di Papua Pegunungan itu ditopang oleh dua Perum Bulog, yakni Bulog Wamena…