“Mereka tidak beroperasi melayani penumpang, tetapi justru mengambil solar satu hari bisa dua sampai tiga kali dan kemudian dijual. Inilah yang menyebabkan antrean panjang di SPBU dan sangat mengganggu masyarakat,” ujarnya.
Untuk itu, Wali Kota meminta Pertamina dan seluruh pengelola SPBU di Kota Jayapura agar lebih selektif dan ketat dalam melayani pengisian solar subsidi, terutama melalui penerapan sistem barcode.
“Kepada SPBU yang menjual solar subsidi, saya minta agar lebih selektif lagi menggunakan barcode. Jangan sampai satu mobil bisa mengambil dua sampai tiga kali dalam satu hari,” tegasnya.
Menurut Abisai, secara logika dan perhitungan operasional, pengisian solar subsidi seharusnya cukup untuk digunakan hingga keesokan hari. Jika ada kendaraan yang mengisi berulang kali dalam satu hari, maka patut dicurigai sebagai praktik penjualan BBM ilegal.
“Kalau satu kali isi itu bisa dipakai sampai besok, kenapa harus ambil sampai tiga kali? Berarti dia jual. Ini yang menyebabkan antrean mobil panjang di SPBU,” katanya.
Diantara celah-celah pepohonan sagu yang berduri, berdiri sejumlah anak muda di Jayapura dan Kabupaten Jayapura…
Pares menyebut, optimalisasi pengelolaan parkir dan objek wisata sangat penting untuk mendongkrak PAD Kota Jayapura.…
Sebagai informasi dilantiknya Hanuebi menjadi wakil ketua III DPR Kota Jayapura menjadi langkah penting dalam…
Kampung Kayu Batu juga melengkapi gelar juara mereka setelah kiper Seva Ananda dinobatkan sebagai kiper…
Di balik hiruk-pikuk lorong rumah sakit, pelayanan kesehatan sejatinya bukan hanya soal prosedur medis, tetapi…
Kongres yang dihadiri perwakilan PSSI Pusat tersebut dipimpin langsung Wakil Ketua Asprov PSSI Papua Selatan…