Dedikasinya ini tampak tidak hanya menjadi sumber penghidupan bagi dirinya, tetapi juga motivasi bagi anak-anak muda di kawasan itu. Dimana awalnya hanya ia seorang diri, tapi kini ada enam orang yang bekerja sebagai tukang angkut. Mereka menawarkan jasa angkut dari jalan raya hingga ke rumah-rumah warga di bukit.
“Tapi memang pekerjaan inikan tidak ada jaminanan bulanan, jadi kalau lagi rejeki bisa dapat uang tapi kalau tidak ya pulang kosong,” tuturnya.
Kehidupan di Perbukitan Barisan adalah cerminan ketangguhan dan solidaritas masyarakat. Dengan segala suka dan dukanya, mereka mampu beradaptasi dan saling mendukung untuk bertahan, membuktikan bahwa di balik setiap tantangan, selalu ada cerita indah yang bisa dikenang. (*/tri)
Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos
BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS https://www.myedisi.com/cenderawasihpos
“Nanti kita akan rapat dengan manajemen dan tim pelatih lain, kira-kira mana posisi yang perlu…
Tito menegaskan tiga tugas pokok Komite Eksekutif Percepatan Pembangunan Otonomi Khusus Papua, yakni melakukan sinkronisasi…
Nixon menegaskan, Penyidik Kejaksaan Tinggi Papua dalam menangani perkara PON XX Papua selalu transparan dan…
Natal Gabungan Pemda, DPRK, TNI-Polri, Denominasi Gereja dan Organisasi Masyarakat serta seluruh masyarakat Kabupaten Puncak…
Kata Ruslan, sejak Januari hingga Desember 2025, BNNK Mimika telah menangani lebih dari 20 pasien…
Prestasi itu, ujar Kapolri, menjadi apresiasi sekaligus tantangan dan tanggung jawab bagi seluruh jajaran untuk…