Site icon Cenderawasih Pos

Menilik Sejarah Panjang Bangunan Museum Sumpah Pemuda, Pernah Alih Fungsi

Pengunjung menyaksikan diorama Kongres Pemuda kedua di Museum Sumpah Pemuda, Jakarta, Jumat (28/10/2022). Museum tersebut mengadakan sejumlah kegiatan untuk memperingati Hari Sumpah Pemuda seperti upacara peringatan, lokakarya belajar bermain angklung, membatik serta lintas sejarah Sumpah Pemuda untuk membangun karakter generasi muda. Foto: Dery Ridwansah/ JawaPos.com

SALAH  satu saksi sejarah Sumpah Pemuda adalah Museum Sumpah Pemuda. Museum Sumpah Pemuda yang terletak di DKI Jakarta berdiri sejak tahun 1937 hingga sekarang.

Sebelum menjadi Musem seperti saat ini, bangunan ini pernah menjadi tempat kegiatan lain dengan nama gedung yang berbeda-beda sepeti rumah sewa para pelajar, toko bunga hingga hotel Hersia.

Dilansir dari web resmi Museum Sumpah Pemuda, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, berikut sejarah bangunan Museum Sumpah pemuda sejak tahun 1908.

1. Commensalen Huis, 1908

Berdasarkan catatan yang ada, Museum Sumpah Pemuda pada awalnya adalah rumah tinggal milik Sie Kong Lian, seorang bangsawan Tionghoa. Gedung ini didirikan pada permulaan abad ke-20.

Sejak 1908 Gedung yang disebut Gedung Kramat ini disewa oleh pelajar Stovia (School tot Opleiding van Inlandsche Artsen) dan RS (Rechtsschool) sebagai tempat tinggal dan belajar. Saat itu tempat ini dikenal dengan nama Commensalen Huis.
Mahasiswa yang pernah tinggal di sana berjumlah 20 orang. Mereka adalah Muhammad Yamin, Amir Sjarifoedin, Soerjadi (Surabaya), Soerjadi (Jakarta), Assaat, Abu Hanifah, Abas, Hidajat, Ferdinand Lumban Tobing, Soenarko, Koentjoro Poerbopranoto, Mohammad Amir, Roesmali, Mohammad Tamzil, Soemanang, Samboedjo Arif, Mokoginta, Hassan, dan Katjasungkana.

2. Indonesische Clubhuis/Clubgebouw, 1927

Sejak tahun 1927 Gedung Kramat 106 digunakan oleh berbagai organisasi pergerakan pemuda untuk melakukan kegiatan pergerakan. Bung Karno dan tokoh-tokoh Algemeene Studie Club Bandung sering hadir di Gedung Kramat 106 untuk membicarakan format perjuangan dengan para penghuni Gedung Kramat 106.

Di gedung ini pernah diselenggarakan kongres Sekar Roekoen, Pemuda Indonesia, PPPI. Gedung ini juga menjadi sekretariat PPPI dan sekretariat majalah Indonesia Raja yang dikeluarkan PPPI.

Mengingat digunakan berbagai organisasi, maka sejak tahun 1927 Gedung Kramat 106 yang semula bernama Langen Siswo diberi nama Indonesische Clubhuis atau Clubgebouw (gedung pertemuan).

3. Gedung Sumpah Pemuda, 1928

Pada 15 Agustus 1928, di gedung ini diputuskan akan diselenggarakan Kongres Pemuda Kedua pada Oktober 1928. Soegondo Djojopuspito, ketua Perkumpulan Perencanaan Pembangunan Indonesia (PPPI), terpilih sebagai ketua kongres.

Kalau pada Kongres Pemuda Pertama telah berhasil diselesaikan perbedaan-perbedaan sempit berdasarkan kedaerahan dan tercipta persatuan bangsa Indonesia, Kongres Pemuda Kedua diharapkan akan menghasilkan keputusan yang lebih maju.

Di gedung ini para pemuda bisa menghasilka keputusan yang lebih maju, yang kemudian dikenal sebagai sumpah pemuda.

Baca Juga: Mengenal Sejarah Singkat Hari Sumpah Pemuda yang Dirayakan Setiap 28 Oktober

4. Rumah tinggal, 1934-1937

Setelah peristiwa Sumpah Pemuda banyak penghuninya yang meninggalkan gedung Indonesische Clubgebouw karena sudah lulus belajar.

Setelah para pelajar tidak melanjutkan sewanya pada tahun 1934, gedung kemudian disewakan kepada Pang Tjem Jam selama tahun 1934 – 1937. Pang Tjem Jam menggunakan gedung itu sebagai rumah tinggal.

5. Toko Bunga, 1937-1948

Pada tahun 1937 – 1951 gedung ini disewa Loh Jing Tjoe dan menggunakannya sebagai toko bunga (1937-1948). Juga: Sejarah dan Makna Logo Hari Sumpah Pemuda, Download Desainnya di Sini!

6. Hotel Hersia, 1948-1951

Dari tahun 1948 – 1951 gedung berubah fungsi menjadi Hotel Hersia.

7. Kantor Inspektorat Bea & Cukai, 1951-1970

Pada tahun 1951 – 1970, Gedung Kramat 106 disewa Inspektorat Bea dan Cukai untuk perkantoran dan penampungan karyawannya.

8. Museum Sumpah Pemuda, 1973-Sekarang

Pada 3 April 1973, Gedung Kramat 106 dipugar Pemerintah daerah DKI Jakarta menjadi Gedung Museum Sumpah Pemuda. Pemugaran selesai 20 Mei 1973.

Gedung Kramat Raya 106 dijadikan Museum karena memiliki sederet perjalanan sejarah dan menjadi saksi dari proses panjang pembentukan semangat perjuangan bagi kemerdekaan Indonesia.

Di tempat dilaksanaannya Kongres Pemuda Kedua ini sekaligus lahirnya Sumpah Pemuda, sendi-sendi dasar persatuan Indonesia didiskusikan, dirumuskan, untuk kemudian diikrarkan.

Museum ini terletak di Jl. Kramat Raya No.106, RT.2/RW.9, Kwitang, Kec. Senen, Kota Jakarta Pusat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 10420.

Bagi kamu yang ingin berkunjung, tapi belum bisa mendatangi lokasi secara langsung, kamu bisa mengunjungi laman berikut ini untuk mendapatkan pengalaman kunjungan ke museum Sumpah Pemuda melalui virtual.

Sumber: kemdikbud.go.id, Museum Sumpah Pemuda        | Jawapos

Exit mobile version