Categories: FEATURES

Bertahan Karena Masih Ada Pelanggan, Terpaksa Tinggal di Kios Demi Keamanan

  Padahal di tengah pasar masih banyak pedagang yang berjualan seperti jualan sembako, sayur dan lainnya, yang bisa dibeli secukupnya,  tidak seperti pasar Sentral Hamadi pengunjung beli dengan jumlah banyak. Tapi  di sini bagi ibu rumah tangga bisa beli sesuai kemampuan keuangan.

  Oleh karena itu, ia berharap untuk kios yang ada di depan yang masih tutup harus segera diaktifkan kembali supaya pasar terlihat ramai dari luar.

   Hal senada juga dikatakan salah satu pemilik usaha jahit di Pasar Rakyat Entrop Ernawati. Ia mengaku masih bertahan menjalankan usaha jahitnya di dalam pasar, karena masih adanya pelanggan yang tahu keberadaan usahanya. Tapi jika tidak ada pelanggan tentu dia tidak akan bertahan menjalankannya usahanya di dalam pasar.

  Ernawati hanya berharap bagaimana upaya pemerintah bisa membuat Pasar Rakyat Entrop  lebih banyak pengunjung, karena jika ada aktivitas di dalam pasar tentu ada perputaran uang pedagang bisa mendapatkan uang dan keuntungan, pengunjung yang berbelanja bisa mendapatkan barang yang dibeli dengan lengkap.

   Namun jika seperti ini kerugian besar bagi pedagang yang berjualan di sana karena hanya mengandalkan pelanggan saja. “Pasar Rakyat Entrop sebenarnya tempatnya strategis karena di sebelahnya ada terminal, dekat dengan pemukiman penduduk, banyak warung makan, cafe, usaha perhotelan tentu membutuhkan kehadiran pasar,  jika pasar ini diaktifkan dengan maksimal tentu pengunjungnya akan banyak yang datang,” pintanya.

  Diharapkan juga untuk pemerintah bisa mendaftar ulang siapa saja pemilik tempat usaha di Pasar Rakyat Entrop dan yang masih aktif berjualan, lalu meminta bagi pemilik kios dan lapak yang belum berjualan untuk segera membuka tempat usahanya dan berjuang supaya bisa kompak, sama-sama menghidupkan keberadaan Pasar Rakyat Entrop.

   Menurutnya, saat ini untuk fasilitas di dalam Pasar Rakyat Entrop juga masih cukup lengkap, karena ada tiga MCK ada yang gratis karena dikelola para pelaku usaha yang tinggal di sana, ada juga yang berbayar karena dikelola pihak tertentu.

   Dan sampai saat ini para pemilik usaha di sana juga masih memberikan kontribusi PAD untuk pemerintah Kota Jayapura, di mana setiap bulannya para pemilik kios seperti dirinya membayar Rp 140 ribu/kios.(*/tri)

Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

Page: 1 2 3

Juna Cepos

Recent Posts

Bupati Jayapura, Serahkan Bantuan Perikanan Tangkap

Menurutnya, semangat para nelayan sangat tinggi, namun sarana yang tersedia selama ini belum memadai. Karena…

14 hours ago

Pemprov Papua Pegunungan Serahkan Dokumen KUA PPAS dan RAPBD 2026 ke Kemendagri

Penjabat Sekretaris Daerah Papua Pegunungan sekaligus Ketua Tim Pengelola Anggaran Daerah (TPAD), Drs.Wasuok Demianus Siep,…

14 hours ago

Penyerapan APBD Masih Tersisa 14 Persen

Menurutnya, seluruh sumber dana, termasuk dana Otonomi Khusus (Otsus), telah masuk. Saat ini pemerintah daerah…

15 hours ago

Pemkot Siap Bangun Alun-Alun Holtekamp

Rapat tersebut dihadiri Kepala Suku Hanuebi, Kepala Suku Merauje, dan Kepala Suku Sibi beserta masyarakat…

16 hours ago

Gereja Tidak Boleh Tutup Mata Terhadap Masalah Sosial

Momentum tersebut turut mendapat perhatian dari Mantan Wali Kota Jayapura, Benhur Tomi Mano (BTM). Ia…

16 hours ago

PUPR Fokus Pasang LPJU di Jalan yang Masih Gelap

Kepala Dinas PUPR Kota Jayapura, Asep Khalid, mengungkapkan bahwa sepanjang tahun 2025 pihaknya telah memasang…

17 hours ago