Categories: FEATURES

Dari Alasan Tak  Punya Rumah hingga Keamanan, Lapak Pasar Jadi Tempat Tinggal

Melihat Kondisi Pasar Otonom Kotaraja yang Sudah Berulang Kali Ditertibkan

Meski penertiban kawasan pasar terus dilakukan, namun pedagang kerap kali masih membandel. Pasar Youtefa yang seharusnya dimanfaatkan untuk berdagang, justru lapaknya ada yang beralih fungsi sebagai ‘tempat tinggal’.

Laporan: Jimianus Karlodi_Jayapura

Lapak di bagian belakang pasar Otonom yang dijadikan tempat tinggal sebenarnya juga sudah menjadi perhatian serius saat Sidak Wali Kota Abisai Rollo beberapa waktu lalu. Bahkan, dalam sidaknya sebelum bulan puasa beberapa waktu lalu, Wali Kota juga sudah meminta agar dilakukan penertiban fungsi lapak di pasar Otonom ini.

   Namun dari penelusuran Cenderawasih Pos, Selasa (13/5) kemarin, di bagian belakang pasar tradisional tersebut masih terlihat  lapak-lapak menjadi tempat istirahat pedagang.

  Lapak yang berukuran sekitar 3×4 meter dengan dinding kayu itu dihuni sekeluarga 3-4 orang. Sedangkan untuk mandi, biasanya para pedagang menggunakan toilet di luar dengan biaya Rp 5.000 – Rp 20.000 sekali pakai.

  “Kebanyakan yang tinggal di sini orang-orang yang angkat-angkat (kuli angkut) sayuran, dan pedagang lainnya yang tidak memiliki rumah pribadi,” kata  salah satu pedagang di Pasar Youtefa yang enggan menyebutkan namanya.

  Menurutnya, para kuli angkut yang memilih bertempat tinggal di dalam pasar harus membayar uang sewa, namun ia tidak menjelaskan secara detail terkait dengan biaya sewanya. Uang tersebut dibayarkan pada pemilik lapak.

  “Mereka sewa juga kepada petugas pasar. Untuk jumlahnya saya tidak tahu pasti,” ungkapnya.

  Tak hanya itu, faktor kebersihan dalam pasar sangat kurang, terlihat dari lantai pasar yang berlumpur dan tumpukan sampah sayur busuk sehingga menimbulkan bau tidak enak.

Tak hanya itu, jalan setiap gang pasar terlihat tertimbun air dan berlumpur. Kondisi itu juga yang menjadikan salah satu alasan sebagian pedagang menggelar dagangannya di luar area pasar

  “Kalau siang agak jarang jual di luar. Beda kalau pagi mulai pukul 06.00 WIT dan sore mulai pukul 16.00 WIT sampai jualannya habis. Satu-dua orang masih jualan di luar pasar bahkan di jalan depan,” kata pedagang tersebut.

  Di tempat yang sama, Dina (34) pedagang Bahan pokok (Bapok) membantah jika di pasar Otonom terdapat lapak yang dimanfaatkan oleh oknum orang untuk dijadikan kos-kosan.

“Kalau digunakan untuk kos-kosan tidak ada, kalau dijadikan tempat tinggal mungkin ada, karena mereka harus menjaga keamanan dagangannya barangkali,” jelas Dina ketika dikonfirmasi Cenderawasih Pos, Selasa (13/5).

Page: 1 2

Juna Cepos

Share
Published by
Juna Cepos

Recent Posts

Presiden Bisa Mengintervensi Langsung Pembangunan Papua

Tito menegaskan tiga tugas pokok Komite Eksekutif Percepatan Pembangunan Otonomi Khusus Papua, yakni melakukan sinkronisasi…

4 hours ago

Kejati Bantah Ada Praktik Jadikan Tersangka ATM Berjalan

Nixon menegaskan, Penyidik Kejaksaan Tinggi Papua dalam menangani perkara PON XX Papua selalu transparan dan…

5 hours ago

Wabup Puncak: Damai Natal Harus Betul-betul Dimaknai

Natal Gabungan Pemda, DPRK, TNI-Polri, Denominasi Gereja dan Organisasi Masyarakat serta seluruh masyarakat Kabupaten Puncak…

6 hours ago

Pakai Narkoba, Puluhan Pelajar Direhabilitasi ke Makassar

Kata Ruslan, sejak Januari hingga Desember 2025, BNNK Mimika telah menangani lebih dari 20 pasien…

7 hours ago

Polri Raih Peringkat Pertama Keterbukaan Informasi Publik

Prestasi itu, ujar Kapolri, menjadi apresiasi sekaligus tantangan dan tanggung jawab bagi seluruh jajaran untuk…

16 hours ago

Menko Usul Kerja Dimana Saja pada Akhir Tahun

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan usulan kebijakan work from anywhere (WFA) pada 29,…

17 hours ago