Site icon Cenderawasih Pos

Massa Ricuh, Sejumlah Bangunan Dibakar

25 unit bangunan di perumahan Korem 172/PWY Bucend III Waena ikut dibakar oleh massa Kamis (28/12) kemarin. (FOTO: GAMEL/CEPOS )

JAYAPURA-Kekhawatiran tentang terjadinya kericuhan saat pengantaran jenazah mantan Gubernur Papua Lukas Enembe, dari Bandara Sentani ke Stakin, lalu ke kediamannya di Koya Tengah Kota Jayapura akhirnya terbukti.

Tanda-tanda bakal terjadi insiden kericuhan dimulai  dari desakan masyarakat, dan mahasiswa untuk mengarak jenazah Lukas Enembe dari VIP room bandara Sentani menuju ke Lapangan Stakin Sentani sekira pukul 10.00 WIT.

Dari Pantauan wartawan  di Bandara Sentani, kelompok mahasiswa dan masyarakat Orang Asli Papua yang berjumlah ratusan orang  meminta pengantaran jenazah Lukas Enembe harus dilakukan dengan jalan kaki menuju ke Lapangan Stakin Depan Batalion 751/R Sentani, Kabupaten Jayapura, untuk disemayamkan sebentar sebelum di makamkan di Koya Tengah, Distrik Muara Tami Kota Jayapura.

  Selain itu, mereka juga meminta selama mengantarkan jenazah Lukas Enembe aktivitas pertokoan minta ditutup sementara untuk menghargai dan menghormati  jenazah Lukas Enembe.

Hal lainnya diminta juga untuk pihak keamanan tidak boleh membunyikan sirine bunyi bunyian supaya dalam pengantar yang juga masih masa duka ini tidak ada hal yang diinginkan, karena mahasiswa dan masyarakat ingin di masa duka ini tetap terjaga kondusifitas yang baik sehingga permintaan mahasiswa dan masyarakat bisa diberikan untuk satu hari ini saja.

Sedangkan untuk penjagaan di bandara udara Sentani yang dilakukan oleh aparat gabungan TNI/ Polri tampak begitu ketat dan kondisi masih aman terkendali.

Terpisah, Kabid Humas Polda Papua Kombes Pol Ignatius Benny Ady Prabowo, menyampaikan terkait tindakan anarkis yang dilakukan oleh massa yang melakukan arak-arakan jenazah Lukas Enembe di Sentani Kabupaten Jayapura, sedang dalam proses penyelidikan.

“Kami sedang melakukan penyelidikan kenapa mereka (massa) melakukan anarkis dengan aparat dan pemerintah,” katanya kepada awak media.

Sebab atas tindakan anarkis tersebut mengakibatkan beberapa orang terluka, diantaranya Penjabat Gubernur Papua Ridwan Rumasukun, Sopir mobil Karo Ops Polda Papua.

“Korban yang sementara kita data, ada PJ Gubernur Papua Ridwan Rumasukun, Sopir mobil Karo Ops Polda Papua, sementara korban lainnya masih di data,” bebernya.

“Dari video yang beredar ada mobil polisi, kendaraan roda dua, serta beberapa gedung yang rusak di Sentani,” ungkapnya.

Diapun menegaskan tidak ada korban jiwa dalam insiden itu, hanya luka-luka.  “Pj Gubernur dan Sopir Mobil karo Ops Polda Papua masih dirawat di rumah sakit,” ujarnya.

Pihaknya menghimbau kepada masyarakat agar tidak terpancing dengan situasi tersebut.

“Kami imbau kepada masyarakat jangan mudah terprovokasi, tetap tenang bila tidak berkepentingan tidak perlu keluar rumah,” imbuhnya.

Sementara itu Kapolda Papua Irjen Pol Mathius Fakhir dalam keterangan kepada wartawan tadi malam menjelaskan ada 14  orang yang terluka dimana 1 anggota TNI, 7  anggota Polisi, 1 PJ Gubernur dan 5 masyarakat sipil.

Sedangkan untuk kerusakan bangunan milik warga maupun fasilitas umum tercatat 1 unit mobil dibakar, 5 kendaraan rusak berat, 3 unit bangunan dirusak dan 25 unit bangunan di perumahan Korem 172/PWY Bucend III yang juga dibakar.

Kapolda, juga sempat diserang oleh massa namun untungnya dilindungi oleh dantim dan ajudan sehingga bisa selamat. Sedangkan Dantimnya sendiri mengalami luka robek di bagian kepala. Selain Kapolda informasinya Kapolres Jayapura, AKBP Fredrick Macklarimboen juga terkena lemparan batu.

Kapolda  menceritakan bahwa jenazah tiba pukul 09.00 WIT   kemudian dibawa ke Stakin untuk dilakukan penyerahan dari pemerintah ke pihak gereja.

Namun sebelum masuk Stakin terjadi kejadian yang tidak diinginkan. Kejadian yang menurut Kapolda tidak seharusnya terjadi  jika memang masyarakat mencintai almarhum.

“Pada kejadian di depan Stakin ada 14  orang luka – luka dan 1 orang pendarahan kemudian 1 mobil di bakar, 5 unit mobil dirusak dan 3 unit bangunan dirusak dan 25 unit rumah yang dibakar,” beber Kapolda di Mapolda Papua malamnya.

Ia mengaku menyayangkan kejadian tersebut  sebab seharusnya pengantar bisa menghargai almarhum dan bukan justru melakukan tindakan yang tak terpuji.

“Dalam perjalanan menuju Koya juga terjadi insiden keributan di depan Makam Theys lalu di Expo ada juga insiden termasuk di pertigaan lampu merah Waena. Untuk jumlah  perumahan milik Korem yang terbakar nya masih didata Danrem  selanjutnya dilaporkan ke panglima,” tambahnya.

Kapolda juga mewanti untuk para pengantar jenazah agar tidak kembali berulah. Ia meminta setelah jenazah dimakamkan semua bisa mengakhiri dengan tertib.

“Kami akan pantau dan kami tindak. Tadi kami  tidak melakukan tindakan karena masih memberi toleransi  dan menghormati jenazah tapi kalau besok (hari ini) jangan coba – coba,”  beber Kapolda.

  Lalu untuk warga nusantara kami minta jangan melakukan tindakan yang berlebihan. “Silahkan berjaga – jaga namun jangan membuat tindakan yang justru mengganggu keharmonisan umat,” pintanya.

Lalu terkait kondisi gubernur, menurut Fakhiri dirinya sudah menengok Pj Gubernur dan dikatakan gubernur dalam kondisi cukup baik namun ada gangguan di bagian rusuk sebab ada lemparan batu. “Rencananya besok akan dievakuasi ke Jakarta di RSPAD,” beber Kapolda.

  Kapolda menambahkan bahwa nantinya pihak rumah sakit yang menjelaskan kondisi Pj Gubernur  apakah ada yang memar atau patah. “Tadi sopir Karo Ops, dantim saya dan sopir saya juga kena tapi tidak apa – apa. Saya sudah perintahkan untuk besok dikawal,” imbuhnya.(dil/fia/eri/ade/rel/wen)

Dapatkan update berita pilihan setiap hari dari Cenderawasihpos.jawapos.com 

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

Exit mobile version