

Beberapa orang tua yang tergabung dalam Forum Komunikasi Orang Tua Mahasiswa Penerima Beasiswa Otsus Papua berdialog di halaman Kantor Gubernur usai menggembok 3 pintu Gerbang Kantor Gubernur Provinsi Papua, Rabu (10/1) kemarin. (FOTO:Elfira/Cepos)
Polemik Beasiswa Papua Tak Kunjung Selesai
JAYAPURA – Segala upaya sudah dilakukan Forum Komunikasi Orang Tua Mahasiswa Penerima Beasiswa Otsus Papua, demi mendapatkan kejelasan biaya kuliah anak anak mereka yang sedang menempuh pendidikan di dalam mau pun luar negeri.
Bahkan, para orang tua ini pernah menginap selama berhari hari di pelataran Kantor Gubernur. Termasuk merayakan Natal di kantor yang berlokasi di Dok II itu, namun tak juga ditanggapi Pemprov.
Hingga buntutnya pada Rabu (10/1) kemarin, para orang tua menutup tiga pintu gerbang Kantor Gubernur Papua. Akibatnya, para ASN memarkirkan kendaraannya di sepanjang Jalan Soa Siu.
Ketua Forum Komunikasi Orang Tua Mahasiswa Penerima Beasiswa Otsus Papua, John Reba, mengatakan apa yang dilakukan sebagai bentuk penyampaian pendapat di muka umum.
“Bagi saya, yang kami lakukan masih level soft. Karena sebelumnya kami sudah menyurati pihak Pemprov, hanya saja tidak direspon dengan baik. Sehingga itu, melakukan aksi agar pimpinan daerah serius melihat masalah ini,” kata John.
Menurutnya, Pemerintah segera mengambil sikap terkait persoalan tunggakan beasiswa Juli-Desember 2023, dan biaya Januari-Juni 2024. Jika tidak maka sebanyak 24 anak anak Papua, Kamis (11/1) dipulangkan dari Amerika.
“Apa pemerintah tega sebanyak 24 anak Papua, yang sedang menempuh pendidikan di Amerika dipulangkan hanya karena biaya beasiswa yang menunggak. Jika mereka dideportasi, itu artinya 10-16 tahun ke depan anak anak ini tidak bisa keluar negeri,” katanya. “Dari 24 orang tersebut, ada 18 anak yang akan wisuda pada Mei mendatang,” sambungnya.
Menurutnya, pemerintah pusat dan pemerintah Papua tidak serius mengurus anak anak Papua. Hingga berujung saling melepas tanggung jawab dan menyerahkannya ke kabupaten/kota.
“Kewenangan Otsus ada pada gubernur bukan bupati dan walikota. Pemerintah hari ini memelihara kesalahan dengan membuat kekacauan di Papua. Kami tudak mau tanah kami kacau, kamai ingin tanah kami baik baik saja,” tegasnya.
Hingga kini Polisi belum menarik kesimpulan terkait dugaan siapa pelaku yang tak berkeprikemanusiaan itu. Meski…
Kasus yang menempatkan tersangka sebagai justice collabolator sendiri terbilang masih jarang dimana Menurut UU 31/2014,…
Menanggapi hal tersebut, Kepala LNSW Oza Olavia menegaskan bahwa penerapan teknologi, termasuk AI, harus dapat…
Menurut Setyo, undangan resmi telah disampaikan kepada Istana. KPK juga sudah berkoordinasi dengan Menteri Sekretaris…
“Kita perlu memperkuat kolaborasi. Kolaborasi antara Kementerian ATR/BPN, Polri, Kejaksaan, Mahkamah Agung, dan pemangku kepentingan…
"Sebenarnya hal itu tidak terlalu heboh. Yang membesar-besarkan hanya dunia maya," katanya. Menurutnya, pembentangan bendera…