Site icon Cenderawasih Pos

Potensi Hujan Lebat hingga 14 Maret

Beberapa Wilayah Longsor dan Banjir

JAKARTA – Sejak akhir Februari, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah menyatakan Indonesia akan diterjang cuaca ekstrem. Cuaca Ekstrem ini diperkirakan sampai 14 Maret untuk beberapa wilayah. Dampaknya sudah terlihat, yakni bencana hidrometrologi di beberapa daerah.

Salah satu yang nampak parah karena dampak cuaca ekstrem adalah Sumatera Barat. Beberapa titik di wilayah tersebut mengalami banjir dan longsor. Kabupaten yang terdampak adalah Pasaman, Agam, Pasaman Barat, Padang Pariaman, Lima Puluh Kota, Solok, Pesisir Selatan, hingga Kepulauan Mentawai terdampak. Selain itu bencana hidrometrologi juga terjadi di Kota Solok dan Kota Padang.

Kepala Pusat Data, Informasi, dan Kokunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari kemarin (11/3) menyatakan 26 orang dinyatakan meninggal. “11 orang masih hilang,” ujarnya.

Selain itu menurut data BNPB ada 78.877 orang mengungsi dan dua orang luka. Kerusakan berat terjadi pada 871 rumah. 51 rumah ibadah, 28 sekolah, dan 5550 lahan terdampak. Selain itu ada 1.960 hewan yang terdata menjadi korban.

Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto pun kemarin bertolak ke Kota Padang. Dia akan memimpon rapat koordinasi dan evaluasi penanganan banjindan longsor di Provinsi Sumatera Barat.

Muhari juga menyebut, selain Sumatera Barat, ada daerah lain yang banjir. Di Kalimantan Barat, tepatnya di Kabupaten  Melawi ada empat kecamatan yang terendam banjir sejak Minggu (3/3). “Hingga saat omi BPBD Kabupaten Melawi masih melakukan pendataan untuk jumlah keseluruhan warga terdampak,” ungkapnya.

Sebelumnya Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto mengatakan signifikasi dinamika atmosfer dapat meningkatkan potensi cuaca ekstrem. Mulanya BMKG hanya memperkirakan hujan ekstrem terjadi pada 29 Februraro himgga 8 Maret. Lalu ternyata ada pergerakan di atmosfer sehingga terjadi potensi cuaca ekstrem hingga 14 Maret nanti. Ada tiga dinamika atmosfer yang dapat meningkatkan curah hujan.

“Pertama aktivitas Madden Julian Oscillation (MJO) serta fenomena Gelombang Kelvin dan Rossby Equatorial yang aktif di Indonesia,” ucapnya.

Selain itu ada peningkatan kecepatan angin dari utara Indonesia hingga melintasi equator melalui Selat Karimata. Ini mengindikasikan aktivitas Cross Equatorial Northerly Surge (CENS). Guswanto juga menyebut adanya potensi pembentukan tekanan rendah di Samudera Hindia barat daya yang dapat memicu terbentuknya pola pumpunan dan perlambatan angin di Indonesia bagian selatan.

“Berpotensi hujan dengan intensitas sedang-lebat yang disertai kilat atau angin kencang di sebagian wilayah Indonesia pada periode 8 sampao 14 Maret,” katanya. Daerah yang dimaksud sebagian besar ada di bawah aquator. Seperti contohnya Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara. (lyn)

Dapatkan update berita pilihan setiap hari dari Cenderawasihpos.jawapos.com 

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

Exit mobile version