Site icon Cenderawasih Pos

Disinyalir Narkoba Masih Dikendalikan Dari Lapas

Kombes Pol Alfian (foto: Gamel/Cepos)

JAYAPURA-Peredaran Narkoba di Papua hingga kini masih bisa dibilang dalam tahap mengkhawatirkan. Bagaimana tidak, usia pengguna tidak hanya orang dewasa melainkan juga anak – anak. Parahnya lagi jika berbicara soal peredaran ternyata narkoba tidak hanya dimainkan oleh mereka yang berada di luar tahanan.

  Namun disinyalir ada juga yang bermain dari dalam tahanan atau Lapas Narkotika.  “Untuk peredarannya sendiri dimainkan secara liar di luar namun ada juga yang disinyalir dimainkan dari Lapas Narkotika dan kita tidak bisa memungkiri, sebab dari dalam juga ada yang masih melakukan komunikasi penjualan keluar,” kata Dir Narkoba Polda Papua, Kombes Pol Alfian di ruang kerjanya, Rabu (13/3).

   Hanya saja untuk penanganan atau membongkar jaringan di dalam ini diakui terkadang kesulitannya adalah ketika timnya mau masuk ternyata semua sudah steril. Sudah rapi sehingga tidak mendapat bukti apa – apa.

   Soal peredaran ini dikatakan selain dimainkan dari dalam Lapas Narkotika ternyata terbaca juga bahwa ada juga tahanan Lapas Narkotika di Makassar yang mengendalikan penjualan hingga ke Papua. “Ini sudah pernah kami telusuri, tapi sekali lagi terkadang mereka mainnya cukup rapi,” beber Alfian.

   Sementara informasi lain terkait peredaran ini kata Alfian, untuk sabu – sabu justru lebih banyak dimainkan di daerah tambang seperti di Senggi Kabupaten Keerom. “Sedangkan di Kota Jayapura ini ada juga  namun pemainnya sedikit, biasanya ditangkap 5 atau 6 gram itu sudah banyak namun biasa beratnya hanya ons,” imbuhnya.

  Disini kata Alfian untungnya lagi di Jayapura bukan  menjadi lokasi utama peredaran melainkan hanya kebutuhan sewaktu-waktu sehingga jumlah peredarannya tidak banyak. “Jadi missal di Senggi itu daerah tambang emas dan  diduga para pendulang menggunakan sabu agar bisa bekerja dan tidak mengantuk atau tidak capek,” katanya.

  “Lalu yang kami antisipasi adalah Boven Digoel, sebab disini biasa emas dibarter dengan sabu – sabu. Disana uang susah akhirnya diganti dengan emas. Cuma kesulitannya kalau ditangkap kadang sudah terdeteksi dan harus sewa heli juga,” ungkap Dir Narkoba.

  Lalu biasanya sabu ini ditukar langsung dengan emas atau minuman keras bahkan perempuan. “Itu satu paket, ada sabu, miras, perempuan dan tempat hiburan,” tutupnya. (ade/tri)

Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

Exit mobile version