Site icon Cenderawasih Pos

Miris, Lingkungan Sekolah Dijadikan Tempat Miras dan Ganja

Aktifitas di lingkungan  SD Inpres APO I, II Kota Jayapura, Kamis (12/9). Meski lokasinya tak jauh dari Polda Papua, namun lingkungan sekolah ini sering dijadikan tempat miras dan transaksi ganja oleh oknum masyarakat. (foto: Mboik/Cepos)

JAYAPURA-Lingkungan sekolah yang seharusnya menjadi tempat untuk mendidik dan membentuk karakter anak didik, malah sering dijadikan tempat untuk pesta miras maupun tempat transaksi dan mengkomsumsi Narkoba, jenis ganja.

 Hal ini seperti yang terjadi di lingkungan SD Inpres APO I, II Kota Jayapura. Ironisnya, bangunan dan lingkungan sekolah ini, sebenarnya tidak jauh dari markas Polda Papua.

Guru-guru di sekolah itu seperti sudah kebal dengan kondisi sekolah yang seperti itu.  Tetapi mereka terus berusaha untuk berteriak,  meminta perhatian dari pemerintah dan juga aparat keamanan mengenai kondisi ini.

   Menurut Kepala SD Apo 1, M. Noya, pesta miras dan dan ganja itu sering dilakukan pada malam hari dalam kawasan sekolah itu. Bahkan yang paling ramai itu terjadi setiap malam Minggu.  “Nanti kalau bapak mau lihat besok malam minggu silakan datang,” ujarnya meyakinkan.

    Dari aksi-aksi oknum tersebut, para guru tidak jarang harus membersihkan pecahan botol minuman yang tersisa. Tidak sampai disitu, upaya untuk melakukan pengrusakan terhadap aset sekolah juga sering terjadi terutama pagar masuk sekolah.

    Beberapa kali, pintu gerbang sekolah juga dirusaki. Memang untuk masuk ke dalam sekolah,  pagarnya tidak bisa ditutup karena ada sekitar 5 unit rumah milik warga yang tinggal di dalam kompleks sekolah.  Hal ini juga menjadi penyebab utama oknum-oknum tersebut bisa bergerak bebas keluar masuk ke dalam kompleks sekolah.

    “Jadi kadang kami belum pulang sekolah saja mereka sudah masuk,” ujarnya.

Sekolah itu menerapkan waktu sekolah pagi dan sekolah siang,  dari dua sekolah yang ada di dalam satu atap itu, total siswa mencapai kurang lebih 500-an. Kadang guru-guru  berusaha untuk sedikit “koboi” menghadapi oknum tersebut, tetapi mereka cenderung lebih agresif.  Pintu pagar masuk sekolah sudah berulang kali dirusak dan dijebol.

   Pengalaman-pengalaman seperti ini memang tidak mudah untuk dihadapi. Apalagi itu merupakan lembaga pendidikan, tempat dimana anak anak belajar. Semestinya hal seperti itu tidak terjadi disekolah itu, namun para guru kadang pasrah dengan kondisi seperti itu. Namun yang dikhawatirkan, apabila ini dibiarkan bisa berdampak terhadap kenyamanan anak anak untuk menimba ilmu di sekolah itu.

   “Kami sering mengusir tetapi sasarannya sekolah dirusak,  tanaman dicabut semua, cabut baru lempar ke dalam ruangan.  Itu masalah kami yang sangat rumit di sekolah. Kami berharap Kapolsek dan danramil,  tolong tertibkan ini.  Kami sudah pernah melapor ke Kapolres bahkan ke Polda. Kemudian kami juga sudah pernah masang CCTV tetapi sudah dirusak dan dicuri.  Lalu bagaimana dengan ketertiban masyarakat ini, apakah menjadi tanggung jawab sekolah juga,” harapnya. (roy/tri)

Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

Exit mobile version