Site icon Cenderawasih Pos

Sukacita Paskah, Harus Jadi Teladan Hidup Bagi Orang Lain

Suasana Umat Katholik di Stasi Entrop saat menyalami Uskup Emeritus Leo Laba Ladjar OFM usai misa Minggu paskah di Gereja St. Agustinus Entrop, Minggu (31/3). (foto:Karel/Cepos)

JAYAPURA-Umat Katolik Stasi Santo Agustinus  Entrop, Paroki St. Petrus dan Paulus Argapura tampak gembira mengikuti misa Paskah Raya,   Minggu (31/3) kemarin. Ruangan hingga halaman luar Gereja di dipenuhi umat, dari berbagai komunitas basis gerejawi.

   Uskup Emeritus Leo Laba Ladjar, OFM dalam homilinya menyampaikan bahwa Peristiwa Paskah merupakan langkah pertama untuk memulai kehidupan yang baru, yaitu kehidupan yang lebih bermakna dan bermanfaat bagi Tuhan dan sesama. Juga menjadi pribadi yang baru yang lebih beriman dan percaya.

   Paskah sendiri memiliki arti sebagai hari untuk memperingati kebangkitan Yesus Kristus dari kematian-Nya di hari ketiga setelah di Kayu Salib. Kebangkitan-Nya menandai sebagai kemenangan Yesus dari kematian dan dosa.

  Penebusan dan pembayaran dosa yang dilakukan Tuhan Yesus tidak bisa dinilai dan digantikan dengan hal apapun. Adapun kebangkitan Yesus memberikan pengharapan bagi kehidupan umat Kristiani sebagai berikut.

  “Kita menjadi orang-orang yang beruntung dalan Kristus dan kehidupan karena terpilih menjadi anak-anak Tuhan dan menyiarkan ajaran-Nya,” ujarnya saat homili.

   Dikatakan hari raya Minggu Paskah  bagian dari pembebasan siksaan maut dan dosa yang telah dilakukan, karena Tuhan telah menebus dan membayar dosa-dosa umat-Nya. “Kebangkitan Yesus memberikan perubahan dalam hidup kita. Ia memberikan transformasi posisi kehidupan. Status, kemurnian hati dan batin dalam diri secara perlahan bergerak ke arah yang lebih baik ketika meyakini Yesus sebagai Juru Selamat,” tuturnya

   Uskup Emiritus Leo Laba Ladjar juga mengatakan hari raya Minggu Paskah merupakan puncak dari rangkaian paskah. Dimana setiap umat kristiani berhak memeriahkan moment itu. Sebab itu itu merupakan perayaan kebangkitan Yesus Kristus dari kematiannya. Tapi juga pembersihan jiwa umat manusia.

  “Pada malam Sabtu atau malam berjaga jaga diri kita dibersihkan dengan pembaharuan melalui percikan air baptis. Pembaptisan ini bentuk pembaruan diri kita untuk memulai hidup baru bersama kebangkitan Yesus,” kata Leo.

   Leo mengharapkan moment paskah menjadi acuan hidup umat kristiani. Sebab melalui moment Paskah  ini umat kristiani dapat bersukacita ria. Hal ini tentunya menjadi domain hidup orang kristiani.

   “Dengan sukacita paskah kita harus bisa menjadi orang yang selalu menjadi teladan bagi orang lain, selalu mendengarkan yang lain. Tanpa saling membeda-bedakan, itulah pesan paskah kita kali ini,” pungkasnya. (rel/tri)

Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

Exit mobile version