“Saya sangat bersyukur karena ini sangat positif, terutama untuk mencegah seks bebas yang bisa berdampak pada penyebaran HIV/AIDS di Papua,” ucapnya. Sementara itu, Neysia Fatrecia Sambo Pakiding, remaja perempuan berusia 14 tahun, mengaku telah beberapa kali mengikuti penyuluhan serupa dan merasa hal itu sangat bermanfaat.
“Di rumah kami juga diajarkan tentang seksualitas, jadi sudah tidak dianggap tabu lagi,” tuturnya. Dr. Lili berharap kegiatan seperti ini bisa terus digalakkan, tidak hanya untuk remaja di Papua, tetapi juga melibatkan peran aktif orang tua dalam membekali anak-anak mereka dengan pengetahuan seputar kesehatan reproduksi.
“Kami harap kesehatan reproduksi tidak lagi menjadi hal tabu. Generasi muda kita perlu dibekali ilmu yang benar agar mereka bisa membuat keputusan yang tepat dalam hidup mereka,” pungkasnya (*)
Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos
BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS https://www.myedisi.com/cenderawasihpos
Ia juga memastikan bahwa manajemen akan menyelesaikan seluruh tunggakan gaji dalam waktu dekat. “Beberapa hari…
“Pembinaan olahraga disabilitas juga ada di bidang kami, sehingga kami perlu melihat bagaimana pembinaan atlet…
Banyak pihak menilai bahwa tingkat literasi suatu bangsa berhubungan erat dengan kemajuan peradaban. Negara-negara dengan…
Sopir travel menyebut ada tanah longsor yang menutupi bahu jalan. Syva dan enam penumpang lainnya…
Ia memastikan tidak ada tindakan perusakan ataupun kekerasan dalam kejadian tersebut. Meski begitu, ia mengakui…
Kemenlu memperkirakan, dari 140 WNI yang tinggal di kompleks apartemen tersebut, 100 orang selamat, sembilan…