Semoga dengan dinamika ini, kita bisa memetik pembelajaran. Bahwa manajemen tim adalah soal bagaimana meracik harmoni di antara banyak kepala. “Anak bandel” sekalipun, bila ditempatkan di posisi yang tepat dan dipimpin dengan pendekatan yang pas, bisa mendadak menjadi pahlawan di lapangan. Sebaliknya, sekelas bintang dunia pun bisa mati gaya kalau suasana timnya penuh cekcok.
Mari kita akhiri dengan sebuah pengingat: Sepakbola bukan cuma permainan 11 orang melawan 11 orang. Ia adalah cermin kepribadian kolektif, wadah suporter, representasi kebanggaan bangsa. Kita boleh bersilang pendapat soal siapa yang pantas jadi pelatih, tapi jangan pernah padamkan semangat dan dukungan untuk Timnas Indonesia. Karena sejatinya, sepakbola adalah kita.
Tetap semangat dan terus dukung Timnas. Horas!
Hinca Panjaitan Adalah mantan Plt Ketua Umum PSSI, kini Anggota DPR Komisi III DPR RI. (*)
Tidak hanya di jalan-jalan utama, penertiban juga diminta menyasar hingga ke kompleks perumahan warga, yang…
enantian panjang masyarakat Distrik Arso Barat, dan Skanto akhirnya berbuah manis. Bupati Keerom, Piter Gusbager,…
Menurut Mano, pendidikan keagamaan harus menjadi jembatan untuk menumbuhkan sikap saling menghargai antar umat…
Mobil tersebut dikemudikan oleh pengemudi berinisial PO berusia sekitar 40 tahun. Sedangkan penumpangnya berinisial KKR…
Polres Mimika bersama personil gabungan Brimob Yon B Pelopor Polda Papua Tengah dan TNI melaksanakan…
Gedung yang dibangun tiga lantai ini akan tersedia fasilitas seperti instalasi radiologi yang terdiri dari…