Site icon Cenderawasih Pos

Trauma Kerusuhan 2019, Aktivitas Perekonomian Lumpuh

Sejumlah toko di Abepura menutup tempat usahanya, kamis (28/12) kemarin. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi trauma kerusuhan 2019 lalu. (FOTO:Karel/cepos )

JAYAPURA-Setelah terjadi huru-hara di Sentani, saat mengantar jenazah Lukas Enembe dari Bandara Sentani ke kawasan Stakin Kamis (28/12) kemarin, membuat seluruh perkantoran, pertokoan, dan sektor perekonomian di Kota Jayapura dan sekitarnya memilih menutup usahanya.

Awal mula terjadinya kerusuhan terjadi saat terjadi aksi lempar dari massa terhadap kawasan pertokoan, Bank BRI Sentani yang menjadi “korban”, dimana kaca-kaca pecah dilempar oleh massa yang mulai beringas, kemudian mobil TNI dilempar.

Apalagi dengan banyaknya share foto dan update status, serta kabar dari Whatsapp Grup (WAG) yang “vulgar” menampilkan kekerasan membuat masyarakat trauma, apalagi peristiwa kerusuhan 2019 lalu.

Seperti pantauan koran ini di Abepura-Waena tampak sunyi.Bahkan sebagian besar pertokoan yang berada di jalur protokol di wilayah tersebut tertutup rapat.

“Kami trauma dengan kejadian tahun 2019, sehIngga lebih memilih tutup daripada paksa buka,” ungkap Ilham salah satu penjaga toko di wilayah Abepura kepada Cendrawasih pos.

Pria berusia 29 tahun itu mengatakan walaupun pengamanan dijaga ketat, namun mereka tetap waspada akan hal yang tidak diinginkan terjadi saat arakan jenazah Lukas Enembe ke Koya tengah. “Kita tidak tau, nanti seperti apa jadi mending tutup biar aman,” ujarnya

Sementara itu Kapolsek Abepura, AKP. Soeparmanto menyampaikan untuk pengamanan pihaknya sejak pagi melakukan penjagaan ketat.

“Yang menjadi pusat penjagaan diwilayah Abepura ada 4 titik, diantaranya Lingkaran Abepura, jalan Merpati, depan Kampus USTJ, dan pertigaan Garuda tanah Hitam. Sementara jumlah personel sekitar 120 orang,” ungkapnya.

Soeparmanto menyampaikan situasi sejak pagi memang diakui sedikit mencekam, pasalnya aktifitas masyarakat sedikit berbeda dari biasanya. “Mungkin karena trauma dengan kejadian tahun 2019 lalu, sehingga orang pada waspada,” ujarnya.

Namun pihaknya mengharapkan agar tidak terlalu panik secara berlebihan,  Sebab aparat keamanan akan tetap berupaya mengamankan situasi untuk tetap kondusif.

Begitu juga di Kota Jayapura, meskipun tidak dilewati oleh massa pengantar jenazah Lukas Enembe, namun seluruh tempat usaha di Jalan Irian, Jalan Ahmad Yani, serta Mall Jayapura  menutup usahanya, begitu juga toko kelontong yang menjual bahan makanan, sayur-sayuran, serta warung makan tutup.

Tak hanya pertokoan yang tutup, sebagian angkutan umum juga memilih tidak beroperasi. Alhasil, warga kesulitan mendapatkan angkutan umum.

“Iya, dari tadi kami menunggu angkutan umum. Hanya saja tidak ada, mungkin mereka takut,” ucap Roberto salah satu warga Kota Jayapura.

Roberto menyebut, sekitar 30 menit ia menunggu angkutan umum untuk menuju ke arah Entrop. “Mau bagaimana lagi, harus tunggu sampai mobilnya ada,” terangnya.

Sementara itu, salah satu pegawai toko menyebut, mereka menutup tokonya sekira pukul 12:30 WIT. “Tadi pagi kami buka, lalu memutuskan untuk tutup siang hari. Mengantisipasi sebelum kejadian, sebab sudah trauma dengan kejadian 2019 lalu,” ucapnya.

Kamis kemarin, sebagian pertokoan di Kota Jayapura memilih tutup untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan. (rel/bet/fia/dil/wen)

Dapatkan update berita pilihan setiap hari dari Cenderawasihpos.jawapos.com 

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

Exit mobile version