JAYAPURA– Debat calon presiden episode pertama yang digelar Selasa (12/12) malam kemarin, masih menarik untuk dibahas. Masing-masing tim kampanye nasional baik Capres 01, 02, dan 03 menyatakan Capresnyalah yang tampil oke.
Bagaimana dengan penilaian pengamat sosial dari Universitas Cenderawasih Prof Dr Avelinus Lefaan, dia menilai debat perdana berlangsung sangat menarik, sebab ketiga Capres masing masing mengangkat masalah HAM dan Politik di Papua sebagai progam utama mereka.
Kemudian, ketiganya masing punya strategi untuk menyelesaikan persoalan di Papua. Strategi penyelesaian persoalan di Papua dalam depat Capres sesuatu yang sangat dinanti-nantikan masyarakat.
“Karena silih bergantinya pemimpin di Republik ini, belum ada satupun yang berani membicarakan masalah Papua dalam forum debat nasional seperti ini,” ujarnya kepada Cenderawasih Pos, Rabu (13/12) kemarin.
Persoalan di Papua kata Prof. Lefaan bukan hanya persoalan politik, tapi masih banyak persoalan lain seperti sosial, ekonomi dan dan lain sebagainya. Sehingga penting bagi pemerintah pusat membahas hal itu dalam forum debat nasional.
“Dan dengan keberanian dari ketiga pasangan Capres tersebut, menjadi hal utama yang menarik, karena dinanti-nantikan oleh masyarakat Papua selama ini,” ujarnya
Terkait langkah stategis yang disampaikan oleh ketiga Capres kata Dosen Sosiologi Uncen itu, seluruhnya benar dan tepat. Hanya saja menurutnya ketiga gagasan tersebut tidak dapat berjalan secara terpisah.
Namun harus dilakukan secara kolaborasi. Sebab hal utama untuk menyelesaikan persoalan di Papua harus adanya ruang dialog terbuka. Dengan begitu akan menemukan keadilan dan membentuk rambu-rambu hukum seperti yang disampaikan oleh Capres nomor urut 02.
“Dengan berdialog, kita akan tahu apakah ada keadilan di Papua, ketika kita temukan keadilan itu, barulah kita bentuk rambu-rambu hukum,” terangnya.
Dan dengan keberanian dari ketiga Capres tersebut membahas persoalan di Papua bukti bahwa Capres yang akan datang serius memikirkan nasib rakyat Papua.
Hanya saja pertanyaanya, apakah nantinya mereka bisa membuktikan hal itu dengan tindakan nyata atau tidak. Sebab menyelesaikan persoalan-persoalan di Papua butuh komitmen untuk merealisasikan janji tersebut.
Sebab Masyarakat Papua sudah sejak lama menunggu bagaimana penyelesaian langkah stategis pemerintah dalam menyelesaikan persoalan persoalan yang terjadi di Papua selama ini terutama perosalan HAM dan politik di Papua.
“Jangan kemudian ini hanya gagasan belaka, kalau itu yang terjadi, maka tidak ada bedanya dengan pemimpin yang sebelumnya, yang wacana menyelesaikan persoalan-persoalan di Papua,” tandasnya.
Sebab, persoalan Papua determinan bagi pembangunan suatu bangsa dan negara. Apabila Papua dalam kondisi tidak aman, maka akan berdampak pada seluruh aspek pembangunan di Indonesia.
Selain itu keberadaan Papua untuk Indonesia ini sangat berarti, sebab dengan sumber daya alam (SDA) yang dimilikinya memberikan kontribusi besar untuk pembangunan bangsa dan negara. “Sayangnya masyarakat di dalamnya sangat miskin,” tuturnya.
Alumni Uncen 1985 itu mengatakan, pemerintah selama ini dalam memanajemen negara belum melakukan secara maksimal. Sebab kondisi ekonomi masyarakat Papua, tidak berbanding lurus dengan ketersediaan SDA yang ada didalamnya. Oleh sebab itu dari masing-masing gagasan Capres saat ini, harus dikolaborasi untuk presiden yang akan datang.
“Perspektif masing masing Capres , sudah sangat tepat untuk menyelesaikan Papua. Namun harus diutamakan dialog, karena dengan dialog barulah kita tahu dasar ketidakadilan dan kesejahteraan masyarakat Papua selama ini,” ungkapnya.
Dia menyampaikan yang menjadi pertanyaan masyarakat Papua saat ini, apakah ketiga Capres tersebut nantinya bisa melakukan tindakan nyata atas perspektif mereka dalam menyelesaikan persoalan Papua. Sebab Presiden sebelum-sebelumnyanya juga telah membicarakan ketiga poin yang disampaikan oleh Capres saat ini.
Sayangnya tindakan nyata dari perspektif tersebut sama sekali belum dilakukan. Sehingga yang terjadi sampai saat ini masyarakat Papua belum mendapatkan keadilan dan kesejahteraan.
“Wacana penyelesaian persoalan Papua sudah sejak lama disuarakan, tapi actionnya yang belum ada. Jadi yang harus dilakukan oleh presiden yang akan datang tindakan nyata untuk menyelesaikan perosalan Papua,” tegasnya.
Diapun mengatakan dari debat Capres pertama sangat memberikan esensi bagi masyarakat. Terutama masyarakat Papua.
“Pertama yang ditunggu masyarakat Papua, apakah wacana penyelesaian persoalan Papua nantinya betul-betul dilaksanakan atau tidak,” tandasnya.
Sebab jika hal itu kembali hanya sekedar wacana, maka tidak ada bedanya dengan peresiden terdahulu. Oleh sebab itu presiden yang akan datang harus berani melakukan tindakan nyata atas persoalan yang ada di Papua.
“Jangan lupa bahwa kata merdeka yang selalu dilontarkan oleh orang Papua, selama ini merupakan bentuk ungkapan hati yang mengalami kesenjangan,” ungkapnya.
Sebab dengan kekayaan sumber daya alam yang ada, jutru yang menikmati hasil itu bukan orang Papua itu sendiri. Padahal jika pemerintah serius membangun Papua. Pastinya keadilan yang selalu dilontarkan itu akan terwujud.
“Sayangnya selama ini Papua justru menjadi daerah yang tertinggal dan terbelakang. Itu semua terjadi karena ketidakberanian pemerintah pusat untuk menemukan titik dasar persoalan yang ada di Papua,” pungkasnya. (rel/fia/wen)
Dapatkan update berita pilihan setiap hari dari Cenderawasihpos.jawapos.com
BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS https://www.myedisi.com/cenderawasihpos