Site icon Cenderawasih Pos

Komnas HAM Putus Komunikasi Dengan Kurir Egianus

Frits Ramandey (FOTO: Elfira/Cepos)

Isu Pembebasan Pilot Bukan Hal Baru

JAYAPURA – Komnas HAM Papua mengaku, sudah satu bulan lebih pihaknya tak lagi berkomunikasi dengan kurir maupun mitra yang terlibat dalam penyanderaan Pilot Susi Air, Philip Mark Merthens, yang disandera kelompok bersenjata pada Februari.

Kepala Komnas HAM Papua Frits Ramandey mengatakan, kendati komunikasi sudah terputus. Namun ia memiliki keyakinan bahwa Pilot asal Selandia Baru itu diperlakukan secara manusiawi oleh kelompok Egianus.

“Satu bulan lebih kami tidak lagi menjalin komunikasi dengan Mitra maupun kurir tentang keberadaan pilot yang disandera. Namun sebelum hilang komunikasi, kami mendapatkan informasi bahwa Pilot sedang bersama Egianus dan kelompoknya serta diperlakukan secara baik,” kata Frits kepada Cenderawasih Pos, Minggu (11/11).

Selain diperlakukan dengan baik, Frits mengaku dari informasi yang didapatnya. Pilot juga sudah berkomunikasi dengan isteri, anak dan keluarganya.  “Yang pasti, kondisi pilot dalam keadaan baik,” tegas Frits.

Sementara itu, menyangkut upaya pembebasan Pilot dari tangan Egianus. Frits mengatakan bahwa  pertemuan para tokoh agama, tokoh adat dan tokoh masyarakat sudah dilakukan berulang kali. Pertemuan yang dilakukan baik di Nduga, Jayapura maupun di luar.

“Segala cara sudah dilakukan untuk pembebasan Pilot, bahkan pertemuan juga sudah dilakukan dengan kurirnya egianus. Termasuk pertemuan di Markas Egianus sendiri pasca penyanderaan pilot. Bahkan, Kapolda sudah membentuk tim negosiator yang dipimpin oleh Pj Bupati Nduga. Hanya saja, upaya upaya tersebut belum juga terwujud,” terangnya.

Menyangkut isu pilot akan dibebaskan di PNG, Frist menyebut bahwa isu tersebut sudah mencuat sejak dua bulan lalu. Namun hingga kini tidak juga terwujud.

“Soal isu Pilot asal Selandia Baru mau dibebaskan di wilayah PNG, itu bukanlah isu baru. Melainkan sudah dua bulan yang lalu ada upaya membawa pilot sampai ke PNG, tapi kemudian dibantah Egianus,” tegas Frits.

Sebagaimana kata Frits, dianggap rumit jika kemudian Egianus membawa Pilot tersebut dari Nduga ke PNG. Kalau pun lewat Pegunungan Bintang jalurnya terlalu jauh, namun jalur yang paling dekat adalah melalui Yalimo lalu ke PNG.

Dalam upaya pembebasan pilot, Komnas HAM menyerukan agar Egianus tidak terlalu lama menahan Pilot. Sebab, dengan penahanan waktu yang lama. Mengabaikan hak hak sandera secara individu tapi juga keluarga, istri dan anak.

“Seseorang disandera dalam kurung waktu yang terlalu lama itu juga melanggar hak asasi, baik individu sandera itu sendiri tetapi juga keluarganya. Kami menyerukan Eginaus untuk segera membebaskan Pilot, terlebih satu bulan lagi akan Natal,” pungkasnya.

Sekedar diketahui, terjadi penyanderaan Pilot Susi Air, Kapten Philip Mark Merthens di Paro, Kabupaten Nduga, Provinsi Papua Pegunungan. Dimana pilot asal Selandia Baru itu disandera sejak 7 Februari tahun 2023, oleh kelompok kriminal bersenjata (KKB) pimpinan Egianus Kogeya. (fia/wen)

UPAYA PEMBEBASAN PILOT SUSI AIR

Pilot Susi Air Philip Mark Mehrtens disandera oleh KKB pimpinan Egianus Kogoya di Bandara Paro, Nduga  Sejak 7 Februari 2023

Sejak saat itu pemerintah TNI-Polri melakukan komunikasi dengan kelompok penyandera yakni

– Melakukan pendekatan persuasif untuk penyelamatan dengan mengutamakan keselamatan sandera

– TNI-Polro terus berkomunkasi dengan pihak penyandera dengan memberikan “uang tebusan”

– berkomunikasi dengan pemerintah Selandia Baru untuk memantau dan mengakselerasi pembebasan sandera

-Melakukan pencarian terhadap sandera, dengan mencari jalan  pasokan makanan

– Pemkab Nduga teruskan intensif melakukan komunikasi dengan hati-hati

– TNI pastikan negosiasi opsi utama pembebasan pilot susi air

– Wapres pastikan tak ada serangan militer untuk bebaskan pilot susi air

– Upaya sandera dibebaskan di PNG mulai mencuat

– Komnas Ham “hilang kontak” dengan KKB kelompok Egianus

Exit mobile version