Site icon Cenderawasih Pos

Selandia Baru Percayakan Pembebasan Pilot kepada TNI Polri

Duta Besar Selandia Baru, Mr Kevin Jeffry Burnet bertemu dengan Pangdam XVII/Cenderawasih, Mayjen TNI Izak Pangemanan di Makodam XVII Cenderawasih, Rabu (7/2) lalu. (Pendam)

JAYAPURA – Upaya untuk mengkonfirmasi langsung upaya pembebasan Pilot Susi Air, Philips Mark Mehrtens yang sudah 1 tahun disandera Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) akhirnya dilakukan Duta Besar Selandia Baru, Kevin Jeffry Burnet dengan menemui langsung Polda Papua dan Kodam XVII/Cenderawasih.

Disini Dubes Kevin mendapatkan penjelasan langsung dan mempercayakan sepenuhnya kepada aparat keamanan untuk melakukan upaya pembebasan tersebut.

Kapolda Papua Irjen Pol Mathius D Fakhiri, yang didampingi Kepala Operasi Damai Cartenz-2024 Kombes Pol. Dr. Faizal Ramadhani bersama Pejabat Utama Polda Papua dan Pejabat Utama Ops Damai Cartenz-2024 memberikan penjelasan yang cukup gamblang tentang kondisi terakhir dari proses pembebasan sandera.

Seperti diketahui, Pilot Philips disandera KKB pimpinan Egianus Kogoya sejak  7 Februari 2023 lalu atau genap setahun. Pertemuan duta besar dan Polda ini berfokus pada upaya pembebasan pilot.  Kevin juga menyampaikan terimakasih serta ucapan belasungkawa untuk anggota Polri yang gugur.

“Kami hanya akan berkomunikasi dengan pejabat negara yang berkompeten di Indonesia terkait pembebasan pilot Philip,”  kata Kevin, Rabu (7/2) di Mapolda Papua.

  Kapolda Papua, Irjen Mathius D Fakhiri, menyampaikan bahwa berbagai langkah telah diambil untuk membebaskan pilot dan meskipun sudah maksimal namun pihaknya tetap berupaya untuk mendapatkan hasil yang baik dalam waktu yang berkembang.

“Terus kami upayakan dengan cara – cara yang soft, menggandeng pemerintah dan para tokoh disana,” kata Kapolda.

Ka Ops Damai Cartenz-2024, Kombes Pol. Dr. Faizal Ramadhani menyampaikan bahwa Polri telah membentuk Operasi Damai Cartenz untuk melakukan penanganan terhadap kelompok separatis di wilayah hukum Polda Papua dan pasca kejadian penyanderaan Pilot Susi Air Kapten Philips Mark Methrtens.

Polri juga membentuk operasi khusus pembebasan Sandera dengan sandi “Ops Paro”. Kasatgas Humas ODC-2024, AKBP Dr. Bayu Suseno mengatakan, Polri Melalui Polda Papua dan Ops Damai Cartenz-2024 tetap membangun komunikasi dengan Pihak Dubes Selandia Baru dalam upaya membebaskan pilot Susi Air.

Pertemuan tersebut mencerminkan upaya bersama antara negara Indonesia dan negara Selandia Baru dalam menangani situasi penyanderaan tersebut dan memastikan keselamatan pilot Philip Mark Merhtens.

Sementara pertemuan di Kodam XVII Cenderawasih juga dilakukan dihari yang sama. Pangdam XVII/Cenderawasih Mayjen TNI Izak Pangemanan, M.Han didampingi Para Pejabat Utama Kodam menerima kunjungan Kevin Jeffery Burnett.

Pangdam menyampaikan bahwa Dubes Selandia Baru ingin mengkonfirmasi langsung sejauh mana upaya pembebasan Pilot Susi Air Capt Phillip Mark Mahrtens. “Kami paparkan apa saja upaya-upaya yang sudah dilakukan untuk pembebasan pilot yang lebih banyak dilakukan lewat pola Soft Approach yaitu negoisasi dengan mengedepankan peran pemerintah daerah untuk melakukan komunikasi dengan kelompok penyandera.

Tak hanya itu, Kodam juga mengedepankan peran dari masyarakat, gereja dan adat untuk terus berkomunikasi karena semua pihak tidak menginginkan adanya korban-korban lagi.

“Pendekatan kemanusiaan adalah pilihan tepat, sehingga hal tersebut yang terus didorong, disertai negoisasi terus berjalan sampai saat ini. Hal ini didukung dan diapresiasi oleh Dubes Selandia Baru,” kata Pangdam.

Lebih lanjut, kata  Pangdam  setelah mendengarkan penjelasan tersebut, Dubes Selandia Baru memberikan pernyataan bahwa pemerintah Selandia Baru menyerahkan sepenuhnya pembebasan Pilot sepenuhnya kepada pemerintah Indonesia dan menghormati apa saja yang dilakukan.

Izak mengulas bahwa Dubes Selandia Baru juga mengakui sepenuhnya kedaulatan Indonesia di Papua dan menyerukan kepada kelompok Egianus Kogoya agar melepas pilot karena apapun alasan dan tindakannya bahwa tidak dibenarkan oleh dunia internasional.

“Pihak Selandia Baru menyerahkan sepenuhnya upaya negoisasi ini kepada Pemerintah Indonesia,” ungkap Mayjen TNI Izak. Selain itu  diakui dalam negoisasi memang membutuhkan waktu,” imbuhnya.

Pihak New Zealan sendiri mempercayakan sepenuhnya sehingga tidak ada  tawaran untuk membantu. “Tidak, tidak, mereka percaya kepada aparat TNI Polri untuk membebaskan pilot,” tutupnya.

Sementara dalam pertemuan dengan Pemprov Papua  Duta Besar Selandia Baru untuk Indonesia, Mr Kevin Jeffery Burnet, H.E, mengatakan penyanderaan tersebut hal yang menyedihkan bagi mereka.

“Ini adalah hari yang menyedihkan buat Selandia Baru dan juga Indonesia, sebab tepat setahun yang lalu pada 6 Februarsi tahun 2023, Philip diculik dan disandera di Paro, Kabupaten Nduga, Provinsi Papua Pegunungan,” ucap Mr Kevin kepada wartawan, saat melakukan kunjungan kerja di Kantor Gubernur, Rabu (7/2).

Pihaknya berharap kasus ini dapat diselesaikan dengan cepat, namun melalui jalan yang damai.

“Tidak ada alasan pembenaran untuk melakukan penyanderaan, sehingga yang bersangkutan (Pilot-red) harus segera dilepaskan,” ujarnya.

Sementara itu, Kepala Komnas HAM Perwakilan Papua, Frits Ramandey, menilai kunjungan Duta Besar Selandia Baru untuk Indonesia ke Papua serta bertemu dengan Kapolda maupun Pangdam menunjukan kegelisahannya atas setahun penyanderaan Philip Mark Merthens.

“Ini menunjukan Selandia Baru gelisah tentang upaya dari Pemerintah Indonesia untuk pembebasan sanderanya,” kata Frits, saat dikonfirmasi Cenderawasih Pos, Kamis (8/2).

Menurut Frits, waktu 1 tahun terlalu lama dan dalam sejarah penyanderaan gerakan gerakan sipil bersenjata, itu jarang ditemukan.

“Atas nama kemanusiaan, Komnas HAM meminta Egianus dan kawan kawannya segera membebaskan sandera. Jika ada tuntutan lain, silakan disampaikan ke Pj Bupati Nduga,” kata Frits.

Selain itu lanjut Frits, jalan damai harus dikedepankan dalam pembebasan pilot asal Selandia Baru ini. Untuk menghindari jatuhnya korban baru atau penyanderaan baru.

“Kita tahu sendiri penyanderaan pilot sudah menimbulkan banyak korban nyawa tapi juga  harta benda, bahkan banyak orang menjadi pengungsi karena peristiwa penyanderaan ini,” pungkasnya.(ade/fia/wen)

Dapatkan update berita pilihan setiap hari dari Cenderawasihpos.jawapos.com 

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

Exit mobile version