Site icon Cenderawasih Pos

Daerah Termiskin dan Penataan Aset yang Masih Berantakan

Ketua Pansus Aset DPR Papua, Ir H Junaedy Rahim

JAYAPURA – Ketua Pansus Aset DPR Papua, Ir H Junaedy Rahim, mengatakan jika saat ini Pansus Aset masih menunggu data konkrit terukur dan konferhensif terhadap aset aset milik Pemprov Papua yang dianggap belum terdata dengan baik termasuk belum  terkelola secara maksimal. Banyak aset yang terbiar mangkrak hingga akhirnya rusak dan terbiar begitu saja.

Ada juga yang masih dikelola namun tidak memberi pendapatan sesuai harapan malah harus menyiapkan anggaran untuk maintenance sehingga aset yang seharusnya memberi pemasukan justru terkesan memberatkan beban keuangan daerah.

Kepada Cenderawasih Pos, pada Selasa (1/10), Junaedy mengatakan bahwa pihaknya sementara mempelajari dan mendata kembali semua aset-aset milik pemeritah Provinsi (Pemprov) Papua untuk menginfentarisasi dengan baik.

Tak hanya itu pihaknya juga mendata terkait dengan aset-aset yang perlu diprioritaskan dan perlu diselamatkan agar tidak merugikan negara.

“Aset itu tidak hanya milik pemerintah, tetapi juga milik BUMN, BUMD di Provinsi Papua, jadi kita melihat sudah sejauh mana penataan aset yang ada di pemerintah provinsi Papua,” kata H Junaedy.

Dijelaskan ketua pansus aset itu bahwa tujuan utama dari bentuknya pasus aset DPR Papua adalah untuk membantu peningkatan PAD Provinsi Papua pasca pembagian DOB Papua.

Junaedy mengatakan, Pansus aset DPR Papua saat ini terus mengali aset milik pemerintah provinsi yang dapat menghasilkan PAD, mengingat PAD Papua beberapa tahun terakhir ini sangat turun drastis dibanding dengan tahun-tahun sebelumnya.

“Banyak aset-aset daerah yang dapat menghasilkan uang, ada hotel di Merauke,  hotel di Jayapura, BUMD termasuk gedung – gedung milik Pemprov dibeberapa daerah namun belum terkelola secara maksimal,” ungkapnya.

Yang menjadi kendala kata H Junaedy adalah ada beberapa hotel dan bangunan lainnya di beberapa DOB Papua sudah terbengkalai dan rusak. Hal itu ia katakan juga dapat menyebabkan PAD di Provinsi Papua (induk) bisa turun drastis karena dari aspek penataan juga dianggap menjadi beban daerah. Disisi lain ketua pansus itu mengatakan bahwa masih banyak aset milik pemerintah provinsi Papua yang dapat menghasilkan dan menyumbangkan PAD untuk pemerintah.

“Yang bisa dikelola dan yang masih menghasilkan juga banyak. Hotel-hotel Pemprov sudah bisa menghasilkan PAD, Mess Papua yang ada di Tanah Abang kemudian pengelola hutan lindung di Biak, semua kita sudah kelola dengan baik untuk memajukan PAD yang lebih bagus,” tambahnya. “Harusnya bisa karena provinsi kita ini menjadi provinsi termiskin dari segi penghasilan,” ungkapnya.

Lebih lanjut H Junaedy sampaikan bahwa PAD terbanyak Papua pada tahun 2025 mendatang akan bersumber dari Retribusi Daerah sebesar Rp. 121,4 miliyar. Seperti diketahui pada tahun 2025 mendatang pendapatan daerah Provinsi Papua direncanakan sebesar Rp 2,506 triliun atau mengalami penurunan sebesar Rp 538 miliar atau 17,68 persen dari APBD tahun anggaran 2024 yang jumlahnya sebesar Rp 3.044 triliun.

Tak hanya itu belanja daerah pada tahun 2025 juga alami penurunan sebesar Rp 2,701 triliun atau 36,53 persen dari tahun 2024 sebesar Rp 4,256 triliun. Pendapatan transfer pada Rancangan APBD Provinsi Papua tahun anggaran 2025 mengalami penurunan sebesar 13,156 atau sebesar Rp 309,9 miliar dari sebesar Rp. 2,357 triliun pada tahun 2024 menjadi sebesar Rp 2,047 triliun.

Sementara pendapatan Lain-lain Daerah yang sah pada Rancangan APBD Provinsi Papua Tahun Anggaran 2025 mengalami peningkatan sebesar 200 persen atau sebesar Rp 700 Juta dari sebesar Rp 350 Juta pada tahun 2024 menjadi sebesar Rp 1,050 miliar pada tahun 2025. Hanya sayangnya sudah beberapa tahun Pansus aset bekerja belum ada  perubahan signifikan yang dihasilkan termasuk  rekomendasi yang dipublikasi sehingga terkesan hanya dibentuk untuk mendata  namun tak memberi dampak apa – apa. (kar/ade)

Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

Exit mobile version