Pada November 2021, tak lama setelah Dwamena pingsan di Austria, Sang dokter meminta Dwamena mempertimbangkan untuk berhenti bermain.
“Untuk mendalami masalah apa pun itu, mungkin saya akan cenderung ingin mempersiapkannya dengan baik. untuk masa pensiun yang indah dari olahraga,” tambahnya.
“Saya pikir, setiap kali hal ini terjadi, keputusan yang berani harus diambil. Dan saya cenderung ingin mempersiapkan pasien saya untuk mendapatkan titik keluar yang bersih dan sangat baik serta melihat bagaimana dia dapat menggunakan pengalaman yang didapatnya dari bermain sepak bola untuk membantu industri, mungkin dari sudut pandang teknis atau administratif,” pungkasnya.
Namun Dwamena tidak menghiraukan seruan tersebut dan pada tahun 2023, ia beralih ke klub Superliga Albania FK Egnatia untuk memulai kembali karirnya.
Segalanya tampak baik baginya sebagai seorang striker berbakat, karena telah mencetak 20 gol dalam 28 pertandingan dan membawa klubnya pada puncak klasemen.
Namun pada Sabtu (11/11), di tengah babak pertama pertandingan antara dua klub teratas Albania, Raphael Dwamena tidak sadarkan diri dan kemudian dinyatakan meninggal. (*)
Sumber: DW.com | Jawapos
Page: 1 2
Jumlah tersebut diketahui tidak termasuk dengan laporan korban yang bersifat tidak resmi atau hanya dilakukan…
Kapolresta Jayapura Kota Kombes Pol Fredrickus W. A. Maclarimboen melalui Kasat Resnarkoba AKP Febry V.…
Kondisi ini berdampak langsung terhadap mobilitas masyarakat karena di sejumlah titik mengakibatkan penutupan jalan, baik…
Pembelajaran semester ganjil Tahun Ajaran 2025/2026 telah usai. Sebagai bentuk pertanggungjawaban kepada orangtua atau wali…
Tema ini menegaskan makna kehadiran Tuhan dalam kehidupan keluarga dan masyarakat, serta pentingnya kasih sebagai…
Kepala Pelni Cabang Timika, Rachmansyah Chaidir kepada media ini menyampaikan bahwa kapal ini menjadi kapal…