MERAUKE – Panitia Khusus (Pansus) Beasiswa Dewan Perwakilan Rakyat Papua (DPRP) menemui Pj Gubernur Papua Selatan di gedung negara yang menjadi Kantor sementara Gubernur Papua Selatan, Rabu (15/11/2023).
Ketua Tim Pansus Fauzun Nihayah bersama 2 amnggota Pansus lainnya Kusmanto dan Paskalis Letsoin itu diterima Pj Gubernur Papua Selatan Prof. Dr. Ir. Apolo Safanpo, ST, MT, Asisten I Setda Papua Drs. Agustinus Joko Guritno, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Papua Selatan Ignasius Babaga, Staf Khusus Gubernur Papua Selatan Aloysius Jopeng yang juga mantan Plt Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Papua Selatan.
Ketua Tim Pansus Fauzun Nihayah menjelaskan bahwa terkait dengan desakan orang tua penerima beasiswa tersebutm sehingga dibentuklah Pansus Beasiswa ini. Dimana selama 3 tahun berturut-turut, pengelolaan beasiswa ini menjadi temuan BPK.
‘’Kedatangan kami ke sini untuk mengecek dan memastikan apakah mahasiswa penerima beasiswa yang dilimpahkan dari Provinsi Papua setelah DOB itu terjadi sudah ditangani oleh Provinsi Papua Selatan atau bagaimana. Itu yang kami ingin dengarkan,’’ kata Fauzun Nihayah.
Sementara itu Staf Khusus Gubernur Bidang Pendidikan Aloysius Jopeng yang juga saat masih menjabat sebagai Plt Kadis Pendidkan dan Kebudayaan Provinsi Papua Selatan merencanakan langsung peganggaran untuk mahasiswa penerima beasiswa yang dilimpahkan dari provinsi induk tersebut menjelaskan bahwa data yang diberikan dari BKPSDM Papua selalu berubah ubah.
Data dari BPKPSDM Papua awalnyauntuk beasiswa dalam negeri sebanyak 60 orang kemudian luar negeri 29 orang. Kemudian data selanjutnya mahasiswa dalam negeri menjadi 80 sedangkan luar negeri menjadi 33 orang dan data terakhir dari BKPSDM juga mengalami perubahan data untuk dalam negeri menjadi 83 mahasiswa dan mahasiswa luar negeri menjadi 36 orang.
‘’Jadi data tidak konsisten, selalu berubah-berubah,’’ kata Aloysius Jopeng.
Selain itu, lanjut Aloysius, setelah dilakukan klarifikasi ternyata banyak kejanggalan yang ditemukan. Misalnya terkait dengan nomor rekening mahasiswa penerima dan pengelola. Ada yang ditemukan rekeningnya sama. Selain itu, juga ditemukan ada mahasiswa penerima beasiswa luar negeri tersebut yang sudah dibayarkan tapi ternyata masih berada di Jayapura.
‘’Kami juga tidak mendapatkan dokumen kerja sama antara Pemprov Papua dengan pihak ketiga yang mengirimkan para mahasiswa tersebut sehingga kita tidak bisa ambil alih karena kerja samanya berlangsung selama 5 tahun. Jangan sampai terjadi pendobolan pembayaran nanti. Sudah dibayarkan Pemprov induk lalu kita bayarkan lagi dan itu akan jadi temuan,’’ jelas Aloysius (ulo)
Dapatkan update berita pilihan setiap hari dari Cenderawasihpos.jawapos.com
BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS https://www.myedisi.com/cenderawasihpos