Bandu datang ke Papua pada 2009, meninggalkan kampung halamannya di Palopo dengan satu keahlian membuat perahu dan membaca laut. Dari situlah hidupnya berubah. Kini, daerah Dok V Bawah dikenal sebagai sentra pembuatan perahu kayu tradisional. Bandu tidak hanya dikenal karena keterampilannya, tapi juga karena kejujurannya dalam bekerja.
“Saya senang, hasil tangan saya bisa dipakai orang mencari rezeki. Kalau mereka selamat dan dapat ikan banyak, itu juga berkah buat saya,” katanya dengan senyum tipis. Di tengah derasnya modernisasi dan hadirnya perahu fiber, perahu kayu buatan tangan seperti karya Bandu tetap bertahan. Selain menjadi simbol budaya maritim Nusantara, usaha ini juga menggerakkan ekonomi lokal: dari penebang kayu, tukang, hingga nelayan yang bergantung pada hasil laut.
Keahlian Bandu adalah cermin ketekunan dan warisan keterampilan bangsa pelaut. Ia berharap, suatu hari nanti, ada anak muda Jayapura yang mau belajar dan meneruskan ilmunya. “Tidak semua orang bisa bikin perahu. Tapi kalau ada yang mau belajar, saya siap ajar. Biar tradisi ini tidak hilang,” ujarnya menutup perbincangan.(*)
Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos
BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS https://www.myedisi.com/cenderawasihpos
Menurutnya, semangat para nelayan sangat tinggi, namun sarana yang tersedia selama ini belum memadai. Karena…
Penjabat Sekretaris Daerah Papua Pegunungan sekaligus Ketua Tim Pengelola Anggaran Daerah (TPAD), Drs.Wasuok Demianus Siep,…
Menurutnya, seluruh sumber dana, termasuk dana Otonomi Khusus (Otsus), telah masuk. Saat ini pemerintah daerah…
Rapat tersebut dihadiri Kepala Suku Hanuebi, Kepala Suku Merauje, dan Kepala Suku Sibi beserta masyarakat…
Momentum tersebut turut mendapat perhatian dari Mantan Wali Kota Jayapura, Benhur Tomi Mano (BTM). Ia…
Kepala Dinas PUPR Kota Jayapura, Asep Khalid, mengungkapkan bahwa sepanjang tahun 2025 pihaknya telah memasang…