Site icon Cenderawasih Pos

Rentetan Peristiwa Yahukimo dan Krisis Kemanusiaan

Theo Hesegem

JAYAPURA – Konflik di Kabupaten Yahukimo yang tidak berakhir, mulai dari kontak tembak antara TNI-Polri dan kelompok bersenjata, kasus penikaman dan dugaan kekerasan seksual terhadap dua ibu rumah tangga, hingga terakhir kasus pembantaian yang dilakukan kelompok TPNPB-OPM terhadap pendulang emas, warga non Papua di Kali I, Desa Mosomduba, di Distrik Seredala.

Atas peristiwa itu, Direktur Yayasan Keadilan dan Keutuhan Manusia Papua (Pembela Ham) Theo Hesegem menyebut, masyarakat sipil orang asli Yahukimo dan warga non Papua di Kabupaten Yahukimo diselimuti rasa takut dan trauma yang panjang.

“Saya prihatin terjadinya krisis kemanusiaan di Kabupaten Yahukimo. Padahal, tak seorang pun memiliki hak  mencabut nyawa manusia. Kita harus hidup saling mengasihi satu sama yang lain tanpa menghilangkan nyawa orang yang merupakan sebagai karya ciptaan Tuhan yang sangat mulia,” ucap Theo kepada Cenderawasih Pos, Minggu (28/10).

Menurut Theo, rentetan beragam peristiwa yang terjadi di Kabupaten Yahukimo merupakan tindakan yang tidak manusiawi dan tindakan keji. Sedangkan mereka juga punya hak hidup yang perlu dijunjung tinggi, serta menghormati tanpa mengurangi.

“Manusia siapa pun yang ada di dunia ini punya hak hidup yang sama, tak ada yang lebih dan tak ada yang kurang, semua sama. Dan manusia siapa pun tidak punya hak mencabut dan menghilangkan nyawa manusia lainnya. Sebab, yang punya hak hanya Tuhan saja,” tegasnya.

Sebagai pekerja kemanusiaan dan sebagai Direktur Yayasan Keadilan dan Keutuhan Manusia Papua. Berharap Pemerintah Kabupaten Yahukimo dan Pemerintah Provinsi Papua Pegunungan membentuk tim independen untuk investigasi beberapa kasus di Yahukimo dengan mengungkapkan kebenaran.

Dengan demikian lanjut Theo, sehingga hasil invistigasi tersebut dapat menyampaikan laporan resmi kepada Pemerintah Pusat. Sehingga pemerintah Pusat mengambil kebijakan dan langka berdasarkan laporan resmi yang disampaikan  pemerintah daerah.

“Saya juga mengharapkan bahwa kasus-kasus ini tidak harus dibebankan kepada TNI-Polri, tetapi kita semua punya kewajiban untuk mengamankan situasi di yahukimo. Untuk itu kerja sama dengan semua pihak, tokoh agama, tokoh adat, tokoh pemuda maupun, tokoh perempuan sangat penting, demi keamanan Kamtibmas di daerah tersebut,” bebernya.

Theo pun merekomendasikan kepada Pemerintah Kabupaten Yahukimo diantaranya, segera evaluasi dan  mengambil langka terhadap keberadaan emas di Kabupaten Yahukimo lantaran telah memakan korban jiwa.

Pemerintah Kabupaten Yahukimo segera membentuk tim investigasi independen terkait beberapa peristiwa di Yahukimo, dimana hasilnya bisa disampaikan kepada Pemerintah Pusat.

Segera evakuasi pendulang emas masyarakat sipil orang asli Papua (OAP) dan warga non Papua termasuk pengusaha yang berdomisili di area yang dimaksud. Sehingga tidak tambah korban lagi.

“Saya juga meminta TNI-Polri dan TPNPB silakan tentukan tempat perang, sehingga perang terbuka tanpa mengorbankan masyarakat sipil Papua dan Non Papua,” tegas Theo.

Theo juga meminta masyarakat non OAP tidak lagi masuk bekerja di daerah-daerah yang berstatus rawan konflik. (fia/wen)

Exit mobile version