Site icon Cenderawasih Pos

Terlambat Bayar Tunggakan, 17 Mahasiswa Papua Dipulangkan

Ketua Forum Komunikasi Orang Tua Mahasiswa Penerima Beasiswa Otsus Papua, John Reba, saat berbincang dengan Pj Sekda Papua, Derek Hegemur usai rapat pembahasan pembiayaan tunggakan penerima beasiswa SUP di Kantor Gubernur, (17/1) lalu. (foto: Elfira/Cepos)

JAYAPURA – Sebanyak 17 mahasiswa penerima beasiswa Siswa Unggul Papua (SUP) yang kuliah di Corban University USA, dipulangkan pihak kampus. Dari 17 tersebut, 15 berasal dari Papua sementara dua orang berasal dari Provinsi Papua Selatan.

Ketua Forum Komunikasi Orang Tua Mahasiswa Penerima Beasiswa Otsus Papua, John Reba, mengatakan belasan mahasiswa tersebut dipulangkan lantaran pemerintah tidak menepati janji terhadap batas waktu pembayaran biaya besasiswa yang bersumber dari dana Otsus tersebut.

“Mereka ini dipulangkan atau dicutikan pihak kampus lantaran pemerintah ingkar janji, yang mana kesepakatan awal tunggakan beasiswa akan dibayarkan paling lambat 18 Januari 2024. Namun kenyataannya, tanggal 24 Januari baru mulai dilakukan pembayaran,” jelas John kepada Cenderawasih Pos, Rabu (24/1).

John menyayangkan sikap Pemerintah Provinsi Papua, saat terjadi keterlambatan pembayaran tunggakan beasiwa pemerintah justru tidak melakukan komunikasi dengan pihak kampus. Alhasil, pihak kampus melayangkan surat pemberitahuan kepada 17 mahasiswa tersebut.

“17 mahasiswa yang dipulangkan pihak kampus sedang persiapan untuk kembali ke Papua, mungkin besok atau lusa mereka sudah tiba di Papua,” kata John.

Dikatakan John, adapun 17 mahasiwa penerima beasiswa SUP yang dipulangkan pihak kampus 8 orang diantaranya akan wisuda pada Maret dan Mei mendatang.

“Padahal mereka yang dipulangkan ini akan diwisuda pada Maret dan Mei mendatang, 6 orang yang akan wisuda berasal dari Provinsi Papua, sementara 2 orang dari Provinsi Papua Selatan,” ujarnya.

Terhadap persoalan ini, John menyebut pejabat di lingkungan Pemerintah Provinsi Papua kehilangan hati nurani yan gmenyebabkan persoalan ini berkepanjangan dan tidak menemui ujung penyelesaiannya.

“Kami tidak percaya lagi dengan Pemerintah Provinsi Papua dalam mengurus persoalan anak anak kami, mereka ingkar janji,” tegasnya.

“Kepentingan orang asli Papua diabaikan, padahal program beasiswa ini adalah representatif  dari hak dasar anak adat. Sehingga ketika beasiswa ini tidak diurus dengan baik, maka hak anak adat hilang dan itu artinya pemerintah gagal,” sambungnya.

Sementara itu, John menyebut total anak adat Papua yang dibiayai dalam program beasiswa SUP sebanyak 3.171 mahasiswa yang berkuliah di dalam negeri mau pun luar negeri.

Dalam catatan Forum Komunikasi Orang Tua, yang kuliah di luar negeri sebanyak 622 mahasiswa anak adat Papua. Khusus anak anak adat Tabi-Saireri berdasarkan data penerima beasiswa mencapai 60 persen dari jumlah 3.171 dan yang kuliah di luar negeri 75-80 persen adalah anak anak adat Tabi-Saireri.

“Dengan presentase tersebut, jika biaya beasiswa tidak diselesaikan pemerintah maka ini merupakan bencana kemanusiaan untuk anak anak adat Tabi-Saireri dalam 10 hingga 20 tahun yang akan datang. Sumber daya manusia yang merupakan generasi penerus akan hancur,” ujarnya.

Sementara itu, Pj Sekda Provinsi Papua, Derek Hegemur, menyampaikan terkait dengan biaya tunggakan beasiswa pihaknya sudah menyurat ke pihak kampus pasca kesepakatan yang sudah dibuat.

“Kami telah menyurati kampus yang ada dalam negeri mau pun luar negeri tempat dimana anak anak Papua menempuh pendidikan terkait segera membayar biaya tunggakan Juli-Desember 2023,” kata Derek.

Sebelumnya, Pemerintah Provinsi Papua, menyatakan kesediannya untuk membayar biaya tunggakan beasiswa SUP senilai Rp 116,8 miliar.

Kesanggupan pembayaran tunggakan beasiswa yang bersumber dari dana Otsus Papua itu dipastikan setelah dilakukan rapat (16-17/1) di Kantor Gubernur, tindak lanjut penyelesaian beasiswa SUP TA 2023 dan keberlanjutannya.

“Total anggaran yang kita sediakan Juli-Desember 2023 sebesar Rp 116,8 miliar,” kata Pj Sekda Papua, Derek Hegemur, kepada wartawan usai menemui para orang tua penerima beasiswa, Rabu (17/1) lalu.

Derek menyebut, anggaran tersebut bersumber dari bantuan 9 kabupaten/kota yang ada di bumi cenderawasih. Anggaran tersebut termasuk dukungan dari Pj Gubernur di tiga DOB, yakni Papua Pegunungan, Papua Tengah, dan Papua Selatan.

Adapun penerima beasiswa Siswa Unggul Papua dari Provinsi Papua sebanyak 1.623. Dengan rincian 1.347 mahasiswa berkuliah di dalam negeri dan 276 mahasiswa yang berkuliah di luar negeri.

Ribuan mahasiswa penerima beasiswa Unggul Papua dari Provinsi Papua itu terdiri atas Kota Jayapura (636 mahasiswa), Kabupaten Jayapura (472 mahasiswa), Kabupaten Biak Numfor (238 mahasiswa), Kabupaten Kepulauan Yapen (105 mahasiswa), Kabupaten Supiori (59 mahasiswa). Ada juga mahasiswa dari Kabupaten Keerom (38 mahasiswa), Kabupaten Sarmi (37 mahasiswa), Kabupaten Mamberamo Raya (23 mahasiswa) dan Kabupaten Waropen (15 mahasiswa). (fia/wen)

Dapatkan update berita pilihan setiap hari dari Cenderawasihpos.jawapos.com 

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

Exit mobile version