Site icon Cenderawasih Pos

Optimis Papua Akan Semakin Maju

Salah satu murid SD terlihat berdoa secara khusyuk saat menjadi peserta upacara bendera yang digelar di dalam hutan bakau Hanyaan, Entrop, Sabtu (17/8). (Foto: Nur Kholik)

JAYAPURA – Sebuah pesan mendalam disampaikan Pj Gubernur Papua, Ramses Limbong saat menghadiri upacara bendera di Stadion Mandala Jayapura.  Bertindak sebagai inspektur upacara  ia mengaku terharu dengan kebersamaan masyarakat di Provinsi Papua.

Kata Ramses, Papua tidak seperti yang dibicarakan orang orang di luar sana, Papua itu bersahabat.

“Bisa kita lihat tadi kita menari bersama dan gembira bersama. Tidak ada kesan Papua tidak aman,”  ucap Ramses kepada wartawan usai memimpin upacara HUT RI ke-79 Sabtu (17/8).

Pada momen ini, Ramses mengajak semua generasi muda untuk menjadikan Papua hebat dan maju.  Ini sebagaimana tema HUT RI yakni Nusantara Baru Indonesia Maju yang  bermakna Papua juga memiliki harapan baru menjadikan Indonesia maju.

Ia bahkan meyakini jika Papua akan semakin maju. “Saya yakin Papua akan semakin maju, untuk itu mari kita bergandengan tangan menjadikan Papua hebat ke depan,” kata Ramses.

Berbagai atraksi yang ditampilkan usai upacara juga diapresiasi. Ia melihat ada makna pengorbanan para pahlawan dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Dikatakan saat ini, rakyat Indonesia telah menikmati hasil perjuangan para pahlawan itu dan perjuangan selanjutnya adalah mengisi kemerdekaan.

“Kita sudah rasakan semua begitu berkembangnya negara kita hingga di usia ke 79 tahun ini. Jadi masyarakat Papua khususnya para generasi muda, tuntut ilmu setinggi-tingginya dan lakukan yang terbaik untuk Papua,” ucapnya. 

Upacara 17 an ini berjalan penuh khidmat dan  tim paskibraka yang ditugaskan sebagai penggerek bendera adalah Alfred Moreno Masoka, Markus Ramandei, Simon Rovnom Marisan.

Ketiganya merupakan siswa terbaik dari sejumlah daerah di Papua.  Alfred Moreno Masoka sendiri berasal dari SMA Lentera Harapan, Kabupaten Jayapura. Ia anak dari pasangan Heri Masoka dan Susana Wafu Milena. Sedang Markus Ramandei berasal dari SMA Negeri Waren, Kabupaten Waropen. Anak dari David Ramandei dan Selepa Imbiri.

Sementara, Simon Rovnom Marisan berasal dari SMA Negeri 1 Biak Kota, Kabupaten Biak Numfor. Anak dari Ekber Imanuel Marisan dan Meti Imelda Wanma. Sebagai penerima Sang Merah Putih adalah Jeklin Stin Karoba Medlama. Ia adalah siswi asal SMA YPPK Taruna Bakti.

Seorangw arga bernama Nurlinda mengaku kagum dengan tarian kolosal. 

“Ikut senang, meriahnya sama dengan dengan tahun tahun sebelumnya,” katanya.

Sementara itu, Wakapolda Papua, Brigjen Pol. Petrus Patridge Rudolf Renwarin berharap pemuda Papua berpikir kreatif dan kritis serta berorientasi kemajuan.

“Jangan sampai terkungkung dengan pikiran pikiran yang justru menghambat diri, melainkan mengembangkan diri sebagai pemuda untuk mengisi kemerdekaan,” kata Wakapolda.

Menurutnya, banyak kegiatan positif yang bisa dilakukan dengan melibatkan diri dalam organisasi kepemudaan serta membangun kerjasama dengan pemerintah untuk melakukan berbagai kegiatan positif dalam mengisi kemerdekaan.

Pantauan Cenderawasih Pos di lapangan, upacara turut dihadiri pelajar, mahasiswa, paguyuban, serta masyarakat sekitar.

Sementara ditempat lain di sudut Kota Jayapura, ada juga upacara bendera yang digelar ditempat tak biasa. Komunitas Rumah Bakau Jayapura menggelar upacara di dalam hutan bakau. Tempat yang dipenuhi dengan lumpur dan jauh dari kata nyaman. Kegiatan ini melibatkan  sejumlah komunitas, paguyuban, ormas hingga anak sekolah.

“Ini kali ketiga yang kami gelar. Pertama tahun 2018   kemudian vakum carena covid dan  dilanjutkan tahun 2023 dan tahun 2024,” kata Ketua  Panitia, Rahmatullah.

Pria yang berprofesi sebagai guru di SD Inpres Tanjung Ria ini menyampaikan bahwa pihaknya ingin menyampaikan pesan kepada peserta upacara dan public  terkait kondisi hutan bakau di Jayapura. Hutan yang menjadi dapur bagi masyarakat di Kampung Engros maupun Tobati.

“Tapi mirisnya hutan ini masih babak belur akibat ulah manusia. Ada banyak sekali sampah di akar-akar pohonnya. Ini belum lagi dengan ancaman pengalihfungsian lahan. Artinya masih ada perjuangan  yang harus dilakukan untuk mempertahankan hutan bakau ini dan kami senang karena banyak teman – teman yang akhirnya mulai paham,” singkatnya. (fia/ade)

Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

Exit mobile version