Site icon Cenderawasih Pos

Pasca Peristiwa Pilot Glen, Nakes di Alama Bakal Ditarik

Tenaga kesehatan dan sejumlah guru yang dievakuasi dari Distrik Alama tiba di Lanud Yohanis Kapiyau belum lama ini.

MIMIKA – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Mimika berencana menarik semua tenaga kesehatan (Nakes) yang ditugaskan memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat di Puskesmas Alama pasca peristiwa pembunuhan terhadap mendiang pilot Glen Malcolm Conning. 

“Untuk sementara kami berencana untuk menarik petugas dulu dan bagaimana pelayanan ke depan akan menunggu petunjuk dari pak bupati,” katanya saat ditemui, Sabtu (10/8).

Reynold melanjutkan, untuk para nakes nanti akan menjalani mental healing yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Mimika dan juga akan difasilitasi oleh Dinas Kesehatan Provinsi Papua Tengah.

Reynold mengatakan, saat ini pelayanan kesehatan di Distrik Alama pasca kejadian itu menjadi terhambat bahkan tidak berjalan. Oleh karena itu, Dinkes juga akan menggelar rapat bersama lintas sektor serta tokoh-tokoh masyarakat dari wilayah pegunungan Mimika untuk mengatasi pelayanan kesehatan di wilayah pegunungan yang saat ini terganggu.

“Kemudian berikut sudah pasti tentu kami akan berkonsultasi meminta arahan dari pimpinan daerah (Bupati) pada hari Senin besok untuk rapat tingkat pimpinan Forum Komunkasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) terkait dengan pelayanan karena ini bukan hanya pelayanan kesehatan, ada program-program strategis daerah pun yang dilakukan di wilayah-wilayah pegunungan,” ungkapnya.

Dalam kesempatan ini Reynold juga menyampaikan terima kasihnya kepada semua pihak yang terus memberikan informasi terkait hal-hal yang terjadi di wilayah pegunungan. Kata Reynold, pelayanan kesehatan di wilayah pegunungan tetap menjadi tugas dan tanggung jawab negara melalui pemerintah daerah. Berkaitan dengan kejadian pembunuhan terhadap pilot di Distrik Alama dikatakan Reynold tentu menjadi evaluasi dimana negara harus tetap ada.

Ditanya terkait koordinasi pemerintah dengan otoritas keamanan dalam pelaksanaan mobilisasi tenaga kesehatan dari Mimika ke Distrik Alama Reynold bilang bahwa pemerintah sebagai pengguna jasa maskapai yang melakukan aktivitas udara baik di titik manapun tentu memiliki izin.

“Yang hari ini saya mau hilang dari kasus seperti itu adalah pertama, ini menjadi evaluasi bahwa ada masyarakat asli Papua yang punya hak juga untuk dilayani yang harus dipikirkan secara bersama-sama bagaimana supaya anak-anak tetap dilayani, ibu-ibu harus dilayani dan orang tua harus dilayani,” katanya.

“Makanya ini yang tadi saya bilang (nanti-red) di forum komunikasi di pertemuan berikut ini nanti kami akan angkat supaya nanti dapat sarana sehat dari pimpinan daerah, Kapolres, kemudian Danlanud, Danlanal kemudian Pangkogabwilhan, seperti itu,” tambah dia.

Sebelumnya, Bupati Mimika, Johannes Rettob telah memberikan tanggapan terkait insiden penembakan terhadap Helikopter Hughes 369E milik PT Intan Angkasa Air Service register PK-IWN yang digunakan oleh Pemerintah Kabupaten Mimika dalam hal ini Dinas Kesehatan untuk keperluan tranportasi tenaga kesehatan dari kota Timika ke Distrik Alama, serta pembunuhan yang dilakukan oleh Kelompok Kriminal Bersenjata terhadap sang pilot.

Johannes menyebutkan, sewa helikopter yang dilakukan pemerintah melalui Dinas Kesehatan dengan menggunakan jasa operator penerbangan PT Intan Angkasa telah dilakukan sejak dua tahun terakhir. Ia mengatakan, program tersebut dilakukan dinas kesehatan karena satu bulan sekali ada pertukaran tenaga kesehatan di Puskesmas Alama. Program tersebut dilaksanakan karena seyogyanya tenaga kesehatan tang bertugas di Puskesmas Alama tinggal di fasilitas pemerintah yang sudah di sediakan di dana.

Namun, karena faktor keamanan memaksa pola tersebut harus dirubah dan dilakukan pergeseran tenaga kesehatan setiap bulannya.  Sementara itu, pasca insiden tersebut seluruh tenaga kesehatan terpaksa dievakuasi ke Mimika pada Selasa 6 Agustus 2024 sore dan dalam keadaan selamat.

Johannes melanjutkan, pergeseran tenaga kesehatan di Puskesmas Alama juga terus dilakukan lantaran keterbatasan fasilitas. Selain di Distrik Alama, pola ini juga diterapkan di beberapa Puskesmas yang ada di wilayah pedalaman Mimika.

“Pola shift ini juga dilakukan di beberapa puskesmas pedalaman. Kami mohon maaf atas kejadian ini. Sementara pelayanan di Puskesmas Alama terbatas akibat insiden tersebut,” ungkapnya. Terkait pelayanan di Puskesmas Alama kata Johannes akan kembali berjalan setelah nantinya dilakukan koordinasi dengan otoritas keamanan yang ada di Mimika. (mww/ade)

Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

Exit mobile version