Site icon Cenderawasih Pos

Kepemimpinan ULMWP Dipertanyakan

Massa dari berbagai faksi saat melakukan protes di Kampwolker, Waena terkait kepemimpinan ULMWP, Senin (6/11). Mereka meminta segera dilakukan kongres.(FOTO A(Istimewa)

Turunkan Benny Wenda Bukan Lewat KTT, tapi Melalui Kongres

JAYAPURA – Bergantinya jabatan Presiden ULMWP dari Benny Wenda yang digantikan oleh Manase Tabuni dipertanyakan. Nama Manase Tabuni sendiri muncul  dalam Kongres Tingkat Tinggi (KTT) II ULMWP di Vanuatu dan terpilih pada kongres yang digelar pada 25 Agustus tersebut.

Kondisi ini lantas mencapat protes dari sejumlah faksi baik dari WPNCL, PNWP  maupun anggota ULMWP sendiri. Tercatat ada sekitar 1000 massa yang tergabung dari berbagai faksi ini mendatangi kediaman deklarator, Buchtar Tabuni di Kampwolker, Waena pada, Senin (6/11).

Mereka mempertanyakan proses pemilihan Presiden ULMWP yang telah berganti. Menurut mendemo ini cacat hukum karena tidak dilakukan lewat kongres. Massa pun mendesak agar petinggi organisasi ULMWP, WPNCL dan lainnya segera menggelar kongres untuk melakukan pemilihan ulang.

“Kami memprotes keputusan KTT II ULMWP di Vanuatu yang digelar tanggal 25 Agustus – 3 September terkait pergantian presiden ULMWP,”   kata Markus Yenu, Gubernur Wilayah III Domberay Manokwari lewat teleponnya, Senin (6/11).

Pasalnya dikatakan semua organisasi pro merdeka mengetahui jika para petinggi ini ke Vanuatu untuk mengikuti sidang MSG. Namun setelah sidang MSG dikatakan ada pertemuan lain yang dilakukan  dan dikatakan pertemuan tersebut illegal.

Benny wenda dan Perdana Menteri, Edison Waromi dalam KTT tersebut justru diturunkan dan diganti. Kata Markus untuk jabatan presiden tak bisa pergantian dilakukan dengan metode KTT  dan itu melanggar konstitusi mereka.

Jika ingin menurunkan Benny Wenda maka harus diturunkan lewat kongres sebab ini pimpinan tingkat tinggi sehingga prosesnya harus sesuai. “Lalu yang memilih adalah rakyat, bukan petinggi juga. Dari proses inilah rakyat meminta kejelasan dan kami datang untuk mempertanyakan peristiwa itu. Kami undang semua pemimpin bangsa Papua dan saat ini kami anggap terjadi kekosongan pemimpin,” beber Markus.

Dijelaskan dari aksi protes ini Buchtar Tabuni selaku deklarator ULMWP,  pimpinan PNWP (Parlemen Nasional West Papua)  dan Diaz Gwijangge dari WPNCL langsung menerima massa. Hasilnya para petinggi siap menerima aspirasi untuk menggelar kongres.

“Aspirasi sudah diterima dan masih koordinasi. Kami minta secepatnya dilakukan kongres dan kami masih menunggu jawaban dari tiga pendiri deklarator ULMWP,” tambahnya.

Deklarasi sendiri dipastikan akan dilakukan  di Jayapura dan apakah Benny Wenda akan naik kembali menurut Markus Yenu hal tersebut nantinya  rakyat yang menentukan. “Intinya kami ingin segera digelar kongres untuk mengisi kekosongan ini,” imbuhnya.

Sekedar diketahui massa  akhirnya memilih bertahan hingga malam hari untuk mendengar kepastian hasil koordinasi dan hingga tadi malam terlihat massa masih menduduki wilayah Kampwolker.

Sementara itu dari pantauan koran ini sebagian masa aksi berkumpul di Gapura Expo Waena, tampak masing masing peserta aksi memegang pamflet, serta sepanduk yang bertuliskan isi tuntutan mereka kepada Deklarator ULMWP.

Adapun isi tuntutan Kelompok ULMWP Wadah Pemerintah kepada Dekalarator ULMWP,  yang dituliskan pada beberapa pamlet kecil, diantaranya.,

Deklarator ULMWP untuk segera Gelar Kongres. Semua Pemimpin ULMWP Gugur Demi Hukum.

Sementara pada sepanduk yang lain yang panjangnya kurang lebih 2 meter,  menuntut agar Semua Pimpinan ULMWP Gugur Demi Hukum. ULMWP untuk itu memeinta Deklarator ULMWP Segera Bertanggung Jawab.

Selain itu, pada beberapa sepanduk juga bertuliskan Rakyat Wilayah Anim-Ha, Menyatakan !!!, Pemilihan Pemimpin di Luar Forum Kongres Adalah Ilegal dan Tidak Sah, Deklarator ULMWP Segera Bertanggung Jawab.

Karena massa melakukan aksi di depan Gapura Expo Waena, maka Kapolsek Heram AKP Frengky Rumbiak meminta agar massa untuk tidak melakukan aksinya di Expo Waena pasalnya akan menggangu arus lalulintas.

“Jangan kalian berlama-lama di sini (Gapura Expos Waena) karena akan mengundang banyak orang dan akan menggangu aktivitas lalu lintas,” kata Frengky Rumbiak kepada massa aksi.

Mendengar imbauan tersebut masa aksi kemudian bergegas menuju kampung Kampwolker, Distrik Heram.

Hingga berita ini diturunkan masa aksi dari Kelompok ULMWP Wadah Pemerintah masih melakukan aksi demo damai di Kampung Kapmpolker.

Dari Sentani, massa ULMWP juga melakukan aksi demo terkait Deklarator UMLWP.

Kapolres Jayapura AKBP Fredrickus W.A.Maclarimboen, saat dikonfirmasi wartawan Cenderawasih Pos, mengatakan aksi demo tersebut tidak menggangu jalannya aktivitas yang dilakukan warga, pelaku usaha dan pemerintah, karena pada pagi hari sudah dilakukan sweeping kendaraan di Hawai, Sentani, maupun penempatan personel di beberapa titik di wilayah Sentani yang dianggap sering terjadi perkumpulan massa.

Namun memang pada siang hari terlihat ada kelompok massa ke luar untuk lakukan orasi  dan ini sudah dicegah oleh aparat kepolisian yang sudah ditempatkan di titik itu,  sehingga situasi dan kondisi di sana bisa diatasi dengan baik tidak ada gerakan yang menonjol.

“Situasi Kamtibmas  aman terkendali, kita sudah lakukan penjagaan di beberapa titik,”jelasnya. Saat ini personel yang berjaga-jaga sudah melakukan upaya pencegahan dan memberikan imbauan bagi kelompok yang mau turun, agar tidak terjadi kemacetan dan lainnya.(ade/rel/dil/wen)

Dapatkan update berita pilihan setiap hari dari Cenderawasihpos.jawapos.com 

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

Exit mobile version