Site icon Cenderawasih Pos

Harus Dipimpin Anak Asli Tiga Suku Besar Pegunungan

Salah satu Tokoh intelektual  Suku Lani Epius Obama Tabo, S.Sos. M.Si, (Kanan)  didampingi Tokoh Intelektual Suku Yali Besar Titus L. Mohi , S.Si.,M.Si dan  Tokoh intelektual Suku Besar Hubla Provinsi Papua Pegunungan Kletus Wetipo S.Sos.,M.Si, saat  memberikan keterangan pers di Abepura, Minggu (17/3)kemarin. (foto:Priyadi/Cepos)

JAYAPURA -Tiga tokoh intelektual mewakili Provinsi Papua Pegunungan dari tiga suku besar, yakni Suku Lani, Suku Yali Besar dan Suku Hubla meminta kepada KPU RI dan KPU Provinsi Papua Pegunungan untuk arif dan bijaksana dalam menetapkan sosok siapa yang menjadi perwakilan rakyat di DPR RI Provinsi Papua Pegunungan dan DPD RI Papua Pegunungan sebelum dilakukan penetapan oleh KPU beberapa hari ini.

Hal ini dikatakan salah satu intelektual dari Suku Lani Epius Obama Tabo, S.Sos. M.Si,  didampingi Tokoh Intelektual Suku Yali Besar Titus L. Mohi , S.Si.,M.Si dan salah satu tokoh intelektual Suku Besar Hubla Kletus Wetipo S.Sos.,M.Si, saat  memberikan keterangan pers di Abepura, Minggu (17/3)kemarin.

Kletus Wetipo mengatakan, kenapa pihaknya berharap kepada KPU RI dan KPU Provinsi Papua Pegunungan supaya dalam penetapan nanti untuk tiga kursi DPR RI Papua Pegunungan dan DPD RI adalah orang asli anak daerah tiga suku besar di sana, karena hak kesulungan harus diberikan kepada anak adat yang lahir besar di daerah pegunungan Karana pasti mereka tahu tentang budaya, adat istiadat, dan wilayahnya, supaya secara representasi bisa mewakili aspirasi masyarakat asli di tiga suku besar tersebut, tidak bisa dari orang lain yang tidak tahu adat istiadat, budaya, wilayah di tiga suku tersebut.

Apalagi adanya sistem pemilu Noken tentu sudah jelas masyarakat tiga suku besar pasti memilih anak asli daerah di luar dari itu jika ada yang jadi pasti dipertanyakan dan pihak KPU tentu harus Arif dan bijak dalam menetapkan siapa yang mewakili aspirasi masyarakat di Provinsi Papua Pegunungan.

“Hak kesulungan ini harus diberikan oleh negara kepada anak asli daerah karena sudah ada pemekaran DOB, maka yang menjadi wakil rakyat di DPR RI dan DPD RI Papua Pegunungan harus anak asli di tiga suku besar tersebut dan ini pastinya sosoknya pasti sudah ada dan siapapun yang jadi jika itu dari tiga suku besar ini kami pasti mendukungnya,”pesannya.

 Ditempat sama, Tokoh Intelektual Suku Yali Besar Titus L. Mohi memberikan dukungan kepada KPU  bahwa di sana menggunakan sistim noken sehingga untuk hak kesulungan anak asli daerah yang lahir besar di honai inilah yang layak untuk mewakili tiga suku besar karena mereka tahu budaya adat, wilayah adat dan lainnya.

 “Kami mohon sebagai anak asli daerah selaku pelaku politik dan pengambil kebijakan bisa berikan perhatian hak kesulungan politik ini bagi anak asli daerah,”katanya.

 Sementara itu, mewakili tokoh intelektual Suku Lani, Epius Obama Tabo, mengaku karena ini lahir dari UU Otsus dan sistim noken menjamin dalam penyelenggaraan Pemilu masih digunakan di daerah pegunungan maka  pihaknya sampaikan kepada KPU Provinsi Papua Pegunungan bisa melihat bagian ini jadi hak kesulungan harus diberikan kepada anak anak asli di daerah sana.

Salah satu contohnya ada banyak TPS di Kabupaten Tolikara,  padahal masyarakat tidak memberikan suara ke orang lain selain menggunakan sistim noken untuk orang asli sana tapi tiba tiba hasil penetapan di PPD nama yang muncul Caleg yang lain tidak asli anak daerah sana, sehingga harus berikan anak asli daerah dan pihaknya tidak mendiskriminasi calon lain tapi hak kesulungan ini harus diberikan supaya Otsus dan  lahirnya DOB masyarakat asli daerah bisa membangun daerahnya.

 Untuk itu, anak anak asli suku Yali, Suku Lani dan Suku Hubla harus diberikan kesempatan untuk memimpin di jenjang DPR RI, DPD RI biar bisa menyuarakan aspirasi rakyat di pusat untuk DOB Papua pegunungan.(dil)

Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

Exit mobile version