Site icon Cenderawasih Pos

Wapres Ma’ruf Amin Sebut Warga Yahukimo Bukan Kelaparan, tapi Kekurangan Pangan

Wakil Presiden Ma’ruf Amin dalam keterangan persnya usai meluncurkan Gerakan Nasional Ketahanan Pangan di 460 wilayah Indonesia. (YouTube Wakil Presiden Republik Indonesia.)

JAKARTA– Wakil Presiden RI, Ma’ruf Amin, memberikan komentar terkait kasus kematian puluhan warga di Yahukimo, Papua Pegunungan, yang diduga karena kelaparan, beberapa waktu lalu.

Dalam keterangan persnya saat kunjungan kerja di Cibitung, Bekasi, pada Rabu (1/11) kemarin, Wapres Ma’ruf mengatakan bahwa kasus kematian di Yahukimo tersebut bukan disebabkan oleh kelaparan, melainkan karena kekurangan pangan.

“Menurut Bupati Yahukimo, itu tidak ada yang mati kelaparan. Bahwa di sana ada kekurangan pangan, iya. Tapi itu sudah diatasi,” kata Ma’ruf, dikutip dari kanal Youtube Wakil Republik Indonesia, Kamis (2/11).

Ia melanjutkan, bahwa permasalahan ketahanan pangan di Yahukimo itu kini telah dimasukkan dalam daftar prioritas nasional, yang kemudian akan ditindaklanjuti oleh Menteri Pertanian yang baru, yakni Andi Amran Sulaiman.

Andi sendiri, meneruskan statemen Wapres Ma’ruf, menyampaikan bahwa pihaknya akan meningkatkan ketahanan pangan masyarakat Yahukimo, dengan melihat terlebih dahulu apa potensi yang ada di sana.

“Kita menanam pangan sesuai kearifan lokal. Di sana umbi-umbian cocok untuk saudara-saudara kita, kemudian sagu dan seterusnya. Kami sudah diskusi, rapat dengan Menteri PMK, insha Allah Minggu ini tim kami bergerak ke sana,” jelasnya.

Selain itu, pihaknya juga sudah menentukan tanaman atau biji-bijian jenis tertentu yang akan ditanam di tanah Yahukimo. Pasalnya, iklim di Papua Pegunungan terbilang dingin, sehingga perlu memastikan tanaman bisa tumbuh dengan baik.

Lebih lanjut, program ini ditargetkan Andi akan segera rampung dalam waktu dekat. Ia memastikan, persoalan ketahanan pangan di Papua Pegunungan, utamanya di Yahukimo, akan teratasi dengan baik, sebagaimana masalah-masalah lainnya.

“Ketahanan pangan identik ketahanan negara. Kalau krisis ekonomi, itu kita mampu bertahan, kita pernah lewati. Krisis kesehatan, Covid-19, kita lewati. Tapi krisis pangan, bisa melompat krisis politik, jadi kita harus betul-betul menjaganya,” terangnya.

Diberitakan sebelumnya, tercatat sebanyak 23 orang telah meninggal dunia di Yahukimo, Papua Pegunungan yang diduga karena kelaparan.

Dugaan tersebut menguat, lantaran diketahui fakta bahwa sebanyak 13 kampung di Distrik Amuma, Yahukimo mengalami krisis pangan karena gagal panen.

Meski begitu, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Muhadjir Effendy, memberikan keterangan bahwa kabar 23 orang meninggal itu belum bisa dipastikan benar-benar karena kelaparan. (*)

Sumber: jawapos.com, YouTube Wakil Presiden Republik Indonesia

Exit mobile version