Site icon Cenderawasih Pos

RSUD Abe Terancam Kolaps

Suasana di RSUD Abepura, Rabu (24/7 Kemarin. Jika kondisi seperti ini masih terus terjadi maka RSUD Abe bisa kolaps (foto: Karel/Cepos)

Jumlah Pasien Tahun ini Meningkat, Tapi Tak Didukung dengan Penyediaan Dana

JAYAPURA-Direktur RSUD Abepura dr. Daisy C. Urbinas menyampaikan kondisi sakit Abepura saat ini cukup memprihatinkan. Hal itu disebabkan karena kondisi keuangan rumah sakit sangat terbatas.

Sehingga berpengaruh pada penyediaan obat maupun sarana prasarana yang lain. Bahkan menurut dia jika dalam waktu beberapa bulan ke depan ini pemerintah tidak mensupport dana, maka rumah sakit Abepura akan kolaps.

“Karena ketersediaan uang untuk belanja obat, barang habis pakai, dan makan minum pasien saat ini sudah minus,” ujarnya Rabu (24/7) kemarin.

dr. Daisy C. Urbinas (foto: Karel/Cepos)

Kata dia, minimnya anggaran untuk belanja obat maupun sarpras ini terjadi karena 3 tahun belakangan ini APBD rumah sakit mengalami penurunan yang siginifikan. Sehingga pengelolaan rumah sakit selama ini hanya mengandalkan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) RSUD Abepura.

Seperti di tahun 2024 ini, mulai Januari lalu sampai saat ini belanja mulai pengadaan obat, hingga makan- minum pasien ditanggung oleh BLUD.

Sementara di satu sisi pengelolaan BLUD sampai saat ini belum begitu maksimal, hal itu terjadi kurangnya dana pendukung. Di sisi lain lonjakan pasien di 2024 sangat tinggi, akan tetapi tidak sejalan dengan dukungan anggaran yang ada.

Dimana hampir 90 persen pembiayaan Rumah Sakit Abepura disuport BLUD, dengan kondisi ini, tentu akan berpengaruh pada kondisi keuangan.

“Jumlah pasien kita di tahun 2024 ini meningkat, itu tidak sejalan dengan penyediaan keuangan yang ada saat ini,” bebernya.

Hal lain soal pemeliharaan rumah sakit, seperti rehab ruang anak yang bekas kebakaran, perbaikan lift, pengolahan sampah maupun limbah medis, serta hal lainnya yang membutuhkan dukungan anggaran yang cukup.

“Rumah sakit ini tidak bisa bicara obat dan barang habis pakai, tapi perawatannya juga bagian yang tidak terpisahkan yang harus kita urus,” turut Daisy.

Karena mutu pelayanan bergantung pada banyak hal, salah satunya pemeliharaan ruangan. Jika kondisi gedung bersih, maka akan memberikan kenyamanan bagi masyarakat tidak hanya itu, kebersihan lingkungan rumah sakit juga menjadi faktor penting dalam hal mutu pelayanan.

Untuk itu penting adanya dukungan pemerintah melalui anggaran yang cukup. Sehingga pemeliharaannya dilakukan seusai standar akreditasi rumah sakit.

“Ruangan itu mutu pelayanan, kalau ruangan bagus maka pasien juga senang dan tentunya proses penyembuhannya cepat,” kata Daisy.

Terkait mutu pelayanan, faktor pendukungnya adalah alat kedokteran. Setiap tahunnya kata Daisy alat-alat kedokteran ini harus dikalibrasi. Tapi karena kondisi keuangan di RSUD Abepura tahun ini sangat terbatas.

Kata dia dengan kondisi rumah sakit abepura yang kapasitasnya besar, maka anggaran untuk kalibrasi alat kedokteran harus di angka Rp. 1 milyar lebih, tapi yang terjadi saat ini justru berkurang bahkan sangat minim.

Dijelaskan RSUD Abepura setiap tahunnya biaya yang harus dikeluarkan untuk belanja obat bisa mencapai Rp. 9 milyar, kemudian pemeliharaan rumah sakit membutuhkan anggaran sebesar Rp 4 milyar. “Dua unsur ini saja membutuhkan dana yang besar apalagi hal lain yang kita butuhkan,” tandasnya.

Kondisi inilah yang menyebabkan  pihaknya tidak dapat melakukan persaingan bisnis yang sehat untuk meningkatkan mutu pelayanan kepada masyarakat. Sehingga pihaknya mengharapkan adanya dukungan dari pemerintah sehingga pelayanan di rumah sakit Abepura bertshan hingga akhir tahun 2024.

“Kami harap adanya dukungan pemerintah berupa support dana yang cukup untuk rumah sakit, sehingga pelayanan kami bisa berjalan maksimal hingga akhir tahun 2024,” harapnya. (rel/wen)

Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

Exit mobile version