Site icon Cenderawasih Pos

Kopi Ambaidiru Jadi Primadona Papua Pasca DOB

Semuel Siriwa (FOTO: Elfira/Cepos)

JAYAPURA – Festival Kopi Papua 2023 baru saja selesai digelar di eks Terminal Entrop. Dimana acara tersebut dilaksanakan selama lima hari, yakni 4-8 Agustus. Beragam jenis kopi disajikan di sana.

  Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Provinsi Papua, Semuel Siriwa menyampaikan, Pemprov selalu mendukung Festival Kopi yang digelar di bumi cenderawasih.

  “Selain memberikan dukungan, kita juga mengharapkan perbaikan kualitas kopi. Oleh karena itu, petani diminta jangan panen muda. Dan dalam pengolahan dilakukan secara baik,  sehingga didapatkan kualitas kopi yang benar benar bagus,” kata Semuel, kepada Cenderawasih Pos, Rabu (9/8).

   Selain itu kata Semuel, masalah ekspor kopi sebelum adanya Daerah Otonomi Baru (DOB) lebih banyak berasal dari daerah pegunungan Provinsi Papua Pegunungan dan Provinsi Papua Tengah.

  “Untuk kita di Provinsi Papua, potensi pengembangan kopi pasca DOB. Saat ini kita lagi dorong di Ambaidiru, Kabupaten Kepulauan Yapen. Menyusul daerah lainnya seperti Distrik Kemtuk Gresi, Kabupaten Jayapura,” terangnya.

  Menurut Semuel, kopi Ambaidiru potensinya cukup besar untuk dipasarkan. Terlebih, wilayah tersebut ketinggianya di atas 1000 Mdpl. Kopinya pun persis seperti kopi toraja.

  “Saya lihat di sana (Ambaidiru-red) kopinya cukup bagus karena berasal dari Belanda,” ucapnya.

  Semuel sendiri mengaku ada sekitar 100 hektar yang disediakan pemerintah melalui APBN untuk pegembangan kopi di Ambaidiru. Selain itu, ada juga bantuan pengolahan kopi, rumah  pengolahan dan mesin pengolahan.

  “Pemerintah Provinsi Papua juga akan menyerahkan bibit kopi yang bersertifikat, dimana rencananya Plh Gubernur Papua sendiri yang akan menyerahkan secara langsung,” kata Semuel.

  Menurut Semuel, kopi asal Ambaidiru sudah pernah diekspor ke beberapa negara. Hanya saja, belum kontinue. Sehingga pihaknya akan membenahinya sebagaimana perintah dari Plh Gubernur, M Ridwan Rumasukun.

  “Tak ada kendala sejauh ini, baik dari potensi lahan maupun kesiapan petani. Yang dibutuhkan adalah komitmen pemerintah untuk kita mendorong agar kopi Papua lebih eksis,” pungkasnya. (fia/tri)

Exit mobile version