Site icon Cenderawasih Pos

Hasil Kurikulum Merdeka Ditampilkan di  Pameran P5

Salah satu stand P5 dari salah satu sekolah di Jayapura saat mengikuti pameran yang dilaksanakan oleh BPMP, dalam rangka momen hardiknas, Kamis (2/5). (foto:Mboik/Cepos)

JAYAPURA-Sejumlah sekolah jenjang  SMP di Kota Jayapura mengikuti kegiatan pameran Project Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5). Kepala SMP Negeri 1 Kota Jayapura Purnama Sinaga, selaku koordinator dalam kegiatan pameran itu, menjelaskan kegiatan itu dilaksanakan dalam rangkaian hari Pendidikan Nasional tingkat kota Jayapura.

  Dimana pihaknya  berkolaborasi dengan UPT di Papua, yaitu Balai Penjaminan Mutu Pendidikan Provinsi Papua,  Balai Guru Penggerak, Balai Bahasa dan Balai Pelestarian Kebudayaan. Berbagai  pihak tersebut  melakukan pameran merdeka belajar, sekaligus membuka Festival Kurikulum Merdeka.

   “Ini merupakan instruksi dari Kementerian, yang harus dilaksanakan oleh UPT dan juga festival itu harus dilaksanakan oleh BPMP. Sehingga kami berkolaborasi dalam rangka memamerkan atau merayakan hasil belajar setiap sekolah dalam implementasi kurikulum merdekanya,” kata Purnama Sinaga, Kamis (2/5).

   Dia mengatakan ada sejumlah sekolah yang sebenarnya sudah mendaftarkan diri sebagai perwakilan dari setiap jenjangnya. Meskipun kegiatan itu tidak diwajibkan, tetapi setidaknya  membuka kesempatan kepada siapa saja yang ingin menampilkan hasil belajarnya.

   Dikatakan, kurikulum  merdeka itu  ada  dalam proses pembelajaran intrakurikuler yang diajarkan seperti biasanya, tetapi modelnya berbeda yaitu dengan model pembelajaran diferensiasi, di mana kita lebih melihat kemampuan awal peserta didik, gaya belajarnya lalu kemudian, ada kegiatan dalam bentuk Project Penguatan Profil Pelajar Pancasila.

  “Yang ditampilkan saat ini yaitu hasil-hasil belajar mereka pada umumnya dari project penguatan profil pelajar Pancasila,” bebernya.

   Lanjut dia, ada beberapa tema yang dikembangkan, yang   ditawarkan dalam kurikulum itu, dan setiap sekolah memilih berdasarkan isu atau kebutuhan belajar dari peserta didik. Jadi mungkin di setiap sekolah kita  bisa, melihat bahwa produknya hampir tidak  jauh berbeda.  Contoh kalau  berbicara tentang kearifan lokal, berarti  berbicara tentang budaya lokal Port Numbay.

Kemudian,  kalau dia berbicara tentang gaya hidup berkelanjutan, berarti dia berbicara  tentang produk-produk daur ulang lalu kemudian bagaimana merawat bumi ini,  begitu juga dengan tema-tema yang lain.

   “Sasaran yang ingin dicapai sebetulnya, adalah karakter. Jadi contoh melalui tema ini, apakah itu karakter gotong royong, atau karakter mandiri atau kreativitas, atau kebhinekaan global, dan ada beberapa karakter memang yang sudah di situ tersedia dan kita tinggal memilih berdasarkan kebutuhan belajarnya” tambahnya. (roy/tri)

Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

Exit mobile version