Site icon Cenderawasih Pos

Masyarakat  Jangan Panik, Belum Ada Kasus Monkeypox di Kab. Jayapura

Pasien i RSUD Yowari saat memeriksakan kesehatan. Adanya kasus cacar monyet di Indonesia maka dianjurkan pasien yang datang ke Sarana Kesehatan memakai masker dan  cuci tangan,  sesuai dengan imbauan Dinkes Kabupaten Jayapura. (FOTO:Priyadi/Cepos)

SENTANI -Cacar Monyet ( Monkeypox) menjadi salah satu perhatian serius di Indonesia, karena kasus cacar monyet (Monkeypox) sudah ada di Indonesia.

Untuk itu, walaupun di Kabupaten Jayapura belum ada informasi warga yang terkena. Namun tetap menjadi perhatian serius Dinas Kesehatan Kabupaten Jayapura.

Pasalnya, Kabupaten Jayapura adalah pintu masuknya orang pada saat tiba di Bandara Sentani dari berbagai daerah di Indonesia.

Terkait hal ini Kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Jayapura Khoirul Lie melalui Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Jayapura Edward Sihotang mengatakan, kasus cacar monyet memang terjadi Indonesia,  namun tidak ditemukan di masyarakat Kabupaten Jayapura.  Meski demikian tetap harus dilakukan antisipasi namun tidak perlu panik.

“Kasus cacar monyet awal terjadi di Indonesia pada tahun 2022 dan kasus yang terjadi sampai saat ini sudah 88 kasus pusatnya kasus terbanyak  tahun 2024 di Jakarta. Dan kasus cacar monyet menurut Menteri Kesehatan yaitu terjadi daerah tertentu di Jakarta dan beberapa provinsi pada populasi tertentu,”ujarnya.

Di Kabupaten Jayapura tidak ada kasus namun berdasarkan edaran yang disampaikan Dirjen P2P kepada Dinkes Kabupaten Jayapura bahwa setiap pemerintah provinsi dan kabupaten kota diberikan arahan untuk memantau perkembangan situasi secara global maupun secara wilayah.

Perlu upaya pencegahan atau deteksi dini apabila ada masyarakat mengalami gejala, kemudian, Dinkes juga melaporkan dengan link  terpadu di Kemenkes dan terus dilakukan komunikasi dengan Lab Kesmas Papua serta melakukan antisipasi jika terjadi kasus.

“Sebenarnya dalam kondisi ini kita tetap bisa melakukan aktivitas seperti biasa, namun diharapkan masyarakat dalam melakukan aktivitas  tidak panic. Lakukan pencegahan jika memang terjadi gejala. Segera periksa ke Puskesmas terdekat atau rumah sakit supaya dilakukan upaya pengobatan dengan baik,”ungkapnya.

Jika masyarakat ingin datang ke Puskesmas atau fasilitas tempat kesehatan diharapkan memakai masker. Ini  tidak hanya mencegah  cacar monyet saja, tapi penyakit menular lainnya dari pasien yang berobat di Puskesmas atau sarana Puskesmas.

“Masyarakat tidak perlu panik aktivitas seperti biasa apabila aktivitas keluar daerah khususnya yang terjadi kasus cacar monyet disarankan untuk rajin cuci tangan dan menggunakan masker, apalagi berkunjung ke Puskesmas rumah sakit ataupun sarana kesehatan disarankan menggunakan masker, dan gunakan hand sanitizer serta rajin cuci tangan,”bebernya.

  Ditambahkan, Gejala monkeypox biasanya demam, sakit kepala hebat, nyeri, otot, sakit punggung, lemas, pembengkakan kelenjar getah bening (di leher, ketiak atau selangkangan) dan ruam atau lesi kulit. Ruam biasanya dimulai dalam satu sampai tiga hari sejak  demam. Ruam atau lesi pada kulit ini berkembang mulai dari  bintik merah seperti cacar, lepuh berisi cairan bening, lepuh  berisi nanah, kemudian mengeras atau keropeng lalu rontok.

Jumlah lesi pada satu orang dapat berkisar dari beberapa saja  hingga ribuan. Ruam cenderung terkonsentrasi pada wajah,  telapak tangan dan telapak kaki. ” Gejala biasanya berlangsung antara 2-4 minggu dan biasanya  sembuh sendiri. Namun pada beberapa individu, dapat  menyebabkan komplikasi medis dan kematian,”tandasnya.(dil/ary)

Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

Exit mobile version