Site icon Cenderawasih Pos

Wujudkan Merauke Lumbung Pangan Nasional, Bakal Kerahkan 200 Unit Excavator

Mentan   Andi Amran Sulaiman saat menyaksikan penanaman perdana di lahan yang dioptimalisasi sel;uas 300 hektar di Kampung Ngutibop, Distrik  Tanah Miring Merauke, Rabu  (29/05/2024) . Penanaman  padi dengan menggunakan  untuk  rice transplanter atau mesin tanam. (foto:Sulo/Cepos)

MERAUKE –Dalam rangka mewujudkan Merauke sebagai lumbung pangan Nasional,  Menteri Pertanian (Mentan) Republik Indonesia Andi Amran Sulaiman  mendorong mekanisasi di Merauke. Dalam rangka itu, Mentan   bakal mengerahkan sedikitnya 200  excavator untuk optimalisasi  sekitar 40.000 hektar lahan yang selama ini sudah digarap dan pembukaan lahan baru seluas 1 juta hektar  di Merauke, Provinsi Papua Selatan.

    Pengerahan 200  unit excavator  ini  terungkap saat Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman melakukan penanaman perdana optimalisasi di lahan sekitar 300 hektar di Kampung Ngutibop, Distrik  Tanah Miring, Kabupaten Merauke-Papua Selatan,  Rabu (28/05/2024).

    Bahkan  pria asal Sulawesi Selatan pada kesempatan tersebut  meminta bupati Merauke Drs Romanus Mbaraka mencari  pihak yang memiliki excavator yang bisa  dikerahkan untuk  optimalisasi  dan pembukaan  lahan tersebut. ‘’Kalau kurang, nanti kita datangkan dari luar,’’ kata   Andi Amran Sulaiman.

Namun begitu,  Mentan Andi Amran Sulaiman mengatakan untuk tahap pertama difokuskan pada optimalisasi lahan seluas 40.000 hektar. Optimalisasi ini adalah lahan yang selama ini sudah digarap, namun belum bisa  ditanami 2-3 kali dalam setahun.

‘’Setelah optimalisasi  40.000 hektar maka kita lanjut ke pembukaan lahan baru seluas 1 juta hektar,’’ katanya.

Selain  bakal mengarahkan 200 unit excavator tersebut, Mentan  Andi Amran Sulaiman juga akan menambah bantuan mesin peralatan  pertanian dari 250 unit sebelumnya.

‘’Untuk traktor  nanti kita tambah  60 unit. Sedangkan untuk  rice transplanter atau mesin tanam  padi kita tambah  20 unit,’’ katanya.   

    Andi Amran Sulaiman menjelaskan untuk optimisasi lahan  40.000 hektar tersebut dilakukan secara  klaster. Semuanya mengarah ke pertanian moderen, dengan   mengunakan pertanian moderen.

‘’Betul-betul   pertanian moderen dengan menggunakan tehnologi  dan nantinya bisa menjadi percontohan di daerah lainnya.  Seluruhnya menggunakan mesin  pertanian, mulai dari pengolahan lahan,  tanam pakai alat, kemudian silo. Semua  menggunakan tehnologi tinggi,’’ katanya.

Untuk menampung hasil pertanian tersebut, lanjut Mentan, akan ada semacam ada PT yang akan mengelolannya, sehingga  pembukaan lahan pertanian di Merauke dengan tujuan petani sejahtera,menyerap tenaga kerja, menekan angka kemiskinan  dan pertumbuhan  daerah.

‘’Untuk pembagiannya antara pemilik  tanah dan perusahaan yang mengelola lahan ini  dengan sistem pembagian 40:60. Artinya  pemilik lahan 40 sedangkan pengelola 60. Tapi  yang lebih tahu Pak bupati (Merauke,red),’’ jelasnya.    

  Dengan sistem pengairan atau drainase yang akan dibuat kata Mentan  maka banjir dapat dikatasi di Merauke .

‘’Salurannya harus diperbaiki. Dinormalisasi. Karena  setiap tahunnya terjadi penangkalan, sehingga sistem drainasenya wajib di  normalisasi,’’ tandasnya.

Mentan juga mengingatkan agar  proyek ini berjalan dengan baik, maka  hanya satu komando dibawah Pangdam  XVII/Cenderawasih.

   Dikesempatan yang sama, Bupati Merauke Romanus Mbaraka optimis, wilayah yang dipimpinnya mampu menjadi lumbung pangan nasional. Ia mengatakan dukungan pemerintah pusat baik berupa alsintan, benih, pupuk hingga pendampingan petani secara langsung dilapangan akan berdampak positif terhadap pengembangan pertanian diwilayahnya.

“Dengan potensi yang ada, mudah mudahan dalam jangka waktu 3 sampai 6 bulan kedepan 40.000 hektar lahan ini akan menjadi sasaran yang akan kami kelola, terimakasih atas kepercayaannya kepada kami, semoga dengan potensi yang ada ini bisa kami kelola dengan baik sehingga kami bisa mencukupi kebutuhan pangan Indonesia,” tegasnya.

   Sebagai informasi, total optimasi lahan di Kabupaten Merauke untuk tahap awal ini mencapai 44.711 hektar. Lokasinya tersebar di 7 (tujuh) titik utama yakni Distrik Jagebob seluas 5.060 ha, Distrik Kurik seluas 12.742 ha, Distrik Malind seluas 6.186 ha, Distrik Merauke seluas 1.686 ha, Distrik Naukenjerai 261 ha, Distrik Semangga seluas 7.027 ha dan Distrik Tanah Miring seluas 11.746 ha.   (ulo)   

Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos   

Exit mobile version