MERAUKE –Dalam rangka mewujudkan Merauke sebagai lumbung pangan Nasional, Menteri Pertanian (Mentan) Republik Indonesia Andi Amran Sulaiman mendorong mekanisasi di Merauke. Dalam rangka itu, Mentan bakal mengerahkan sedikitnya 200 excavator untuk optimalisasi sekitar 40.000 hektar lahan yang selama ini sudah digarap dan pembukaan lahan baru seluas 1 juta hektar di Merauke, Provinsi Papua Selatan.
Pengerahan 200 unit excavator ini terungkap saat Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman melakukan penanaman perdana optimalisasi di lahan sekitar 300 hektar di Kampung Ngutibop, Distrik Tanah Miring, Kabupaten Merauke-Papua Selatan, Rabu (28/05/2024).
Bahkan pria asal Sulawesi Selatan pada kesempatan tersebut meminta bupati Merauke Drs Romanus Mbaraka mencari pihak yang memiliki excavator yang bisa dikerahkan untuk optimalisasi dan pembukaan lahan tersebut. ‘’Kalau kurang, nanti kita datangkan dari luar,’’ kata Andi Amran Sulaiman.
Namun begitu, Mentan Andi Amran Sulaiman mengatakan untuk tahap pertama difokuskan pada optimalisasi lahan seluas 40.000 hektar. Optimalisasi ini adalah lahan yang selama ini sudah digarap, namun belum bisa ditanami 2-3 kali dalam setahun.
‘’Setelah optimalisasi 40.000 hektar maka kita lanjut ke pembukaan lahan baru seluas 1 juta hektar,’’ katanya.
Selain bakal mengarahkan 200 unit excavator tersebut, Mentan Andi Amran Sulaiman juga akan menambah bantuan mesin peralatan pertanian dari 250 unit sebelumnya.
‘’Untuk traktor nanti kita tambah 60 unit. Sedangkan untuk rice transplanter atau mesin tanam padi kita tambah 20 unit,’’ katanya.
Andi Amran Sulaiman menjelaskan untuk optimisasi lahan 40.000 hektar tersebut dilakukan secara klaster. Semuanya mengarah ke pertanian moderen, dengan mengunakan pertanian moderen.
‘’Betul-betul pertanian moderen dengan menggunakan tehnologi dan nantinya bisa menjadi percontohan di daerah lainnya. Seluruhnya menggunakan mesin pertanian, mulai dari pengolahan lahan, tanam pakai alat, kemudian silo. Semua menggunakan tehnologi tinggi,’’ katanya.
Untuk menampung hasil pertanian tersebut, lanjut Mentan, akan ada semacam ada PT yang akan mengelolannya, sehingga pembukaan lahan pertanian di Merauke dengan tujuan petani sejahtera,menyerap tenaga kerja, menekan angka kemiskinan dan pertumbuhan daerah.
‘’Untuk pembagiannya antara pemilik tanah dan perusahaan yang mengelola lahan ini dengan sistem pembagian 40:60. Artinya pemilik lahan 40 sedangkan pengelola 60. Tapi yang lebih tahu Pak bupati (Merauke,red),’’ jelasnya.
Dengan sistem pengairan atau drainase yang akan dibuat kata Mentan maka banjir dapat dikatasi di Merauke .
‘’Salurannya harus diperbaiki. Dinormalisasi. Karena setiap tahunnya terjadi penangkalan, sehingga sistem drainasenya wajib di normalisasi,’’ tandasnya.
Mentan juga mengingatkan agar proyek ini berjalan dengan baik, maka hanya satu komando dibawah Pangdam XVII/Cenderawasih.
Dikesempatan yang sama, Bupati Merauke Romanus Mbaraka optimis, wilayah yang dipimpinnya mampu menjadi lumbung pangan nasional. Ia mengatakan dukungan pemerintah pusat baik berupa alsintan, benih, pupuk hingga pendampingan petani secara langsung dilapangan akan berdampak positif terhadap pengembangan pertanian diwilayahnya.
“Dengan potensi yang ada, mudah mudahan dalam jangka waktu 3 sampai 6 bulan kedepan 40.000 hektar lahan ini akan menjadi sasaran yang akan kami kelola, terimakasih atas kepercayaannya kepada kami, semoga dengan potensi yang ada ini bisa kami kelola dengan baik sehingga kami bisa mencukupi kebutuhan pangan Indonesia,” tegasnya.
Sebagai informasi, total optimasi lahan di Kabupaten Merauke untuk tahap awal ini mencapai 44.711 hektar. Lokasinya tersebar di 7 (tujuh) titik utama yakni Distrik Jagebob seluas 5.060 ha, Distrik Kurik seluas 12.742 ha, Distrik Malind seluas 6.186 ha, Distrik Merauke seluas 1.686 ha, Distrik Naukenjerai 261 ha, Distrik Semangga seluas 7.027 ha dan Distrik Tanah Miring seluas 11.746 ha. (ulo)
Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos
BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS https://www.myedisi.com/cenderawasihpos