Site icon Cenderawasih Pos

Pemprov Siap ‘Panggil’ Managemen Telkomsel

Dr. Ir. Apolo Safanpo, ST, MT MERAUKE- Dengan disahkannya Undang-undang kesehatan, maka peluang untuk membuka Fakultas Kedokteran (FK) di berbagai universitas dimungkinkan. Beberapa perguruan tinggi di pulau jawa ramai-rami membuka FK. Ya, sebut saja Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Universitas Negeri Padang, dan Universitas Negeri Semarang (UNNES), bahkan Institut Pertanian Bogor (IPB) pun bakal membuka jurusan tersebut. Dari dua perguruan tinggi yang sudah membuka pendaftaran yakni ITS dan UNNES jumlah calon mahasiswa membludak. Hal ini menandakan bahwa kebutuhan dokter sangat tinggi sementara lembaga pendidikan yang membuka FK sangat dibatasi.   Nah, untuk tiga DOB, baru Papua Selatan yang "mulai melirik" dan mendorong Universitas Musamus (Unmus) untuk kedepannya dapat membuka Fakultas Kedokteran. Tujuannya sangat jelas untuk mengatasi kekurangan dokter yang sudah terjadi berpuluh-puluh tahun di bumi Animha.   Pj Gubernur Papua Selatan Dr. Ir. Apolo Safanpo, ST, MT, mengaku akan berkoordinasi dengan Rektor dan jajaran pimpinan Universitas Negeri Musamus Merauke untukmembicarakan hal-hal apa yang dibutuhkan untuk bisa  mendorong berdirinya fakultas kedokteraan di Unmus Merauke.  ‘’Sebagaimana kita ketahui bahwa yang berhak menyelenggarakan pendidikan kedokteran itu hanya universitas. Makanya kita tidak pernah ketemu ada akademi kedokteran, sekolah tinggi kedokteran atau politeknik kedokteran.  Memang tidak bisa. Hanya universitas yang bisa memiliki kedokteran,’’ katanya. Di Indonesia, lanjut dia, ada sekitar 4.712 perguruan tinggi yang terdiri dari akademi, sekolah tinggi dan universitas. Dan dari universitas negeri yang punya fakultas kedokteran hanya 147 universitas. Sementara di Papua, hanya 2 universitas yang memiliki fakultas kedokteran yakni Universitas Cenderawasih (Uncen) dan Universitas Negeri Papua (Unipa). ‘’Kita harapkan di wilayah Selatan kita juga bisa punya fakultas kedokteran di Universitas Negeri Musamus,’’ jelasnya. Disinggung soal jumlah dokter yang ada di Papua Selatan saat ini apakah sudah ideal,  Apolo Safanpo menjelaskan bahwa jumlah penduduk  terus bertambah. Begitu juga sarana prasarana kesehatan terus  berkembang. Dengan begitu, kebutuhan negara kedokteran, tenaga medis juga terus berkembang. ‘’Walaupun saat ini kita sudah memiliki sejumlah dokter umum dan spesialis, tapi tentu kedepan kita akan memerlukan tenaga-tenaga dokter dan tenaga kesehatan lainnya,’’ pungkasnya.   Secara terpisah, Rektor Unmus Merauke Dr. Drs. Beatus Tambaip, MA yang dihubungi media ini terkait dengan rencana Unmus kedepan menghadirkan Fakultas Kedokteran mengaku sedang berada di luar Merauke.     Sekadar diketahui, dengan disahkannya UU Kesehatan yang baru memungkinkan universitas dapat membuka fakultas kledokteran yang selama ini pendiriannya sangat dibatasi. (ulo/wen)   

MERAUKE– Pemerintah Provinsi Papua Selatan siap untuk memanggil  managemen Telkomsel terkait dengan masalah keluhan masyarakat menyangkut layanan 4G di  wilayah tersebut.

‘’Nanti kita panggil pihak pimpinan PT Telkomsel ya baru kita tanya persoalannya  apa sehingga terjadi  seperti yang masyarakat sampaikan. Karena kita perlu mendengarkan secara langsung, mungkin ada kendala yang dihadapi  mereka dan kalau bisa nanti dibantu kita  bisa coba bantu mengatasi masalah tersebut,’’ kata  Pj  Gubernur Papua Selatan Prof. Dr. Ir. Apolo Safanpo, ST, MT saat  mendengarkan keluhan masyarakat Bade terkait layanan Telkomsel di wilayah tersebut.

  Diketahui bahwa layanan Telkomsel 4G di Bade tersebut sangat lelet. Bahkan nyaris tidak bisa digunakan. Hal ini membuat pihak ketiga  masuk dengan menjual voucer wifi yang harganya jauh lebih mahalk. Dimana  untuk harga voucer Rp 50.000 informasinya dapat digunakan  selama 7 jam . Faktanya, bisa hanya 2-3 jam saja  voucernya sudah habis.

‘’Kalau saya disini,  sebulan bisa habis  sampai Rp 700 ribu untuk beli  voucer wifi. Padahal, tidak pakai sepanjang hari. Hanya karena pekerjaan yang berkaitan dengan pelaporan, sehingga terpaksa saya harus  beli  voucer wifi tersebut,’’ kata seorang warga  yang bergerak di bidang jasa konsultan. Sementara itu, sekolah-sekolah yang ada di Bade tersebut mengeluh, karena tidak   dapat menggunakan paket data, kecuali membeli  voucer fiwi.

‘’Tapi, distrik-distrik pemakaran dari Edera, justru  internetnya lancar. 4G bagus. Tapi, Bade ini sebagai distrik tertua justru internetnya  dibuat begini,’’ kata Kepsek SD YPPK Santo Yohanes Don Bosco Bade Mathias Watratan, S.Pd.

Pj  Bupati Mappi Michael R. Gomar, S,.STP, M.Si, mengaku sudah beberapa kali menyurat ke pihak Telkomsel terkait dengan masalah jaringan 4G di Bade tersebut, namun sampai sekarang belum  mendapat tanggapan. ‘’Masalah jaringan ini juga terjadi  di beberapa tempat di  Mappi,’’ pungkasnya. (ulo)

Dapatkan update berita pilihan setiap hari dari Cenderawasihpos.jawapos.com 

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

Exit mobile version