Site icon Cenderawasih Pos

Uskup Mandagi: Iman Harus Dibuktikan Tidak Hanya Dikatakan

Uskup  Agung Merauke Mgr Petrus Canisius Mandagi, MSC saat memberikan ucapan selamat kepada ASN, TNI dan Polri serta masyarakat yang hadir dalam natal bersama yang digelar Pemkab Merauke bersama dengan TNI-Polri dan masyarakat Merauke di Kantor Bupati Merauke, Rabu (03/01/2024) (foto: Sulo/Cepos)   

Pesan Uskup Agung Merauke Pada Perayaan Natal Bersama Pemkab Merauke

MERAUKE- Pemerintah Kabupaten Merauke bersama TNI-Polri dan masyarakat menggelar natal bersama di  Kantor Bupati  Merauke, Rabu (03/01/2024). Natal bersama dengan tema Kemuliaan  bagi Allah dan Da,ai Sejahtera di BUmi dengan sub tema, dengan semangat Natal, kita pererat persatuan dan kesatuan serta membawa damai bagi semua orang.   

Uskup Agung Merauke Mgr Petrus Canisius Mandagi, MSC, yang memimpin dan membawakan renungan  pada natal terkait dengan kelahiran Yesus Kristus, dimana para gembala di padang gurun yang pertama mendapatkan kabar suka cita tentang kelahiran Yesus Kristus tersebut.

Dimana  gembala-gembala tersebut digambarkan sebagai orang  yang sederhana, miskin, tidak diperhitungkan  dan dianggap bodoh, dan orag yang dianggap terbuang. Namun Tuhan berkenan kepada para gembala dengan memberikan suka cita tentang kelahiran Tuhan Yesus tersebut.  

‘’Jangan takut, hari ini telah lahir bagimu Juru Selamat. Kita bisa bayangkan bagaimana keresehan para gembala. Mereka yang merasa terbuang justru mereka terangkat lagi. Saya juga bisa bayangkan, sering kali terjadi orang asli Papua merasa terbuang. Tidak dihargai, kemudian terangkat lagi. Terangkat lagi, dicintai dan dicintai oleh Allah,’’ kata Mandagi.

   Pada bagian lain,  uskup berumur 73 tahun tersebut, bertanya bahwa apakah kita sudah menunjukan orang yang beriman. Karena Mandagi, dirinya sering sedih karena Indonesia merupakan negara yang beriman, karena dimana-mana ada gereja dan mesjid. Ada rumah ibadah. Tetap masih sering berkelahi.

‘Baru saja   terjadi di Jayapura. Berkelahi. Padahal siapa yang berkelahi. Orang beriman. Sama saat saya dulu masih di Ambon. Mereka berkelahi dan sama-sama beriman. Puji Tuhan, Alleluya. Omong kosong. Kekerasan mewarnai hidup,’’ katanya.

Uskup menegaskan, Iman harus dibuktikan. Bukan hanya diucapkan atau dikatakan. ‘’Dan kita di Papua Selatan adalah orang-orang beriman. Saya malu kalau saya saksikan orang Katolik tapi pemabuk. Orang Katolik tapi koruptor. Orang Katolik tapi buat kekerasan dimana-mana. Pada hal Yesus mengajarkan kasih dan pengampunan.

Memang kita sedih lihat di republik ini, gereja di mana-mana. Masjid dimana-mana. Rumah ibadah dimana-mana. Tapi, dimana-mana kekerasan dan berteriak puji Tuhan tapi melakukan kekerasan. Itu omong kosong. Keluar dari gereja dan keluar dari masjid berkelahi di tengah jalan. Tuhan pasti sedih  melihat perbuatan kita yang mengasnamakan  Tuhan tapi melakukan kekerasan terhadap sesama,’’ tandas panjang lebar.

  Bupati Merauke Drs. Romanus Mbaraka, MT menyampaikan terima kasih atas peran seluruh  stakeholder yang ada di Merauke mulai dari TNI Polri, tokoh agama, tokoh adat, tokoh peremupan, tokoh masyarakat dan seluruh masyarakat Merauke  yang mampu menjaga keamanan dan kedamaian di Merauke sehingga sampai awal tahun 2024 ini, seluruh masyarakat Merauke masih merasakan aman dan damai.

‘’Ini kerja kita semua yang mampu menjaga kedamaian,’’ tandasnya.  

Menurut  orang nomor satu di Merauke itu bahwa orang Merauke itu hebat. Karena dalam hati, pikiran, tangan dan mulut sudah jalin komitmen untuk hidup bersama dan hidup damai yang dibingkai dalam satu motto  izakod bekai izakod kai, satu hati satu tujuan.

‘’Kita tidak terpengaruh dengan apapun baik di  internal Papua maupun luar Papua dan kita komit. Terima kasih   untuk semua. karena dengan iman, iman mengalahkan semuanya seperti yang disampaikan bapak Uskup tadi,’’ tandas Bupati Romanus Mbaraka. (ulo)

Dapatkan update berita pilihan setiap hari dari Cenderawasihpos.jawapos.com 

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

Exit mobile version