Site icon Cenderawasih Pos

Beras, Ayam Beku Jadi Bahan Kontak Termasuk Pelayanan Pendidikan dan Kesehatan

Apalagi dua pekan sebelumnya TPNPB baru saja merilis proposal pembebasan pilot sesuai  kesepakatan Egianus Kogoya. Egianus adalah pimpinan kelompok TPNPB yang menyandera sang pilot. Dan dibalik suksesnya Philip keluar dari Nduga tak lepas dari pendekatan yang dilakukan Edison Gwijangge. Ia harus keluar masuk markas Operasi Papua Merdeka (OPM) untuk meyakinkan jika Philip memang harus dibebaskan.

Sosok Edison Gwijangge, Satu Negosiator Pembebasan Pilot Philip Mark Mehrtens 

Ada banyak pihak yang mengklaim sebagai sosok yang berjasa dalam pembebasan Pilot Susi Air, Philip Mark Mehrtens. Namun dibalik itu ada nama Edison Gwijangge yang menjemput langsung sang pilot. Cenderawasih Pos sempat berkomunikasi dengannya.

Laporan : Elfira – Jayapura

Bebasnya Pilot Philip Mark Mehrtens pada Sabtu (21/9) menghebohkan publik. Banyak yang tak menyangka jika Philip akan dibebaskan sepert ini dengan waktu yang juga tak diprediksi. Bahkan pihak Tentara Nasional Papua Barat (TPNPB)  yang selama ini memberitakan perkembangan sang pilot tak percaya jika Philip telah dibebaskan tanpa ada pertumpahan darah maupun negosiasi yang menegangkan.

Apalagi dua pekan sebelumnya TPNPB baru saja merilis proposal pembebasan pilot sesuai  kesepakatan Egianus Kogoya. Egianus adalah pimpinan kelompok TPNPB yang menyandera sang pilot. Dan dibalik suksesnya Philip keluar dari Nduga tak lepas dari pendekatan yang dilakukan Edison Gwijangge. Ia harus keluar masuk markas Operasi Papua Merdeka (OPM) untuk meyakinkan jika Philip memang harus dibebaskan.

Berbagai upaya dilakukan Edison untuk bisa masuk dan diterima oleh kelompok OPM pimpinan Egianus ini dan diakui semua tidak mudah. Ia harus melakukan pendekatan selama berbulan – bulan untuk bisa diterima. Maklum Egisnus dikenal sebagai pemimpin OPM yang disegani. Ia termasuk pemimpin dikalangan OPM yang memiliki pasukan dan senjata yang cukup lengkap dibanding kelompok lain.

Selain itu kelompok Egianus juga dikenal nekad dan  sulit dikontrol.  Untungnya, Edison sendiri sudah dianggap sebagai satu tokoh di Kabupaten Nduga. Ia pernah menjabat sebagai Penjabat Bupati Nduga sebelum diganti.

Dan saat menjabat ia sudah lebih dulu mengupayakan pendekatan untuk bisa bernegosiasi dengan Egianus Cs guna membebaskan sang pilot. Philip sendiri mengawali cerita suramnya ini sejak 7 Februari 2023 ketika menerbangkan sebuah pesawat perintis Susi Air dengan mengangkut 5 penumpang mendarat di Distrik Paro, Kabupaten Nduga.

Disitu ia dihadang OPM dan disandera. Pesawatnya juga dibakar. Dan sejak itu ia harus keluar masuk hutan bersama Egianus Kogoya menghindari kejaran aparat. Edison sendiri menjabat sebagai ketua tim pendampingan kepada masyarakat dan pilot. Edison mengaku telah melakukan pendampingan selama 19 bulan selama pilot disandera.

Ini berdasarkan surat tugas yang dikeluarkan mantan Pj Gubernur Papua Pegunungan, Nikolaus Kondomo kala itu. Tugas Edison adalah melakukan koordinasi, komunikasi dan konsolidasi dengan para pihak termasuk Egianus Kogoya.

“Saya bertindak sebagai ketua tim di tingkat keluarga dengan merekrut beberapa intelektual yang rata-rata dari keluarga, tugas kami keluar masuk melakukan pendekatan ke kecamatan-kecamatan dimana pilot itu ditahan. Seperti di Kampung Yuguru, Kuyawage Kabupaten Lanny Jaya dan dan beberapa daerah lainnya,” cerita Edison saat dikonfirmasi Cenderawasih Pos, Senin (23/9).

Di distrik-distrik tempat di mana Pilot berada, tim yang dipimpin Edison melakukan pelayanan kepada masyarakat setempat. Mulai dari pelayanan pendidikan, memberikan bahan makanan kepada masyarakat, pelayanan kesehatan serta melakukan komunikasi dengan pimpinan Kodap III Egianus Kogoya dan jajarannya.

“Kami berikan pemahaman saat itu bahwa demi kemanusiaan pilot harus dibebaskan,” kata Edison.

Pendekatan yang dilakukan Edison kala itu mulai dari pendekatan terpadu kepada keluarga, pendekatan masyarakat adat, pendekatan budaya dan pendekatan humanis. Pendekatan yang dilakukan ini rupanya diterima baik, hingga pada 3 Agustus lalu. Egianus Kogoya selaku pimpinan Kodap III mengeluarkan statement demi kemanusian dirinya akan bebaskan Pilot Susi Air Philip Mark Mehrtens.

Dan sebelum Egianus bersama anggotanya menyerahkan Philip, Edison menyampaikan jika sebelumnya telah dilakukan pembebasan secara simbolis pada Agustus 2024 lalu. Edison mengatakan, pembebasan secara simbolis terjadi pada 3 Agustus 2024 di Kampung Luaren, Distrik Wutpaga, Kabupaten Nduga, Provinsi Papua Pegunungan. Dimana Egianus selaku pimpinan Kodap III mengumumkan demi kemanusiaan, ia membebaskan pilot.

“Saat itu yang hadir adalah jajaran Kodap III dan warga yang berada di tujuh desa di daerah Kuyawage,” bebernya.

Lalu pembebasan secara simbolis kedua terjadi pada 27 Agustus 2024, kesepakatan komitmen bersama terjadi di tingkat Kodap III, di Kampung Luaren, Distrik Wutpaga.

Usai dua pembebasan secara simbolis itu, Edison mengaku pada 17 September dirinya bersama tim menemui Philip untuk mengecek kondisi kesehatannya. Dan saat itu, kondisi pria asal Selandia Baru itu baik baik saja. Barulah pada 21 September lalu dirinya bersama seorang pilot serta teknisi helikopter Asian One menjemput Philip di Yuguru. Ini sesuai kesepakatan tanggal 27 Agustus lalu dimana Egianus saat itu memerintahkan pembebasan dilakukan di Yuguru sesuai permintaan masyarakat setempat.

Egianus tetap menghormati apa yang menjadi permintaan masyarakat di Yuguru. Maklumlah jika menyimak diskusi yang disampaikan Edison,  warga di Kampung Yuguru ini yang selama menjaga dan merawat yang pilot. Egianus bisa saja memaksakan kehendak namun ia tak bisa mengabaikan apa yang sudah diberikan masyarakat kepada sang pilot. Jika ia memaksakan artinya ia akan diprotes oleh warga di kampung tersebut.

Menariknya selama di kampung ini sang pilot tetap dijaga layaknya orang baru atau tamu. Dan ketika sebelum proses pembebasan, masyarakat Yuguru melakukan prosesi bakar batu layaknya sebuah penghormatan kepada tamu yang akan pulang. Bakar batu sendiri memiliki nilai sosial yang kompleks.

“Pada 21 September, saya bersama pilot Helikopter Asian One dari Timika langsung ke Yuguru, dimana sebelumnya utusan Egianus juga telah menuju Yuguru bersama Pilot Philip. Usai menjemput Philip, kami langsung kembali ke Timika selanjutnya Philip diterbangkan ke Jakarta,” sambungnya.

Lantas apa alasan Egianus memilih membebaskan Philip di daerah Yuguru ? Edison menerangkan hal ini dikarenakan yang merawat Philip selama disandera adalah masyarakat setempat. Selain itu tim dari Egianus yakni Kodap III dan pihak gereja di Yuguru juga ikut merawat yang pilot. Alasan lainnya adalah pembebasan tidak dilakukan di Distrik Kuyawage lantaran masyarakat setempat takut setelah pembebasan terjadi operasi militer di daerah tersebut.

“Saat pembebasan Philip di Kuyawage, dilakukan juga upacara bakar batu dengan masyarakat setempat. Mereka menghormati semua prosesnya,” kata Edison.

Harunya saat di Yuguru, sebelum pilot diserahkan ke Edison, masyarakat setempat meminta presiden terpilih Prabowo untuk memperhatikan mereka.

“Gara-gara penahanan pilot, banyak kerusakan yang ditimbulkan, banyak warga yang mengungsi karena ketakutan dengan operasi yang dilakukan saat itu, adanya korban jiwa, kebun masyarakat yang tidak terurus, sekolah dan kesehatan tidak aktif dan lapangan terbang tidak diperhatikan,” cerita Edison. Selama ini dikatakan masyarakat disana hidup dalam kesulitan. Makan penuh keterbatasan, hanya mengandalkan hasil bumi dan jika cuaca tak menentu dipastikan  akan mempengaruhi hasil kebun.

Beberapa kali di Nduga terjadi kelaparan akibat gagal panen. Mereka meminta  pemerintah hadir memperhatikan Yuguru dan Nduga. Kalimatnya, jima malam mereka kedinginan  dan jika siang mereka kelaparan.

“Pak Prabowo harus mendegarkan  tuntutan kami, dan segala kerusakan yang ada harus diperbaiki oleh bupati terpilih nantinya dan harus ada rehabilitasi,” kata Edison sebagaimana penyampaian dari masyarakat Nduga.

Ini belum dengan dampak lain dari penyanderaan dimana  tak sedikit masyarakat akhirnya memilih mengungsi akibat ketakutan buntut dari konflik bersenjata antara OPM dan TNI Polri. Peluru tak memiliki mata sehingga mereka bisa saja menjadi korban sia – sia. Meregang nyawa tanpa ada kabar siapa pelakunya. Edison pun meminta agar presiden bisa menanggapi dan mengakomodir apa yang menjadi permintaan masyarakat Nduga tersebut, yang terpenting kembalikan para pegungsi ke kampung mereka masing-masing.

Masyarakat di Yuguru juga meminta bahan makanan. Selama ini yang pernah diterima adalah beras dan ayam beku. Jumlah tersebut tentu menjadi terbatas  dan masyarakat akan kembali berkebun di tengah cuaca yang tak menentu.

“Bupati terpilih nanti harus memperhatikan pendidikan, kesehatan dan pembangunan di daerah itu,” harapnya.

Selain itu, dalam pembebasan Philip Mark Mehrtens, Edison mengatakan ada andil dari TNI-Polri. Mulai dari Kapolda sebelumnya dan Kapolda saat ini, Pangdam sebelumnya dan Pangdam saat ini.

“TNI-Polri turut andil dalam pembebasan Pilot Philip, dan Kapolres Mimika AKBP I Komang Budiartha adalah eksekutor dalam pembebasan ini. Sebab saat tim masuk keluar melakukan negosiasi, beliau yang mengfasilitasi pembiayaan ketemu pilot, termasuk memberikan bahan makanan ke masyarat. Beliau banyak berkorban dalam pembebasan pilot,” bebernya.

Sekadar diketahui, Pilot Susi Air Philip Mark Mehrtens disandera pada 7 Februari 2023 sesaat setelah mendaratkan pesawat di lapangan terbang Paro, Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan. Saat peristiwa itu terjadi, pesawat yang dibawa Philip terbakar. Setelahnya, TPNPB-OPM mengaku jadi pihak di balik aksi pembakaran pesawat serta menyandera pilot pesawat. (*)

Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

Exit mobile version