Site icon Cenderawasih Pos

Pembeli Lebih Memilih Belanja di Luar, Omset Pedagang di Dalam Turun Drastis

Kondisi lahan parkir di Pasar Otonom  yang sepi dan malah dijadikan  Tempat Pembuangan Sampah dari para pedagang, Kamis (19/10). (FOTO:Karel/cepos)

Melihat Kondisi Pasar Otonom Kotaraja yang Sepi di Dalam Tapi Ramai di Pinggir Jalan

Pasca dibongkar paksa bangunan di  lahan parkir yang berada di Pasar Youtefa Otonom, tampaknya sampai saat ini masih juga tidak difungsikan dengan baik. Bahkan dari pantauan Cenderawasih Pos, (19/10) kemarin lahan parkir tersebut justru dijadikan tempat pembuangan sampah dari para pedagang.

Laporan: Carolus Daot_Jayapura

Persoalan penanganan pasar Youtefa dan Otonom Kotaraja, hingga saat ini sepertinya tak kunjung beres. Khusus di Pasar Otonom Kotaraja, pasca ditertibkan bangunan liar di dalam pasar, hingga kini justru banyak lokasi dalam pasar yang terbiarkan kosong, sementara para pedagang  memilih berjualan di pinggiran jalan, di luar kompleks pasar otonom Kotaraja.

  Aktifitas pasar yang tadinya malam hari di dalam pasar, kini sudah makin ramai di pinggir jalan. Tidak hanya malam hari, menjelang sore hari, para pedagang sudah berjejer di pinggiran jalan. Tak hanya di dekat komplek pasar, pedagang sudah merembet di pinggiran jalan, jauh dari kompleks pasar, bahkan sampai di dekat pertigaan dekat Kantor BPOM Jayapura.

  Tidak konsistennya Pemkot Jayapura dalam menata pasar dan menertibkan para pedagang ini, juga dipertanyakan sejumlah pedagang pasar. Karena hal ini juga berdampak pada omzet penjualan, terutama mereka yang berjualan di dalam kompleks pasar. Salah satunya Faisal (42), dia mengaku pasca dibongkarnya lapak para pedagang di lahan parkir tersebut, omset penjualan para pedagang di dalam kompleks pasar  mengalami penurunan yang signifikan.

  Hal itu disebabkan karena sebagian besar pedagang yang tadinya menempati lahan parkir, kini  memilih berjualan di luar pasar. Hal ini membuat pembeli jarang untuk masuk ke dalam pasar. “Dulu waktu pedagang Arso berjualan di lahan parkir tersebut, omset penjualan kami cukup tinggi, karena semua pembeli masuk ke dalam pasar,” kata Faisal kepada Cendrawasih pos.

  Namun dengan dibongkarnya lapak pedagang yang berada di lahan parkir tersebut, sangat jarang pembeli masuk ke dalam pasar. Pasalnya hampir semua pedagang yang menempati lahan tersebut telah berjualan di pinggir jalan di luar pasar.

  “Dulu yang tempati lahan parkir itu, rata rata pemasok dari Arso dan Koya, jadi pembeli bisa masuk beli barang di dalam pasar, tapi karena semuanya memilih berjualan di luar, sehingga sangat jarang orang datang belanja di dalam pasar,” tutur pria asal Makasar tersebut.

  Menurutnya, agar tidak ada pedagang yang berjualan di luar pasar, maka solusi utamanya lahan parkir tersebut harus difungsikan dengan baik.

  “Menurut saya, silahkan lahan itu dibuka untuk berjualan, dengan catatan tidak buka lapak, tapi berjualan menggunakan mobil seperti yang dilakukan oleh pedagang Arso selama ini, karena mereka, berjualan menggunakan mobil,” kata Faisal.

   Hal senada juga disampaikan oleh Sul Haji,   penjual sembako di Pasar Otonom. Sul, mengaku dengan ditutupnya lapak di lahan parkir tersebut, omzet jualannya, mengalami penurunan drastis.

  “Memang pasca lapak pedagang di lahan parkir itu dibongkar paksa oleh pemerintah, ada dampak bagi omzet jualan, tapi mau bagaimana lagi, pemerintah yang buat aturan, jadi tidak mungkin kita larang,” tandasnya.

  Diapun mengatakan lahan tersebut saat ini sedang bermasalah. Pasalnya ada pemasangan papan larangan jualan dari pemilik tanah. Sehingga mungkin saja, hal itu menjadi dasar pemerintah tidak mengelola tempat tersebut.

  “Lahan itu bukan milik pemerintah, tapi milik Bintang Mas, karena ada papan larangan jualan. Di papan itu tertulis, dilarang berjualan dilahan milik Bintang Mas,” kata Sul.

  Dengan begitu dia pun mengharapkan adanya kejelasan dari pemerintah sehingga, tidak ada lagi pedagang yang terlantar, karena tidak memiliki tempat jualan.

  “Kita berharap pemerintah memberikan kejelasan, jangan hanya bisa bongkar, tapi tidak berikan solusi, karena dengan dibongkarnya lapak pedagang di lahan parkir itu, membuat semua pedagang Koya dan Arso, memilih berjualan d iluar pasar,” pungkasnya. (*)

Exit mobile version