Site icon Cenderawasih Pos

Banyak yang Tidak Punya KTP, Anggota TNI/Polri yang Dipecat Belum Ubah Status

Salah satu warga binaan Lapas Abepura saat memasukan surat suara ke dalam kotak suara pada pemungutan saura di TPS Komplek Lapas Abepura, Rabu (14/2). (foto:Karel/Cepos)

Melihat Pelaksanaan Pemungutan Suara Pemilu 2024 di TPS Lapas Abepura

Meski berada di balik tembok penjara, namun warga binaan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Abepura tetap bisa menggunakan hak  pilihnya pada Pemilu 2024 ini. Dimana ada satu TPS yang dibuat di Kompleks Lapas dan proses pencoblosan di TPS Lapas Abepura berlangsung kondusif.  Banyak penghuni Lapas, tapi tak sampai separo yang bisa ikut memilih.

Laporan: Carolus Daot_Jayapura

Pesta demokrasi untuk menentukan pemimpin lima tahun ke depan, juga terasa di lingkungan Lapas Abepura. Rutinitas kegiatan mereka kemarin, diwarnai dengan pemungutan suara untuk memilih pasangan presidin dan wakil presiden, DPD RI, DPR RI, DPR Provinsi dan DPRD Kota Jayapura.

  Rabu (14/2) pagi kemarin petugas lapas sudah siapkan lokasi TPS di dalam komplek Lapas, Sejumlah warga binaan yang ikut pencoblosan, mengantre tertib baik di dalam TPS maupun di luar TPS.

   Kepala Lapas Abepura, Sulistyo Wibowo mengatakan jumlah pemilih DPT di Lapas Abepura 217 orang. Ditambah Daftar Pemilih Tetap Tambahan (DPTB) 175 orang. Jumlah tersebut, tidak berbanding lurus dengan jumlan WBP Lapas Abepuera yang jumlahnya 787 orang.

   Minimnya jumlah pemilih di Lapas, kata Sulistyo, disebabkan karena banyak WBP yang tidak memiliki KTP. Tapi juga WBP yang berasal dari Negara PNG.

  “Di Lapas tidak semua WNI, tapi warga negara asing juga banyak, selain itu ada WBP yang tidak mau rekam KTP,” katanya.

  Rendahnya jumlah pemilih di Lapas, juga disebabkan karena adanya tahanan TNI/Polri yang statusnya belum diubah menjadi warga sipil. “Ada 37 anggota TNI/Polri yang dipecat, tapi tidak mau ubah status sebagai warga sipil, ini yang kemudian membuat DPT kita di Lapas sangat rendah,” bebernya.

  Dikatakan Pihak Lapas selama ini berupaya bekerjasama dengan Dinas Dukcapil untuk melakukan perekaman KTP bagi WBP yang belum memiliki e-KTP, namun kadang kala hal itu tidak diindahkan oleh WBP. “Ada yang mau merekam, tapi banyak yang tidak mau repot bikin KTP,” ujarnya. “Sehingga yang terjadi moment Pemilu seperti ini banyak yang tidak terdata,” sambungnya.

  Sementara itu Tito (24) selaku WBP Lapas Abepura mengatakan dirinya baru pertama kali ikut pemilu. Dan itu dilakukan didalam Lapas. Tito sendiri hanya mengetahui pasangan Calon Presiden dan Cawapres, sementara Calon Anggota Legislatif (Caleg) tidak begitu dikenalnya.

  “Memang selama ini KPU datang sosialisaai terkait cara Coblos, dan memperkenalkan nama nama caleg, tapi saya hanya hafal pasangan Capres Cawapres,” katanya.

  Dikatakan walaupun tidak begitu mengenal akan nama nama Celag, namun dirinya tetap menggunakan hak suara dengan baik. “Karena menurut KPU waktu Sosialisasi, kalau lupa nama caleg nanti coblos di Partai,” ujarnya.

  Sementara itu Abdul Hazar mengaku hanya mengenal sebagian nama nama Caleg.nDirinya juga baru pertama kali mengikuti pemilu didalam lapas. “Saya dapat undangan pencoblosan, karena DPT saya ada didalam lapas,” katanya.

  Dikatakan mekanisme pencolobosan di dalam lapas, terbagi sesuai Alamat KTP. Bagi WBP asal Kota Jayapura akan mendapatkan 5 jenis surat suara, sementara yang dari Kabupaten akan diberikan 3 jenis surat suara yakni Capres, DPD RI, dan DPR RI.

  “Sosialisasi dari KPU seperti itu, bagi Kami yang alamat KTP Jayapura coblos semua, tapi yang dari Kabupaten hanya dapat 3 surat suara,” bebernya. (*/tri)

Dapatkan update berita pilihan setiap hari dari Cenderawasihpos.jawapos.com 

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

Exit mobile version