Site icon Cenderawasih Pos

Paling Sulit Belajar Mandiri dan Mentransfer Ilmu dalam Implemetansi KM

Purnama Sinaga (foto:Mboik/Cepos)

Melihat Penerapan Program Sekolah Penggerak di SMP Negeri I Jayapura

Sekolah penggerak dan guru penggerak untuk tingkat satuan SMP sudah dijalankan secara bertahap sejak tahun 2021. Berikut pemaparan  Kepala SMPN 1 kota Jayapura, Purnama Sinaga terkait pelaksanaan program guru penggerak dan sekolah penggerak dalam implementasi kurikulum merdeka.

Laporan: Robert Mboik-Jayapura

Secara umum evaluasi mengenai program guru penggerak dan sekolah penggerak di Kota Jayapura menjadi wewenang dari Balai Penjaminan Mutu Pendiidkan (BPMP) Papua.

Namun dalam skop yang lebih kecil, mereka yang sudah terlibat penuh dalam Implementasi Kurikulum Merdeka (KM) ini,  juga punya catatanya sendiri.

   Untuk SMP Negeri 1 Kota Jayapura sudah mengimplementasikan kurikulum merdeka sejak tahun 2022 dan juga sebagai sekolah penggerak sekolah penggerak angkatan kedua.  Pengalaman yang didapat selama mengimplementasikan kurikulum merdeka,  ini merupakan penyempurnaan dari kurikulum sebelumnya dan juga dalam rangka mempercepat lost learning selama masa Covid 19.

   “Jadi kami melihat bahwa ini memang baik dan memang tahun 2024 ini sudah dijadikan sebagai kurikulum nasional,” kata Purnama Sinaga, Jumat (8/3).

   Saat ini, sekolah penggerak yang ada di Kota Jayapura,  khusus SMP yang  ada itu sekitar 9 sekolah.  Angkatan pertama ada sekitar lima sekolah,  angkatan kedua ada tiga sekolah dan angkatan ketiga ada satu sekolah.

   Dia mengaku dari hasil pemantauan selama ini, untuk sekolah-sekolah penggerak, progresnya bisa dilihat dari hasil raport pendidikan. Jadi capaian rapor pendidikannya itu meningkat,  mungkin dengan adanya implementasi kurikulum merdeka, lalu pembelajaran bermodel diferensiasi itu membantu pihaknya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran yang tentu berdampak kepada hasil belajar.

   “Jadi saya merasa sekolah penggerak itu sangat baik dan mungkin buat sekolah-sekolah yang belum menjadi sekolah penggerak tetap melaksanakan IKM, mengimplementasikan kurikulum merdeka dan juga kegiatan-kegiatan atau aktivitas-aktivitas yang ada di dalam kurikulum Merdeka itu, sehingga akan berdampak kepada,  rapor pendidikannya,” katanya.

   Kemudian,  khusus Guru Penggerak ini sangat membantu ketika mengimplementasikan kurikulum merdeka.  Ketika memberikan penguatan-penguatan kepada teman sejawatnya.  Maka peran guru penggerak itu di sekolahnya paling tidak itu sangat membantu di dalam memberikan penguatan-penguatan dan implementasi kurikulum merdeka.

   “Sesuai dengan program pemerintah bahwa guru penggerak kemudian akan disiapkan untuk menjadi kepala sekolah. Saya melihat itu baik dan mungkin perlu dilihat lagi tingkat kompetensinya yang lain,” ungkapnya.

  Selain dari sertifikat guru penggerak, dia berharap bahwa seseorang sebagai calon kepala sekolah dia memiliki kompetensi lain seperti kepribadiannya, visionalismenya dan juga sosialnya.

   “Saya berharap itu kemudian akan berdampak kepada peningkatan pendidikan di Kota Jayapura,” bebernya.

   Sejauh ini, sudah banyak sekolah yang melakukan pengimbasan kepada sekolah lain. Cara pengimbasannya  melalui MGMP, melalui MKKS bisa juga dengan mengundang sekolah-sekolah terdekat. Beberapa sekolah di Kota Jayapura sudah lakukannya.

  Dia  melihat ketika pihaknya melaksanakan  kegiatan kegiatan tingkat provinsi, di kabupaten lain pun juga melakukan hal yang sama.  Minimal mereka mengimbaskan praktek baik yang mereka sudah lakukan di sekolahnya.

   Lalu apa saja  kesulitan di  sekolah penggerak? Menurut Purnama Sinaga, guru penggerak dan sekolah penggerak itu mengimplementasikan kurikulum merdeka.   Yang paling sulit itu adalah ketika dia harus belajar secara mandiri, lalu kemudian dia bisa mentransfer ilmunya kepada orang lain. Dia bisa menerapkan apa yang dia bisa pahami, apa yang dia pelajari.  Karena model pembelajaran saat ini bukan seperti dulu,  dengan tatap muka secara daring.

   Saat ini tatap muka itu akan dilakukan pada saat lokakarya dan saat itu juga  pihaknya  melakukan refleksi. Selalu ada penguatan-penguatan dari fasilitator, namun itu tidak bisa diikuti oleh semua orang.  Itu hanya bisa diikuti oleh guru penggerak dan sekolah penggerak.

    Karena itu, perlu juga dari masing-masing guru untuk belajar secara mandiri melalui platform Merdeka mengajar dan juga mau belajar dari teman-temannya yang sebagai guru penggerak atau pun komunitas belajar di sekolahnya.

   Dia juga menilai  untuk guru penggerak di tingkat SMP,  dan sekolah penggeraknya itu selama ini progresnya bagus dan mereka aktif. Mereka juga terlibat dalam kegiatan pengimbasan atau berbagi praktik baik di sekolah, bahkan untuk di tingkat kota di masing-masing komunitas belajar.

   “Jadi menurut evaluasi saya guru penggerak dan sekolah penggerak yang ada di Kota Jayapura itu sudah baik, ini sudah tahun ketiga jadi untuk angkatan pertama tahun 2021 hanya tersisa beberapa bulan lagi untuk kontrak kerjanya sebagai sekolah penggerak setelah itu mereka akan dievaluasi dengan melihat rapor pendidikannya,” pungkasnya. (*/tri)

Dapatkan update berita pilihan setiap hari dari Cenderawasihpos.jawapos.com 

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

Exit mobile version